Sekitar jam sembilanbelas lewat seperempat, Nisa ponakan kami datang ke rumah sambil menangis mengatakan bahwa Po yah sudah meninggal. Innalillahi Wa Inna ilaihi rajiuun.
Segera aku tulis status dan aku kabari karib saudara yang bisa aku kabari. Seperlunya saja. Sambil baca fatehah dan doa.
Saya tidak bisa mengiring jenazah Po yah ke pembaringan terakhir. Maafkan. Insya Allah doa kami untuk panjejengan Almarhumah Po Yah.
Sesuai rencana jenazah diberangkatkan jam sembilan. Sayup sayup aku mendengar seremoni pemberangkatan oleh Kyai Kyai desa kami. Aku dengar kyai suudi berdoa tahlil. Sambutan dari shohibul musibah adalah Kyai Adib. Sahabatku. Ya.....
Persaksian dan nasehat kepada kita yang hidup sayup terdengar. Melalui pengeras suara, ketika ditanyakan apakah termasuk wong sing sae, maka demi Allah saya bersaksi bahwa Po Yah wong apik. Beberapa bukti adalah donasi pembangunan masjid, sholat lima waktu dan Alhamdulillah anak perempuan yang kini menjadi mertuaku adalah perempuan sholehah yang berbakti kepada orang tua. Insya Allh.
***
Jam di laptop menunjukan pukul sembilan lebih dua puluh lima menit. 02/12/2020 Â persis helikopter lewat diatas kami. Saat saya mengetik ini. Dan seremoni pemberangkatan masih berlangsung. Kyai Adib memberikan nasehat hasanah tentang kematian.
Mugi-mugi arwah mbah Asiyah katampi Allah kalebet khusnul khatimah. Al fatehah.
Ingkang pungkasan kulo nyuwun paseksen bilih Mbah Asiyah kalebet ahli ibadah, kalebet tiyang sae napa sae..? , SAE SAE SAE al fatehah
Dilanjutkan doa pemberangkatan oleh Kyai Suudi. Allohuma Firlaha Warhamha Waafihi Wafuanha.
Saya bisa bayangkan keadaan itu...hanya bayangan saja.. asline mbuh kaya apa....jam setengah sepuluh persis  om Kin mengumandangkan adzan pemberangkatan.  Sugeng Kondur mbah..... Asiyah.