Mohon tunggu...
Nisa R
Nisa R Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat Rindu untuk Anies Baswedan; yang pak Anies lupa.

17 Mei 2017   11:41 Diperbarui: 17 Mei 2017   12:32 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pak Anies...semoga pak Anies mau meluangkan waktunya sebentar mendengar cerita saya....

Pak Anies...saya sedang dirundung masalah dengan tugas tugas kuliah saya. Laptop saya rusak dan musnah sudah semua file file saya...sedih rasanya pak Anies...sakit...hancur hati saya dibuat nya...padahal saya sudah tak bela belain jarang tidur...Berhari-hari saya ke kampus dengan penampilan bak zombie di the Walking Dead, lusuh, kumel, apek. Menu makananpun gak jelas setiap harinya. Saya makan apa saja yang penting bisa ngganjel perut. Saya menyalahi semua prosedur makan sehat. Alih alih ngunyah makan 32x, saya telen aja langsung makanan2 saya bak Anaconda. Tapi ada bright sidenya, saya sekarang bertransformasi pak Anies...dari oposan mie instan agak akut, menjadi simpatisan brand mie paling terkenal sejagad raya dari Indonesia punya pak Anies...tak mau peduli lagi saya sama kandungan michin yang konon bisa menurunkan kemampuan otak saya. Toh temen saya bilang terang-terangan, dia gak yakin saya punya otak! Jahat ya pak Anies... :(

"Lah trus ngapain situ curcol curcol ke ane?" Mungkin begitu tanggepan pak Anies selanjutnya. Iya...sebentar dulu pak Anies. Begini lo. Di tengah-tengah situasi menyedihkan dan payah ini...saya bener2 keinget Anda...Saya gak henti-hentinya membodoh bodohi diri saya pak Anies. Kok bisa lo...tugas berantakan....Saya jadi tobat pak Anies...ternyata sekolah di luar negeri memang gak gampang....Itu yang menyebabkan saya keinget Anda pak Anies....

Trus saya jadi bernostalgia... Betapa saya ini mengidolakan Anda... Anda ini role model saya. Saya sangat terkagum kagum bagaimana Anda bisa menjadi mahasiswa yang brilian. Anda dapat beasiswa, dapat penghargaan bergengsi, Anda adalah satu dari 100 tokoh intelektual dunia, aura Anda begitu positif, Anda berintegritas, Anda rektor termuda! rektor!!! Betapa tiap kali saya melewati Paramdina, yang ada di kepala saya adalah...Anda! Walalupun sesekali melirik beberapa mahasiswa2 (lucu) -waktu itu- yang bersliweran, tapi citra yang paling jelas adalah Anda! Anies Baswedan! Swear saya gak bohong.

Trus saya ketik nama Anda di youtube. Trus saya liat wajah pak Anies. Saya simak ide-ide hebat Anda saat dulu Anda masih dkenal sebagai rektor, tokoh inetelektual dunia, dan...seorang negarawan sejati!

Anda mengagumkan. Anda sangat bergairah membangun negeri melalui pendidikan. Anda kirim para pengajar ke daerah2 terpencil. Anda tunjukkan betapa Anda ingin mencetak anak-anak muda yang  dadanya penuh dengan semangat meraih cita-cita. Dunia pendidikan begitu bangga kepada Anda. Dunia pendidikan telah membuka pintunya lebar-lebar untuk dijadikan ladang perjuangan Anda. Dari statemen2 Anda, betapa Anda terlihat sangat nasionalis. Anda anti SARA. Anda sama sekali tak menunjukkan Anda simpatik dengan golongan2 radikal di negeri ini. Anda mengajak semua golongan untuk bersatu membangun negeri. Tak ada bahasa-bahasa agamis. Tak ada peci di kepala Anda. Anda tak memakai baju koko saat menemui ribuan mahasiswa di forum2 ilmiah. Anda terlihat santai dan idealis. Anda begitu bebas dengan ide-ide membangun Anda.  

Sampai akhirnya saat Anda mulai menapaki kaki di dunia politik, Anda bilang betapa negeri ini harus memulai dengan banyak hal baru, dan bukan orde baru! Itu kata Anda. Anda katakan bagaimana seharusnya menjauhkan diri dari pengaruh politik jaman dulu. Anda katakan bagaimana isu SARA bisa merobek-robek tenun kebangsaan saat disusupkan ke dalam kampanye politik. KArena kampanye politik bisa selesai. TApi isu SARA yang telah kadung dimasukan tak akan selesai sampai di sana dan akan terus berlangsung lama....PAk Anies...kenapa kok sekarang saya menangis.....Saya sedih sekali pak Anies...semua yang dikatakan pak Anies benar...tapi kenapa...kenapa pak Anies sendiri sekarang yang melakukan itu semua....pak Anies sekarang berada di kubu mana? Pak Anies sekarang menyuarakan siapa? Pak Anies sekarang berada di kubangan isu apa? ............... T_T

ISu SARA yang tekah disusupkan ke dalam kampanye2 Anda benar-benar tak mau padam pak Anies...kita sekarang harus bagaimana? Dada2 mereka lebih penuh dengan kebencian2 yang dibangun di atas label-label agama, ras, dan golongan. Mimpi Anda untuk memenuhi dada manusia Indonesia untuk membangun bangsa dengan pluralitasnya hancur baratakan sudah pak Anies....Mengapa masyarakat kita jadi intoleran begini pak Anies... Dan Anda pasti tahukan pak Anies, iming iming apa yang ditawarkan kepada para pemilih Anda? Pengakuan bahwa mereka adalah ahli syurga pak Anis! Bukankah itu menakjubkan? Baru kali ini saya menyaksikan syurga disuguhkan dalam Pilkada alih-alih program kerja. Dan neraka, neraka terasa dekat sekali dengan para pemilih lawan Anda. Bahkan saya pak Anies...sudah berapa kali saya dituduh munafik dan kafir....karena saya lebih fokus atas kerja keras lawan ANda yang telah merubah sistem bobrok menjadi sangat akuntabel dibandingkan satu kalimatnya yang tak ditujukanya untuk menistakan siapapun.

I miss the old you...I miss u pak Anies....Saya rindu kobaran semangat di matamu   yang mengajak semua orang di negeri ini untuk bersatu membangun negeri....belajar, bekerja keras, berani mengejar cita-cita...Saya rindu Anda yang mengibarkan semangat nasionalisme....Seharusnya saya mengungkapkan kerinduan saya ini dari dulu....  

Gara-gara tugas kuliah saya jadi baper begini.....Udah jam 10 malem. Kudu pulang...

Nisa

Di tengah angin menggigil di Auckland. Salam toleransi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun