Mohon tunggu...
Leoni Agustina
Leoni Agustina Mohon Tunggu... Dosen - Aktivis Pendidikan dan Pemerhati Kehidupan Wong Cilik

LEONIE AGUSTINA S1 (JKT), Grad Dipl (SEAMEO-RELC, Singapore), MA (Univ of Essex, UK), PhD (Melbourne Uni, Australia)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mencuatnya Isu Mematahkan NEM, IPK, dan Ranking, Adakah Kaitannya dengan Peniadaan Ujian Nasional?

29 September 2020   12:45 Diperbarui: 3 Agustus 2021   15:42 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dok.istimewa

28 September 2020

Pertengahan Desembar 2019, beredar ramai di Medsos komentar MENDIKBUD Nadiem Makarim tentang NEM, IPK dan RANGKING yang dianggap tidak relevan dengan kesuksesan. 

Netizen saling berkomentar memuji Mendikbud Nadiem yang berani tampil beda dalam beropini dan terkesan sangat menjanjikan untuk perbaikan dunia pendidikan di Indonesia.

Namun beberapa bulan kemudian, ketika Mendikbud mengumumkan MENIADAKAN UJIAN NASIONAL untuk tahun 2021, maka Polemik pun tak terhindari. 

Mungkin karena terobsesi oleh kesimpulannya terhadap ketiga hal tsb diatas, maka keputusan ini diambil. 

Logikanya, kalau memang ketiga hal ini (NEM, IPK, dan RANGKING) diyakini tidak relevan terhadap kesuksesan, mengapa juga harus menghabiskan dana begitu besar untuk keperluan penyelenggraan Ujian Nasional? Timbul keinginan untuk memastikan bahwa Nadiem yang  membawa issue NEM, IKP dan Rangking kepermukaan. 

Penelusuran lewat liputan 6 Cek Fakta menyatakan TIDAK BENAR. Pendapat tentang tidak relevan nya NEM, IPK dan  RANGKING terhadap kesuksesan ternyata bukan milik mantan pendiri Gojek tsb.  Hal ini dapat ditelusuri melalui situs laduni.id dengan judul artikel "Prof Agus Budiyono: Mematahkan MItos NEM, IPK, dan RANGKING"   

Keinginan Pak Menteri Nadiem untuk meniadakan UN ternyata terlaksana lebih awal dengan adanya Pandemi Covid 19 ini. 

Pertama kali sistim Pendidikan Nasional kita di reduksi ke "sistim Pendidikan tingkat Kecamatan" dimana soal ujian dan penilaiannya dikerjakan dengan scope Kecamatan/sekolah masing-masing.  

Sesungguhnya, Ujian Nasional ini masih  bisa dilaksanakan mengingat persiapannya yang sudah matang, dan pelaksanaannya dapat mengadopsi pelaksanaan "UJIAN" tingkat kecamatan kemarin. 

Siswa mengerjakan soal melalui sistim aplikasi. Tentunya protocol kesehatan harus dikawal ketat. Meskipun ada survey yang menunjukkan banyak ORTU/wali murid dan peserta didik merasa lega dan "happy" bahwa UN 2020 ditiadakan, pastinya banyak juga yang kecewa. Bayangkan ketika mental sudah siap untuk "bertanding"dan rasa optimistik meningkatkan "fighting spirit"...tiba-tiba "pertandingan' dibatalkan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun