CRITICAL ELEVEN
Novel berjudul "Critical Eleven" karya Ika Natassa yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta ini menceritakan sepasang insan yang memiliki kehidupan masing-masing. Hingga akhirnya mereka menjadi sepasang pasangan hidup. Bercerita tentang seorang wanita bernama Tanya Baskoro, seseorang yang mempertanyakan makna dan tujuan hidupnya, namun dibalik semua itu ia sangat menyukai tempat yang bernama Bandara. Tiga menit pertama ia bertemu sosok itu, Aldebaran Risjad, dan delapan menit hingga satu jam terakhir mereka saling berbagi cerita dan saling mengenal. Ale dan Anya pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Tiga menit pertama Anya terpikat, tujuh jam berikutnya mereka duduk bersebelahan dan saling mengenal lewat percakapan serta tawa, dan delapan menit sebelum berpisah Ale yakin dia menginginkan Anya.
Tema merupakan dasar utama dalam pembuatan sebuah cerita. Dalam novel ini menurut saya sang penulis mengusung tema yang berkisah tentang perjuangan seseorang dalam mempertahankan sebuah hubungan. Tema yang diusung yaitu kombinasi antara percintaan, kekeluargaan, dan kedewasaan dalam menyikapi sebuah hubungan. Hal ini terbukti ketika Anya tetap ingin bertahan bersama Ale meskipun beribu luka telah mengiris hatinya.
Alur yang digunakan dalam penulisan novel ini adalah alur campuran, namun yang sering dipakai adalah alur maju. Seperti novel-novel percintaan lainnya yang alurnya berjalan lambat, tetapi sang penulis, Ika Natassa, berhasil mengemas dengan apik jalan cerita pada novel ini. Penulisan novel ini seperti puzzle yang terbolak-balik tetapi membuat pembaca begitu penasaran dengan cerita yang ada di dalamnya. Di awali dengan pertemuan mereka di dalam pesawat selama tujuh jam dan mendarat disuatu tempat yang sama yaitu Sydney. Setelah sampai di negara tersebut mereka terpisahkan karena alasan pekerjaan mereka masing masing. Saat itulah Ale mulai menyadari bahwa dia dan Anya akan bertemu lagi, dan takdir memang berkata seperti itu. Singkat cerita akhirnya takdir menemukan mereka sehingga mereka menjadi sepasang kekasih dan berujung pada sebuah ikatan pernikahan. Tetapi, dalam mahligai pernikahan, mereka mengalami konflik yang benar-benar membuat pembaca penasran dan gemas untuk mengetahui akhir cerita mereka. Konflik itu datang, tragedi buruk yang mengubah segalanya dan kejadian buruk itu diperkeruh dengan ucapan Ale yaitu satu kalimat yang semakin memperburuk semuanya, satu kalimat yang sangat ia sesali, dan satu kalimat yang membuat Anya benci padanya.
"Mungkin kalau dulu kamu nggak terlalu sibuk, Aidan (nama anak mereka) masih hidup." -- Ale
Karena perkataan Ale tersebut Anya merasa begitu tersakiti dan teriris-iris perasaannya hingga jatuh sakit.Anya dibawa ke dokter, yang sekaligus membuat perempuan itu akhirnya mendatangi tempat peristirahatan anaknya untuk pertama kali. Anya positif hamil, dan kehamilannya itu membuat Anya akhirnya mengebelakangkan egonya dan berdamai dengan Ale, untuk kembali hidup berbahagia.
Bukti rasa cinta yang tidak melulu berupa aku cinta kamu, "I love you, saranghae, aku tresno kowe" "mencintai dengan seluruh dirimu; jiwa, raga, pikiran, ucapan dan tindakan" bertaburan di setiap bab.
Tokoh dan penokohan merupakan salah satu hal terpenting untuk membangun sebuah cerita. Dalam novel ini saya akan mengulas 4 tokoh yang mendukung kuat jalannya cerita ini, yaitu 2 tokoh utama dan 2 tokoh figuran yang selau ada buat tokoh utama. Pertama tokoh utama dalam novel ini yaitu Aldebaran Risjad atau biasa dipanggil Ale. Ale, lelaki yang memiliki kepribadian yang begitu baik, sabar, taat beragama, dan unik. Dia adalah seorang petroleum engineerdi Meksiko.
"selama berdiri menunggu dengan puluhan orang lain-lobi ini memang selalu ramai setiap menjelang jam makan siang-dan satu per satu mobil atau taksi masuk untuk menjemput, aku menebak-nebak yang mana mobil si petroleum engineer misterius itu". (hal 24)
"Ritual yang gue tunggu-tunggu dengan kerinduan setengah mati karena tidak sabar memeluk perempuan paling cantik yang selalu membukakan pintu itu buat gue". (hal 31)
Kutipan itu membukikan bahwa Ale merupakan lelaki yang unik dengan kata misterius yang tertera dalam kutiapan itu. kutipan yang kedua membuktikan bahwa Ale merupakan pria yang baik dan menyayangi ibunya dengan adanya kalimat perempuan cantic yang selalu membukakan pintu untuknya.
"Tiap gue merasa mulai goyah dan marah kepada hidup yang juga tidak bisa gue kendalikan ini, yang gue lakukan adalah membaca surat Dhuha berulang-ulang dalam hati".
Dari kutipan tersebut dapat saya simpukan bahwa Ale adalah seorang lelaki yng beriman dan taat beragama.
Tokoh utama kedua yaitu Tanya Baskoro atau biasa dipanggil Anya, seorang wanita karir yang sangat menyukai bandara yang bekerja sebagai management consultan tetap di Jakarta. Anya merupakan wanita yang sedikit egois, cool, ramah, tapi begitu mencintai Ale.
"Sayang itu satu dari tiga panggilann cinta Anya buat gue. Dua lagi: dickhead dan kebo. Tiga panggilan ini dia rotasi setiap hari, gue juga nggak tahu kenapa dan bagaimana polanya". (hal 40)
Dari kutipan tersebut sudah jelas membuktikan bahwa Any merupakan sosok waita yang cool dan begitu mencintai Ale dengan banyaknya panggilan kesayangan yang dia buat untuk suaminya tersebut.
Tokoh figuran yang mendukung jalannya cerita ini yaitu Agnes dan Tara, mereka adalah dua sahabat Anya yang awal perkenalan mereka dimulai dari pekerjaan yang sama. Mereka selaalu ada, perhatian, dan pengertian. Bisa dikatakan bahwa mereka adalah salah satu penyemangat Anya yang membuat Anya selalu kuat dan tegaruntuk menghadapi rumitnya mahligai rumah tangga yang dijalaninya.
"Aku duduk di tepi ranjang di dekat nakas, mengecek pesan di iPhone-ku, ada beberapa WA dari Agnes dan Tara.
"Anya sayang, udah nyampe rumah belum?"
"Gue nggak ditanyain?"
"Udah nyampe rumah, Agnes sayang? Tuh, puas?"
"Hahahah"
"Udah, thanks for tonight ya girls, I love u both so much," balasku
Kutipan teresebut membuktikan bahwa Anya, Agnes, dan Tara mereka merupakan sahabat yang sangat kompak dan perhatian satu sama lain. Apalagi Agnes dan Tara yang selalu memperhatikan keadaan Anya ketika sedang tertimpa musibah.
Secara keseluruhan latar tempat novel critical eleven ini bertempatkan di New York, Mahattan dan di Jakarta, Indonesia. Kedua tempat itu merupakan tempat tinggal Anya dan Ale setelah mereka menikah. Beberapa bulan sebuah masalah menimpa keduanya, Ale dan Anya tinggal di New York karena alasan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Tapi beberapa bulan menjelang melahirkan, dengan pemikiran yang begitu matang mulai dari adanya konflik-konflik kecil akhirnya Ale memutuskan untuk memboyong Anya ke Jakarta.
"Ketika pindah balik ke Jakarta dari New York, aku dan Ale udah terbayang-bayang nikmatya dipijat Mbok Dar. Obat jetlag paling ampuh! Ternyata Mbok Dar udh nggak bisa mijit lagi, mulai sakit-sakitan". (hal 259)
Dari kutipan tersebut sudah tertera jelas bahwaa Ale dan Anya blik ke Jakarta dari New York. Hal itu menjelaskan bahwa seblumnya mereka tinggal di New York sebelum merek kembali menetap di Jakarta.
Selain itu ada tempat lain yang mendukung jalanya cerita ini menjadi begitu menarik, karena tempat ini menjadi saaksi tentang hubungan mereka yang membuat pembaca leleh karena Bahasa yang digunakannya. Tempat ini yaitu toko buku dan bandara yang keduanya merupakan tempat yang disukai oleh Anya.
"Favoritku diantara semuanya adalah yang pernah ku baca dalam penerbangan dari Sydney --Jakarta, lima tahun yang lalu, setelah pertemuanku dengan Ale beberapa hari sebelumnya. Buku Antoine de Sain-Exupery berjudul Airman's Odyssey yng iseng kubeli di took buku bandara". (hal 329)
"Aku menerima lamaran Ale setahun setlah kami mulai pacaran. Lamaran yang isinya lebih mirip presentasi ke klien. Di mobil, pula, waktu aku mengantarnya ke bandara, dengan sopirnya sebagai saksi". (hal 37)
Cerita di novel ini sebagian besar kejadian/peristiwa terjadi pada malam hari dan pagi hari. Seperti ketika Ale dan Anya harus menjalani LDR karena tuntutan pekerjaan Ale yang harus berada di tengah lautan dan anya berada di tengah kota. Mereka melakukan video call melalui skype pada malam hari.
"7 Januari 2014, jam setengah ssepluh malam waktu Holstein lewat skype, tiga tahun setelah kami menikah, istri kesayangan gue ini memberi hadiah paling indah dalam 32 tahun sejarah hidup gue". (hal 59)
"Pagi iu sebelum zuhur, jagoan kecil yang sempat dititipkan kegue dan Anya walau sesaat, gue kembalikan ke pencipta-Nya". (hal 67)
Dikarenakan mereka pernah tinggal di dua negara yang berbeda, otomatis mereka pernah mengalami fase-fase dimana terjadi perbedaan tentang lingkungan sosial mereka. Baik dalam segi budaya, kebiasaan, cara hidup, ataupun hal lain yang berkaitan dengan aspek sosial lainnya.
"Di musim panas, kalau aku bisa pulang kantor agak cepat dan Ale memang sedang di New York, kami menyempatkan menonton film di event SummerScreen". (hal 128)
Sudut pandang cerita adalah arah pandang seorang penulis dalam menyampaikan sebuah cerita sehingga cerita tersebut lebih hidup dan tersampaikan dengan baik kepada pembacanya. Novel ini mampu mengangkat cerita yang ada di dalamnya lebih hidup, sehingga pembaca lebih menikmatinya. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang campuran, dimana mengkombinasi antara sudu pandang orang pertama dan orang ketiga. Ika natassa, sebagai penulis dalam novel ini terkadang 'masuk' ke dalam cerita dengan kata pengganti 'aku' baik sebagai Anya ataupun Ale.
"Setelah megalami bagaimana rasanya kalau gue kehilangan Anya, meskipun trnyata itu scenario bohongan, gue nggak bisa menahan diri lagi waktu Anya tiba-tiba muncul dihadapan gue".
"Saat ini Ale dan Anya yang menjadi satu, menjadi utuh, seperti dulu".
Ale dan Anya sebagai tokoh utama dalam novel ini yang pernah bertempat tinggal di dua negara yang berbeda, secara otomatis mereka mengalami kondisi lingkungan yang berbeda pula. Seperti saat mereka mengalami kehidupan di New York sangat berbeda drastis dengan kehidupan yang di Jakarta.
"Di ulang tahun pernikahan kami yang ketiga waktu kami sudah berada di New York, Ale membawaku makan malam di Le Bernardian, a Michelin starred restaurant di Manhattan, jangan tanya bagaimana caranya bisa mendapatkan meja disitu".
Selain di dukung oleh beberapa aspek yang medukung seperti tempat, budaya, dan cara penyampaiyan yang begitu memikat, penulis "Ika Natassa" mampu mengaitkan beberapa pengalamannya ke dalam cerita ini. Tidak hanya itu, ternyata sosok Anya yang dikenal sebagai wanita karir tidak lepas dari sang penulis yang ternyata juga seorang anita karir. Ika Natassa adalah seorang Banker. Menurut dia, hobi menulisnya perlu dikembangkan dan dia berhasil memikat para pembaca novel critical eleven ini terpikat. Critical eleven adalah novel yang bercerita tentang 2 orang yaitu anya dan Ale yang mengalami sebelas menit waktu krisis dalam penerbangan menuju Sidney. Setelah itu mereka menikah setelah menikah merka tinggal berjauhan karena pekerjaan ale adalah petroleum engineer yang pekerjaanya tidak menetap, sedangkan Anya adalah konsultan di Jakarta.
"Aku management consultant, dan terkadang aku me-rehearse presentasiku di depannya kalau sedang di Jakarta." (hal 37)
Ika Natassa lahir di Medan dan menempuh pendidikan sekolah menegah dasar di lowa, USA pada tahun 1995-1996 dan melanjutkan studinya sebagai sarjana ekonomi, akuntasi pada tahun 1997-2002. Ika natassa ini adalah penulis ovel romance yang karyanya sangat popular dikalangan para remaja. Sebenarnya ika natassa bukannlah seorang ppenulis murni. Beliau menulis hanya karena sebuah hobby, sama seperti TERELIYE yang hanya menjadikan membuat cerita hanya sebagai hoby yang harus dikembangkan. Ika natassa ini adalah seorang banker (pemimpin proyek-transaksi wholesaleBanking di Bank Mandiri) dan beliau selain hobi menulis Ika Natassa juga hobi menggambar dan fotografi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI