Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penantian Petani

22 November 2017   07:46 Diperbarui: 22 November 2017   08:44 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seakan malu-malu mentari menyinari seisi bumi di pagi ini

Belum lagi awan-awan hitam bergumul bertebaran sesakan cakrawala pagi

Mungkin langit hitam akan mencurahkan buliran hujan ke bumi

Karena tak kuat menahan beban diri dan rasa rindunya pada petani yang selalu mengharapkan tangisannya

Angin-angin nakal mulai berdatangan menyibak dedaunan hingga rok-rok mini yang duduk sembarangan

Awan pun perlahan mulai bergeser menebar menjauhi mentari pagi yang sudah mulai basi tanpa ejakulasi

Awan gagal meneteskab air mata pada bumi yang sedang di tunggu para petani

Angin telah gagalkan sebuah harapan yang dalam di lubuk hati para petani

Sampai kapan petani akan selalu menanti hadirmu dan tangisanmu lagi

Mungkin petani takkan sakit hati karena hidupnya selalu   berbakti dan menanti

Walau awan gelap tinggalkan pergi dan kini cerah kembali tanpa sedikit pun rasa frustasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun