Mohon tunggu...
labib mumtaz
labib mumtaz Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa uin malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pembelajaran Sastra Anak yang Menggunakan Kearifan Lokal

27 September 2025   20:40 Diperbarui: 30 September 2025   20:25 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Sastra anak merupakan karya tulis berupa cerita, dongeng, dan puisi yang memang dirancang untuk pembaca anak-anak. Fungsi sastra anak bukan sekadar memberikan hiburan, melainkan juga menjadi media pembelajaran untuk menanamkan nilai-nilai moral, pengenalan budaya, dan pembentukan sikap positif. Supaya pembelajaran sastra anak lebih bermakna dan relevan, perlu dikaitkan dengan kearifan lokal yang ada di sekitar anak (Ibda & Wijayanti, 2022). menegaskan bahwa pendekatan ini mampu meningkatkan pemahaman anak terhadap budaya lokal sekaligus membentuk kepribadian yang baik.

Sastra Anak dan Manfaatnya untuk Pendidikan

Karya sastra anak memiliki beberapa kekhususan, yaitu menggunakan bahasa yang mudah dipahami, kalimat yang tidak rumit, dilengkapi dengan ilustrasi menarik, serta mengangkat tema yang dekat dengan dunia anak. Lebih dari itu, sastra anak dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengajarkan perilaku terpuji, tata krama, dan mengembangkan daya kreativitas. Bahwa sastra anak mengalami perkembangan yang pesat dari masa ke masa, dan kegunaannya semakin meluas, khususnya dalam bidang pembentukan karakter (Rindayanti dkk., 2024). Dengan demikian, sastra anak bukan hanya bacaan untuk mengisi waktu luang, tetapi juga alat pembelajaran yang sangat berguna.

Kearifan Lokal sebagai Materi Pembelajaran

Kearifan lokal merupakan sistem nilai dan tradisi yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat, seperti dongeng daerah, legenda, atau cerita mitos (Sugiarti & Lestari, 2023). menjelaskan bahwa cerita rakyat Indonesia kaya akan ajaran tentang tatanan sosial, kedudukan pria dan wanita, serta prinsip-prinsip kehidupan yang baik. Apabila cerita-cerita tersebut digunakan sebagai materi pembelajaran, anak dapat mempelajari sastra sambil mengenali kekayaan budaya bangsanya. Langkah ini juga berkontribusi dalam upaya pelestarian warisan budaya supaya tidak punah.

Kendala dalam Penerapan

Meskipun konsep pembelajaran sastra berbasis kearifan lokal menarik untuk diterapkan, masih terdapat beberapa hambatan. Pertama, ketersediaan bahan ajar yang mengintegrasikan cerita-cerita lokal masih terbatas. Kedua, para pengajar sering menghadapi kesulitan dalam menghubungkan cerita tradisional dengan kondisi kehidupan anak masa kini (Oktaviana dkk., 2022). menyarankan perlunya pengembangan bahan ajar yang inovatif, contohnya buku pembelajaran dengan konsep kecerdasan majemuk (multiple intelligences), agar anak lebih antusias dalam mempelajari sastra.

Penutup

Penerapan pembelajaran sastra anak dengan mengintegrasikan kearifan lokal merupakan strategi yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai luhur dan memperkenalkan kekayaan budaya kepada anak. Para pendidik dapat merancang kegiatan pembelajaran yang lebih inovatif dan menyenangkan supaya anak merasa terhubung dengan cerita yang dibacanya. Melalui cara ini, sastra anak tidak hanya berfungsi sebagai bahan bacaan, tetapi juga menjadi media pembentukan karakter dan pelestarian budaya bangsa.

Referensi

Ibda, H., & Wijayanti, D. M. (2022). Pembelajaran sastra anak berbasis kearifan lokal Indonesia: Tinjauan literatur sistematis. As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2), 123--136. https://doi.org/10.52484/as_sibyan.v6i2.437

Oktaviana, N. D., Sudikan, S. Y., & Subrata, H. (2022). Pengembangan buku ajar sastra anak dalam perspektif multiple intelligences untuk penguatan pendidikan karakter siswa kelas 2 sekolah dasar. EdukAsia: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 7(1), 45--56.

Rindayanti, R., Hamzah, R. A., & Nurfadilah, F. (2024). Sejarah dan karakteristik sastra anak. Jurnal Bima, 13(2), 201--210.

Sugiarti, S., & Lestari, F. A. (2023). Representation of femininity in Indonesian folklore. Kembara: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 9(2), 167--178. https://doi.org/10.22219/kembara.v9i2.25220

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun