Mohon tunggu...
Lailatul Syadiyah
Lailatul Syadiyah Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer. Tertarik pada dunia religi, marketing manajemen, bussines, productivity, motivation, story telling, dan all about learning English.

Start from happiness

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ustadz Weemar Aditya Berbicara Perjalanan Hijrah (Part 1)

20 April 2021   16:13 Diperbarui: 20 April 2021   16:22 3403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Salah sau topik yang cukup menarik pada saat ini tentang perkembangan kehidupan keagamaan adalah tentang hijrah. Hijrah adalah suatu proses perubahan seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Apa saja sih yang bisa dirubah pada hijrah ini? Ya banyak sekali tentunya. Proses hijrah itupun juga sangat panjang.

Orang yang benar-benar ingin berhijrah harus paham makna hijrah yang sesungguhnya. Dalam sebuah proses menuju perubahan yang lebih baik disini yang dimaksudkan adalah untuk menjalani hidup yang tentu saja disesuaikan dengan syariat Islam.

Ustadz Weemar menjelaskan bahwa proses hijrah inipun juga haru mendalami dan menjalani Islam secara kaffah. Tidak boleh hanya memilih yang gampang-gampang saja, kemudian yang susah ditinggalkan. Dalam prosesnya tentu banyak sekali rintangan. Bisa dikatakan orang yang memiliki keinginan untuk berhijrah, maka  prosesnya sampai nafas terakhir.

Semakin orang ingin melakukan hijrahnya, semakin besar pula godaan yang datang kepadanya. Seperti kisah sahabat Nabi, Bilal bin Rabah (bangsa kulit hitam dari Ethiopia) yang masuk agama Islam ketika dia masih menjadi budak. Majikannya menyiksanya setiap hari agar Bilal mau meninggalkan Islam.

Ustadz Weemar menyelipkan cerita masa lalu, pada suatu hari Bilal disiksa oleh majikannya dengan membiarkan dia di bawah terik matahari di siang bolong dengan leher diikat. Abu Bakar yang sedang lewat dan melihat itu merasa sangat iba. Ia melihat dengan kepala sendiri Bilal ditelentangkan di bawah terik matahari dan dadanya ditimpa batu yang sangat besar, sehingga membuat napas Bilal sesak.

Kemudian Siti Asiyah, istri Fir'aun yang memutuskan untuk menyembah Tuhan Musa, pada saat itu harus mengalami hukuman berupa siksaan dari suaminya sendiri hingga meninggal.

Allah memberi ujian yang sangat  ada maksud dan tujuan. Seperti janji Allah bahwa Allah akan memberi ujian sesuai batas kemampuan umatnya.

Bersambung.....

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun