Mohon tunggu...
Laila NurIzzati
Laila NurIzzati Mohon Tunggu... mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Etika Menjadi Konselor

25 Oktober 2017   18:27 Diperbarui: 25 Oktober 2017   18:42 1688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mencari seseorang yang beretika dan amanah di era yang sangat modern ini tidaklah mudah, karena interaksi orang jaman now ialah sering menggunakan media social dan sudah pasti akan terjadi kesalahpahaman. Akan tetapi setiap orang mempunyai karakteristik dan cara pandang yang berbeda. Selain karakteristik yang berbeda, cara pandang orang terhadap orang lain juga berbeda. Orang beretika menurut saya sendiri yakni dia yang mempunyai sopan dan santun, dia yang menghormati orang yang lebih tua darinya, dia yang menjaga amanah dan juga menjaga perkataannya.  Mungkin, dari perspektif orang lain berbeda.

Nah, ada beberapa etika yang harus diketahui oleh para konselor:

  • Konselor harus menghormati kliennya.
  • Dalam etika ini walaupun klien yang ia hadapi masih anak-anak maka, konselor tidak boleh semena-mena terhadap yang kecil saja tidak boleh bertindak seenaknya apalagi terhadap yang lebih dewasa atau lebih besar. Karena ditakutkan akan terjadi kesalahpahaman.
  • Konselor juga tidak boleh pilih kasih dalam memberikan bimbingan.
  • Pilih kasih disini dikarenakan beberapa unsur yang mengakibatkan perbedaan, entah itu dari segi ekonomi, segi jabatan, atau SARA. Konselor harus berlaku sama dan tidak boleh membandingkan.  
  • Konselor harus menjaga rahasia kliennya.
  • Seperti yang telah kita ketahui asas kerahasiaan yang berlaku dalam asas BK. Sebuah masalah yang diutarakan oleh klien kepada konselor harus menjadi suatu rahasia yang mana orang lain tidak boleh mengetahuinya. Dengan berlakunya asas BK klien akan merasa aman dengan masalah yang dia utarakan kepada pembimbingnya.
  • Konselor harus terbuka dengan saran yang diberikan kepada klien.
  • Saran yang diberikan kepada klien harus terbuka walaupun saran itu mungkin menyakitkan bagi kliennya namun suatu hal yang terbaik dalam mengatasi masalahnya.
  • Konselor wajib hukumnya bertanggung jawab terhadap kliennya.
  • Konselor berkewajiban untuk tanggung jawab terhadap kliennya, tanggung jawab seorang konselor dilihat dari masalah yang dimiliki oleh klien. Apakah sudah terselesaikan atau bahkan masalahnya menjadi semakin meluas? Tanggung jawab dari konselorlah yang akan menyelesaikan masalah yang dihadapi klien.
    Sumber: https://naynaimah.wordpress.com
    Sumber: https://naynaimah.wordpress.com

Sudahkah guru kalian mempunyai etika dalam bimbingan dan konseling di sekolah ??

Dari pengalaman penulis yang dulu tidak mempunyai guru BK resmi. Guru yang saya anggap sebagai guru BK adalah seorang guru mata pelajaran agama dan beliau seorang ketua koordinator guru di yayasan yang saya tempati. Menurut sudut pandang saya beliau sudah sangat beretika dan sangat professional dalam mengatasi masalah para siswanya.

Begitu banyak masalah yang dialami para siswa dan begitu beragam karakteristik para siswa namun beliau mampu mengatasi itu semua dengan bertahap. Akan tetapi perspektif orang lain mengatakan hal yang berbeda dari saya. Kebaikan yang dilakukan dan diusahakan oleh guru saya dianggap negative oleh salah satu teman saya. Dari situlah dapat disimpulkan saat kita menjadi konselor kita harus mengetahui karakteristik seseorang yang akan menjadi klien kita, dan etika yang kita gunakan harus menyesuaikan kondisi klien kita.

Sekian semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun