Menghirup kopi di depan teras bersama Ayah pagi ini memunculkan suasana yang berbeda.Â
" Kamu udah mau 20 tahun di tahun ini, harus fokus "
Mungkin ayah khawatir dengan kebiasaan gue dua tahun terakhir ini. selalu pindah-pindah tujuan karir, banyak keinginan, gampang banting stir.Â
Padahal gue mikirnya, mumpung gue masih kuliah kenapa ga dicoba semua. Kalo gue buat salah misal di bidang bisnis, pas bangkrut, "yaudahlah masih belajar" "gapapa pake uang tabungan ini" "masih untung mitranya temen sendiri". Â
Tahun pertama gue ikut BEM, belajar saham, jualan, dari semua itu yang cocok cuma saham dan jualan. Tahun kedua, kayaknya jadi influencer enak, gue coba-coba bikin konten Literasi Finance sama Mental Health&Cybercrime Aware, ternyata gue ga cocok di bidang itu.Â
" Loh kok bengong "Â
" Ga bengong, yah. Kilas balik hehe "
" Ayah dulu juga kayak kamu kak, umur 20-25 itu adalah quarter life manusia. Kita terlalu penasaran dan khawatir apa yang bakal terjadi di depan. Ayah pernah jualan baju istilahnya sekarang re-seller, nulis artikel di media massa, sampai jadi ketua cabang organisasi. Kita cuma perlu fokus dan tenang "Â
Jalan panjang menuju Desa Garung pagi ini beda dari biasanya. Udara segar menerpa wajah dan bau-bauan embun kayu jati saat kaca mobil dibuka, aku duduk kembali, menoleh buku I'm Becoming dari Michelle Obama dan mengingat kata-katanya saat terpikir untuk membuat komunitas sosial.
' I've to give something back '
Ya. I've to give something back. Lewat buku ini gue mau society know more about cybercrime, how to prevent, karna gue sendiri awalnya sangat awam.Â
