Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentafakuri Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Karak Castle (Yordania) : Lambang Kemenangan Bijak Salahuddin Al Ayyubi

11 Februari 2025   05:30 Diperbarui: 10 Februari 2025   17:55 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karak Castel Lambang Kemenangan Bijak Salahuddin Al Ayyubi | Dok.Jordantours.net

Karak Castle (Krak de Moab) sejatinya bukan hanya sekedar warisan sejarah Yordania; ia adalah simbol pertemuan budaya yang kompleks. Mengingatkan kita pada konflik dan rekonsiliasi, pada kekuatan dan kelemahan manusia. Penaklukan Karak oleh Salahuddin al Ayyubi bukan semata hanya kemenangan militer; tapi pernyataan tentang kepemimpinan yang penuh kharisma dan sangat dihormati. Setelah berhasil memotong jalur pasokan benteng dan membuat garnisun di dalamnya kelaparan, Salahuddin al Ayyubi menerima penyerahan tanpa pertumpahan darah yang berlebihan. Kini, Karak Castle berdiri sebagai situs sejarah yang memikat penuh pesona bagi wisatawan dari seluruh dunia. Dari lorong-lorong bawah tanah yang gelap hingga menara-menara yang menawarkan pemandangan spektakuler. Di setiap sudut bercerita tentang fakta sejarah di dalamnya.

Karak Castle (Krak de Moab), Benteng Di Persimpangan Dunia

Dibangun pada 1142 oleh tentara perang salib sebagai bagian dari Kerajaan Latin Yerusalem. Karak Castle (Krak di Moab) bukan sekedar benteng semata. Di titik ini, dua peradaban bertemu. Dibangun sebagai pusat militer untuk menguasai rute perdagangan kuno yang menghubungkan Mesir dan Suriah. Dan Payen le Bouteiller, seorang bangsawan tentara salib, dikenal sebagai pendirinya.

Berada di atas bukit, pada ketingian 900 meter di atas permukaan laut. Karak Castle memberikan pemandangan luas ke Lembah Moab yang membentang disekitarnya, termasuk Wadi Mujib. Grand Canyon-nya Yordania.

Terletak di kota Al Karak City,  di King's Highway, sekitar 140 Km di Selatan Amman, Ibu kota Yordania;  ini adalah salah satu benteng terbesar dan terpenting. Bukan hanya soal batu dan mortar yang membentuknya. Ia adalah tempat di mana ambisi manusia berhadapan dengan batasan moral dan kekuatan iman. Drama epik yang membentuk sebagian sejarah Timur Tengah ini, dimainkan oleh tokoh besar Salahuddin Al Ayyubi dan Raynald de Chatillon.

Benteng militer bergaya Crusader ini memiliki elemen arsitektur Romawi, Bizantium, dan Islam. Berukuran memanjang  220 m dari utara ke selatan, dengan lebar 458 m. Dibangun dari batu kapur lokal yang kuat. Strukturnya terdiri dari ruang bawah tanah, gudang, dan menara pertahanan.

Benteng yang sulit ditaklukkan selama perang salib ini jatuh ke tangan Salahuddin Al Ayyubi pada 1188 ini memainkan peran sejarah yang besar bagi tentara salib untk mengontrol wilayah Transyordania. Di era Ottoman benteng ini menjadi garnisun militer dan pusat administrasi. Kini, benteng Karak menjadi objek wisata yang dikunjungi ribuan wisatawan setiap tahunnya. Di dalamnya terdapat museum yang memamerkan artefak dari berbagai periode sejarah, termasuk masa Crusader, Dinasti Ayyubiah, Masa Ottoman dan Islam lainnya.

Mengeksplorasi Karak Castle di Jordania | Dok. Pribadi
Mengeksplorasi Karak Castle di Jordania | Dok. Pribadi

Jejak Sang Waktu Dan Kemenangan Yang Bijak

Adalah Reynald de Chatillon, seorang bangsawan perang salib, salah satu penghuni yang paling kontroversial, kejam dan juga dikenal akan kebrutalannya. Ia sering melanggar perjanjian dan menyerang kafilah dagang muslim yang melewati wilayahnya. Ia juga mencoba menyerang Makkah dan Madinah, yang memicu kemarahan umat muslim dan pemimpin besarnya saat itu, Salahuddin Al Ayyubi.

Ia memutuskan menghukum Reynald dan merebut kembali wilayah-wilayah strategis, termasuk Karak, sebagai bagian dari kampanye militernya melawan tentara salib. Pada 1183, Pasukan Muslim dipimpin Salahuddin mengepung karak untuk pertama kalinya. Ada hal yang menarik saat pengepungan kali pertama ini, yang menonjolkan sisi kemanusian Salahuddin sebagai pemimpin besar Muslim. Dimana saat pengepungan tengah terjadi perayaan pernikahan Isabella dari Jerusalem dan Humphrey IV dari Toron. Salahuddin memerintahkan pasukannya untuk tidak menembaki menara tempat pasangan pengantin berada.

Baca juga: Al Quran Sahabatku

Walaupun benteng dihujani dengan kepetel batu besar dan mesin untuk menghancurkan dinding benteng, pengepungan pertama ini gagal karena adanya bantuan dari Raja dari Jerusalem, Baldwin IV, yang membawa bala bantuan untuk menyelamatkan benteng. Pengepungan ke dua pada 1184 juga mengalami kegagalan.

Salahuddin kembali pada tahun 1188, setelah kemenangan besarnya di Pertempuran Hattin pada 1187, dimana pasukan muslim berhasil menghancurkan kekuatan utama tentara salib di Levent. Reynald de Catillon ditangkap dan secara pribadi Salahuddin mengeksekusi Reynald sebagai balasan atasa serangan-serangannya terhadap umat muslim dan pelanggrannya terhadap perjanjian damai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun