Mohon tunggu...
LADOFA DOREDO
LADOFA DOREDO Mohon Tunggu... Penulis

Pengamat Musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

OR Arbastra BRIN Ungkap Peran Perdagangan Rempah dalam Pembentukan Identitas Kota Padang

7 Juli 2025   22:43 Diperbarui: 30 Agustus 2025   19:40 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pelestarian Sejarah dan Budaya Kota Tua Padang

Hasil diskusi OR Arbastra -- BRIN dengan para pemangku kepentingan, seperti tokoh masyarakat, akademisi, pengelola cagar budaya, dan pemerintah kota, menekankan pentingnya pelestarian sejarah dan budaya Kota Tua Padang. Dalam hal tersebut, pendekatan partisipatif yang melibatkan komunitas lokal sebagai subjek utama pelestarian menjadi sangat penting. Kota Tua Padang bukan hanya kawasan situs perkotaan secara fisik yang penuh dengan jejak budaya bernilai sejarah, tetapi juga ruang hidup yang sarat dengan narasi sejarah dan interaksi antaretnik yang membentuk wajah kota hingga kini.

Beberapa catatan penting dalam sejarah dan dinamika kebudayaan Kota Tua Padang adalah sebagai berikut:

  1. Perdagangan Rempah sebagai Fase Krusial

Perdagangan rempah menjadi fase penting dalam sejarah Kota Padang, yang menjadikannya titik temu berbagai kelompok etnik dan budaya, termasuk Minangkabau, Nias, Tionghoa, India, Eropa, dan Jawa. Perdagangan tidak hanya membawa komoditas ekonomi, tetapi juga mempertemukan ideologi, sistem kepercayaan, dan cara hidup yang berbeda-beda, yang kemudian membentuk struktur sosial yang heterogen.

  1. Pencampuran Budaya yang Khas

Interaksi antara komunitas-komunitas yang berbeda budaya menghasilkan akulturasi yang khas, yang tercermin dalam arsitektur, bahasa, seni pertunjukan, kuliner, dan praktik keagamaan. Hal tersebut menunjukkan bagaimana komunitas yang beragam beradaptasi menciptakan harmoni sosial dalam konteks pluralitas.

  1. Kota Padang sebagai Persemaian Toleransi

Kota Padang juga menjadi contoh nyata dari toleransi etnik yang tumbuh secara organik. Masyarakat yang hidup berdampingan selama berabad-abad menunjukkan adanya kesadaran kolektif untuk menjaga kedamaian dan solidaritas meskipun ada perbedaan keyakinan, adat istiadat, dan bahasa.

  1. Transisi dari Pluralitas ke Multikulturalitas

Proses transformasi dari pluralitas menuju multikulturalitas di Kota Padang menggambarkan interaksi dan penghargaan aktif terhadap keberagaman. Perubahan tersebut terjadi melalui dialog sosial, pendidikan lintas budaya, dan negosiasi sosial antar komunitas.

Tim peneliti OR Arbastra -- BRIN mengharapkan Kota Tua Padang dapat terus melestarikan warisan budaya dan sejarahnya. Mereka juga ingin Kota Tua Padang dapat menjadi contoh nyata dalam membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis.

 (Dilaporkan oleh Muhammad Fadhli)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun