Mohon tunggu...
Istiqomah Sweet
Istiqomah Sweet Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, Penulis Freelancer, Ghostwriter, Book Author, Traveller

Nama asli Penulis Lailatul Istiqomah, S.M. Freelancer, Book Author, Ghostwriter, Content Writer. https://www.istiqomahsweet.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menjadi Milenial yang Cerdas dan Berjiwa Leadership

27 Mei 2021   19:09 Diperbarui: 13 Juni 2021   04:22 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


3. Harus Lebih Banyak Mendengar

Menjadi seseorang yang cerdas dan berjiwa leadership dalam hal intelektual dan emosional akan menjadikan seseorang tahu akan situasi dan juga kondisi pada lingkungannya.

Jadi sebagai pemimpin yang baik kamu harus bisa memilih untuk mendengarkan saat ada orang lain yang bercerita atau membagikan berbagai macam informasi kepadamu.

Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian merendah hingga tidak ada seorang pun meremehkan orang lain dan bersikap sombong kepada orang lain." (HR. Muslim).

Meskipun terkadang kamu tidak sependapat, kamu cenderung memilih untuk selesai mendengarkan informasi tersebut. Lebih memilih menghormati mereka yang sedang berbicara. Jika sudah selesai, barulah kamu akan menanggapi dengan ide atau pendapatmu. Karena, memotong pembicaraan orang lain bisa di bilang kita tidak memiliki etika dan sopan santun.


4. Tidak Membahas tentang Keburukan Orang Lain

Meskipun tidak mudah, terkadang membicarakan aib orang lain menjadi salah satu topik yang menarik saat berkumpul dengan mereka yang satu frekuensi.

Seperti firman Allah :

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka 'memakan daging' saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujurat:12).

Akan tetapi seseorang yang cerdas tahu jika sedang membicarakan keburukan orang lain sama halnya dengan menanam keburukan diri sendiri. Dalam artian aib kita bakalan dibahas di lain waktu oleh lainnya. Dari segi etika juga terlihat tidak memiliki kualitas dari dalam diri.

sebuah hadits, Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam pernah bersabda:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun