Mohon tunggu...
Nanda Laela Sofi Sasmita
Nanda Laela Sofi Sasmita Mohon Tunggu... 22107030125 Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga

trying to be better

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Fatherless : Seberapa Penting Peran Ayah bagi Tumbuh Kembang Anak?

11 Mei 2023   23:35 Diperbarui: 12 Mei 2023   10:33 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source : otcdigest.id

Disebut apakah seorang anak yang tidak merasakan peran ayahnya baik secara fisik maupun psikologis? Fenomena ini dapat kita sebut sebagai "fatherless". Kompasianer mungkin masih sedikit awam dengan istilah tersebut. Namun, perlu diketahui bahwasannya fenomena fatherless ini cukup banyak terjadi di Indonesia. Bahkan Indonesia disebut-sebut menjadi salah satu fatherless country dan masuk menjadi negara tanpa ayah tertinggi ke-3 di dunia. Mari kita bahas secara lebih mendalam untuk mengetahui penyebab dan dampaknya.

Fatherless muncul disebabkan oleh hilangnya peran seorang ayah dalam tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun psikologis. Sehingga, fatherless ini tidak hanya ditujukan bagi anak yang tidak merasakan peran ayahnya karena memang ayahnya tidak ada saja. Tetapi juga ditujukan bagi anak yang tidak merasakan peran ayahnya secara maksimal, sekalipun kehadirannya secara fisik ada. 

Misalnya, seorang anak yang tidak dapat merasakan peran ayahnya secara maksimal karena ayahnya terlalu sibuk bekerja sehingga hampir tidak ada waktu untuk keluarga. Secara fisik memang ada sosok ayahnya, tetapi secara psikologis anak tidak dapat merasakan perannya secara utuh. 

Kehadiran orangtua tentu saja menjadi hal yang sangat krusial dalam tumbuh kembang seorang anak. Keduanya memiliki peran masing-masing dalam pembentukan karakter anak. Namun pada kenyataannya, banyak anak yang hanya merasakan peran seorang ibu saja dalam kehidupannya. 

Banyaknya fenomena pernikahan di usia dini karena "kecelakaan" juga menjadi salah satu hal yang berpengaruh. Kondisi ayah yang terkadang belum siap secara mental dan belum bisa untuk bertanggung jawab sepenuhnya menjadi alasan mereka untuk memilih mengakhiri hubungannya dan bercerai. Sehingga kemudian sang ibu lah yang mau tidak mau harus menggantikan perannya.

Selain itu, krisis atau pun hilangnya peran ayah juga disebabkan oleh peran gender tradisional atau pola pengasuhan patrilineal yang masih banyak diyakini oleh masyarakat Indonesia. Mereka mempercayai bahwa mengurus anak adalah tugas ibu sepenuhnya dan tugas ayah adalah mencari nafkah. Padahal, tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh peran kedua orangtuanya. Tidak hanya ibu, peran ayah secara fisik dan psikologis juga sangat penting bagi anak.

Hubungan antara anak dan ayah dapat mempengaruhi kehidupan sang anak dari kecil hingga dewasa. Bahkan pola interaksi yang dilakukan oleh ayah dan anak, juga akan mempengaruhi bagaimana pola interaksi anak dengan orang lain. Peran ayah juga berpengaruh besar dalam pembentukan karakter anak. Umumnya, anak akan mencontoh ayahnya dalam hal peraturan dan bagaimana menegakkannya. 

Seorang anak juga cenderung akan mencari ayahnya untuk mendapatkan perasaan aman, baik secara fisik maupun emosional. Bagi anak perempuan, bahkan sampi muncul istila bahwa ayah adalah cinta pertama baginya. Sedangkan bagi anak laki-laki, ayah adalah sosok panutan atau role model seumur hidupnya. Lalu, bagaimana dampaknya bagi anak yang mengalami fatherless? Berikut beberapa dampaknya.

1. Anak jadi lebih agresif dan mudah marah

Studi psikologi menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh tanpa sosok ayah akan cenderung lebih agresif dan mudah marah. Marah yang dimaksud bukan hanya marah yang teriak-teriak dan melakukan kekerasan. Tetapi bisa juga marah yang di pendam dan tidak terlihat. 

Kemarahan yang seperti inilah yang justru lebih berbahaya karena dapat menimbulkan perasaan dendam dan sakit hati berkepanjangan. Hal ini jika terus dialami, maka akan mempengaruhi kehidupan sang anak ketika sudah berkeluarga. 

2. Percaya diri yang rendah

Anak-anak yang tumbuh tanpa peran ayah cenderung akan lebih introvert. Mereka akan cenderung menutup diri dari orang lain dan merasakan minder. Mereka merasa berbeda dengan anak-anak lainnya karena tidak merasakan pengalaman kebersamaan dengan ayah seperti anak-anak lainnya. 

Mereka cenderung tidak menjadi diri sendiri ketika di hadapan teman-temannya. Hal ini jika tidak teratasi, dapat berakibat fatal. Anak-anak yang kurang kasih sayang kebanyakan lari ke jalanan dan terjerumus dalam pergaulan bebas. Seperti minum minuman keras, tawuran, bahkan narkoba. 

3. Cenderung lebih mudah berbuat onar

Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa bagi anak laki-laki ayah adalah sosok role model dan panutan baginya. Namun jika perannya tidak ada, maka anak tentu saja kehilangan panutan. Hal ini berdampak pada perilakunya di sekolah maupun di kehidupan sosial masyarakat. Ada yang berbuat onar di sekolah, ada pula yang anjlok nilai akademisnya. Dalam kehidupan sosial, bisa saja mencuri, menjambret, begal, dsb.

Kesiapan secara fisik dan mental sangat penting sebelum memutuskan untuk menikah dan menjadi orangtua. Untuk dapat menurunkan fenomena fatherless di Indonesia, maka perlu dibangun kesadaran yang tinggi bahwa anak merupakan tanggung jawab kedua orangtuanya. Baik dalam urusan fisik maupun psikologis mereka. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk mempelajari ilmu parenting. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun