Indonesia dikenal sebagai negara maritim dengan ribuan pulau serta aneka bentuk perahu yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Perahu menjadi sarana transportasi penting  sejak dulu. Masyarakat Indonesia sejak zaman dulu dikenal sebagai pelaut ulung dan diabadikan melalui lagu anak-anak yang berjudul "Nenek Moyangku Seorang Pelaut". Lagu tersebut menggambarkan bagaimana nenek moyang kita dulu berlayar mengarungi samudera. Bahkan gambaran mengenai aktivitas yang terkait dengan laut dan perahu telah dijumpai sejak masa prasejarah melalui lukisan gua yang ditemukan di Sulawesi, Kalimantan, Maluku, dan Papua. Lukisan dinding dari masa prasejarah tersebut memberikan informasi penting terkait dengan laut dan keahlian membuat perahu.
Simbol mengenai bentuk perahu juga ditemukan pada Sarkofagus atau  dalam masyarakat Batak Toba di Sumatera Utara disebut dengan Parholian yang berfungsi sebagai tempat menyimpan tulang belulang kalangan ningrat. Bagian atas atau tutup Oahirlian dibuat menyerupai bentuk lunas perahu dan bagian bawahnya dibuat menyerupai bentuk badan perahu. Pahirlian atau Sarkofagus yang dibentuk menyerupai perahu melambangkan perahu arwah yang mengantar tokoh yang dikuburkan ke kehidupan berikutnya.  Lukisan mengenai perahu juga ditemukan pada relief Candi Borobudur. Bahkan bentuk perahu juga diimplementasikan dalam arsitektur rumah tradisional seperti rumah adat Nias di Desa Baomataluo
Pada era yang lebih modern saat kerajaan di Nusantara semakin eksis seperti Kerajajaan Sriwijaya, Majapahit, Samudera Pasai, Banten, hingga Ternate-Tidore, semuanya mengembangkan transportasi kapal sebagai armada kerajaan. Di Sulawesi Selatan dikenal  Perahu Phinisi y berkembang pada abad ke-14 dan menjadi icon dalam dunia pelayaran di Indonesia bahkan dunia bahkan telah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Di Ternate  dikenal perahu Kora-Kora yang digunakan oleh raja saat ritual kololi Kie Mote Ngolo yakni ritual mengelilingi pulau sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Perahu-perahu yang berkembang di Nusantara menjadi bukti keahlian masyarakat dalam membuat dan mengembangkan transportasi laut yang handal, kuat, dan aman dalam melayari lautan bahkan samudera. Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat Nusantara telah mampu mengembangkan teknologi perahu dan menaklukan lautan. Lautan dan perahu menjadi sarana penyatuan komunitas, Â budaya, dan perdagangan jarak jauh. Dari sumber-sumber sejarah diketahui bahwa banyak kapal pedagang asing yang singgah ke Nusantara untuk berdagang dan kembali ke tempas asalnya dengan muatan kapal yang penuh dengan produk dari Nusantara terutama rempah-rempah. Rempah-rempah dari Nusantara ditukar dengan produk dari luar seperti kain sutera dan keramik.Â
Perkembangan perahu Nusantara terus berlanjut hingga sekarang. Dapat dikatakan  semua wilayah di Indonesia membuat perahu dengan ciri khas dan keunikannya masing-masing. Tidak berlebihan jika dikatakan perahu menjadi salah satu identitas masyarakat Indonesia dan menjadi sarana dalam mewujudkan masyarakat yang Bhinneka tunggal ika.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI