“Masa panjang Pandemi Covid 19 tak akan meluluhlantakan komitmen kami dalam menjaga budaya bangsa Indonesia dalam berkreasi di bidang seni, khususnya sendratari Ramayana (Ramayana Ballet Purawisata-Jogja) yang telah hadir selama “43 tahun non stop perform” setiap malam di Purawisata Amphitheater-Jogja di kawasan wisata Mandira Baruga.
Kini Purawisata Amphitheater-Jogja tengah bertransformasi menjadi lebih baik. Dimana setiap orang, group, paguyuban, institusi dan lain sebagainya yang mengaku, berkiprah dan berkreasi di bidang seni dapat mengekspresikan diri di Purawisata Amphitheater. Sebuah bentuk komitmen serius menjaga budaya bangsa”
Sebuah ungkapan tersurat yang disampaikan pengelola Kawasan Wisata Mandira Baruga yang dahulu lebih dikenal dengan Taman Hiburan Rakyat (THR) di jalan Bridjend Katamso – Ireda, Jogjakarta. Kawasan hiburan rakyat yang kini lebih didedikasikan bagi upaya melestarikan budaya Jawa, khususnya sendra tari Ramayana. Yang telah eksis, tampil nonstop setiap malam selama 43 tahun menjaga seni budaya sendra tari Ramayana hasil kreasi anak bangsa. Sehingga Museum Rekor Indonesia (MURI) telah mengukuhkan dedikasinya pada tahun 2001.
“Rumah Bagi Para Seniman Indonesia” merupakan Tag Name baru yang akan disematkan pada “Purawisata Amphitheater-Jogja”. Di sini, di Purawisata Amphitheater-Jogja, tak hanya Ramayana Ballet Purawisata saja yang tampil berkreasi. Akan ada Ketoprak Humor Gaya Baru; Stand Up Comedy; Lagu Tembang Kenangan; Event Budaya Anak Bangsa (Melukis, dongeng rakyat Indonesia, Puisi, Tari kreasi dll); Hingga Nonton Bareng F1, GP dan Liga Football Dunia dan Nasional Yang menarik. Yang semua dikemas dalam tampilan yang menarik.
Memandang sosok bangunan Purawisata Amphitheater di Kawasan Wisata Mandira Baruga saat ini sangat berbeda dengan tampilan sebelumnya. Kini wajahnya berubah total. Sebuah rangkain lukisan mural Tiga Dimensi karya pelukis muda Indonesia yang tinggal Purworejo bersama team seniman lukis nya telah merubah penampilannya. Kini Purawisata Amphitheter-Jogja ini tampil lebih memukau.
Di sisi kiri pintu utama. Terlihat Sosok Hanoman, Kera Putih yang menjadi Ikon Ramayana Ballet Purawisata dengan garang memecahkan tembok istana kerajaan Alengka. Kerajaan para raksasa dengan Rahwana sebagai Raja nya. Lukisan mural tiga dimensi ini tampil dramatis menghamburkan batu-batu besar dengan latar belakang kebakaran besar yang melanda istana Alengka. Point ini dapat menjadi spot selfie yang menarik bagi pengunjung Purawisata Amphitheater sebelum melihat pertunjukan.
Di sisi kanan pintu utama. Kecantikan dan ketampanan Rama dan Sinta bisa terlihat. Rama dengan gagah merenggangkan busur panahnya. Busur dan anak panah dilukis keluar dari frame. Seolah keluar dari dunia maya menuju dunia nyata. Bila pengunjung Purawisata Amphitheater berdiri persis di depan anak panahnya, maka seolah-olah panah itu menyasar pada dirinya. Point lokasi ini merupakan spot selfie yang menarik dan dramatis.
Bidang dinding di atas pintu utama menampilkan lukisan para tokoh Ramayana Ballet Purawisata. Rama, Sinta, Laksmana,Hanoman,Jatayu Sang Burung Garuda, Kijang Kencana, Rahwana dan Kumbokarno menyatu dalam satu frame lukisan. Seakan menyatakan sebuah pesan perdamaian bahwa mereka tetap satu walau berbeda peran dalam sendra tari Ramayana yang dilakoninya. Pesan spiritual bangsa Indonesia. Sebagai bangsa besar yang berbeda-beda suku bangsa, bahasa dan agama, namun tetap bersatu.
Di sisi kiri berjarak 10 meter dari titik lukisan Rama dan Sinta, terlihat sebidang dinding besar yang dilukis secara dramatis. Menampilkan sebuah moment yang terjadi pada adegan Ramayana Ballet Purawisata. Hanoman Obong. Dimana terjadi peristiwa pembakaran Istana Alengka dan peperangan dahsyat antara kelompok Rama dan Rahwana. Pembakaran Istana Alengka ini didramatisir dengan lidah api yang menyala dalam lukisan. Membakar Istana, bangunan-bangunan sekitar Istana, taman hingga hutan yang ada di dekatnya. Seekor monyet biru anak buah Hanoman terlihat meloncat, terjun bebas dari pohon besar yang terbakar menuju arena pertempuran.
Di luar tembok Istana yang sudah dijebol Hanoman terlihat Rahwana, Kumbokarno dan pasukan raksasanya tengah bertempur dengan Rama, Laksmana, Hanoman putih dan pasukannya. Dengan kostum aneka warna Biru, Pink, Hijau dan Kuning. Sebuah tampilan yang menarik sebagai anak buah Hanoman tentunya. Ekspresi warna lukisan yang disesuaikan warna dan karakter dalam pentas Ramayana Ballet Purawisata. Yang simbulnya logo tertera pada dinding lukisan. Memberi makna pemilik cerita yang terlukis pada dinding besar tersebut.
Point area ini menjadi spot yang sangat menarik sebagai latar belakang foto group atau wefie. Didukung dengan penempatan lampu sorot yang ditata pada titik yang tepat, menampilkan efek gambar lukisan yang dramatis dan sangat menarik. Apalagi dilakukan jelang pertunjukan Ramayana Ballet Purawisata. Dimana hari mulai gelap. Efek dramatis gambar menjadi lebih dahsyat.
Itu baru dari sisi luar. Saat kita mulai menjajaki kaki pada awal pintu masuk. Pemandangan menakjubkan akan terlihat. Di bagian lantai bila kita perhatikan secara seksama, maka kita akan melihat jurang dalam mengangga ke dasar laut. Tebing-tebing curam terjal seakan menunggu mangsa bagi mereka yang lengah. Di bawahnya terlihat lautan luas siap menerima mereka yang jatuh. Lukisan tiga dimensi di lantai ini sangat atraktif memberi efek kehadiran jurang dalam dengan laut biru di bawahnya.
Di sisi kanan akan kita lihat pasukan Hanoman tengah bersiap menyerang. Yang dalam episode cerita Ramayana, mereka harus menyeberangi lautan luas dan jurang terjal untuk mencapai Istana Alengka. Sementara di hadapan mereka, sisi dinding sebelah kiri; terlihat pasukan raksasa anak buah Rahwana sudah menghadang dengan wajah garang dan mata melotot marah. Di hadapan kita akan terlihat lukisan Rama tengah mengarahkan panahnya kepada Rahwana dalam sebuah adegan pertempuran.
Dari sisi kiri dan kanan utama dimana tangga menuju panggung amphitheater berada, dilukis dengan aliran air laut dengan jurang-jurangnya. Mengalir deras dari tangga menuju jalan utama pintu masuk. Efek suara gemericik aliran air dan bunyi burung yang keluar dari sebuah audio menjadi pelengkap suasana. Seakan berada dikeadaan alam sebenarnya. Fantastis.
Lokasi ini adalah tempat favorit untuk foto dengan gaya dramatis. Seolah kita akan terjatuh dari jurang dan masuk ke dalam laut dalam. Atau ikut berperang menjadi kelompok Hanoman atau Rahwana di kedua sisi dinding. Atau berjalan ketakutan dipinggir jurang diantara pertempuran Rama dan Rahwana. Semua bisa dilakukan. Yang pasti dramatis dan eksotis sebagai spot foto selfie atau wefie. Luar biasa.
Bila kita terus melangkah menuju tangga, maka kita seakan berada di pinggir jurang terjal atau di tengah laut. Karena semua anak tangga dilukis dalam tiga dimensi,lengkap dengan hutan di sisi kiri dan kanannya. Hingga di tangga terakhir kita dihembus angin dari blower fan yang memberi kesejukan tersendiri; sebelum kita memilih tempat duduk yang sesuai dengan sudut pandang kita melihat pertunjukan Ramayana Ballet Purawisata.
Sebuah Panggung lantai besar menjadi sentral. Dengan latar belakang sebuah gapura joglo khas Jawa menjadi focusnya. Sebuah “Gunungan” pewayangan diletak persis ditengah pintu Gapura. Menjadi Sentra focus tempat keluar masuknya para penari dalam Santra tari Ramayana nanti. Di sisi kiri kanannya terdapat gazebo joglo berbentuk bujur sangkar. Dimana gamelan dan sinden menjadi penguasanya. Mereka yang memainkan perannya adalah tokoh-tokoh sentral yang membuat Ramayana Ballet Purawisata-Jogja bergerak mengikut irama; berbagi ritme cerita dalam alunan nada gamelan dan sinden yang terdengar indah dan syahdu. Bertutur dalam bahasa jawa yang santun, penuh adab, tata karma dan bahasa yang tinggi. Bercerita sebuah kisah tentang; cinta, kesetiaan, amarah, tanggungjawab, hak membela kebenaran walau di dalamnya terkadang terselip keraguaan dan ketidakyakinan.
Di hadapan panggung tergelar tempat duduk penonton bagaikan amphiteather zaman Romawi dahulu. Sebuah bangku batu disusun sedemikian rupa dalam penataan yang elok. Bergerak bertingkat ke atas membentuk formasi theatre yang terbagi menjadi lima zona. Membentuk setengah lingkaran, nyaris mengelilingi panggung utama. Masih ada sedikit bidang jarak antara panggung dan tempat duduk. Yang diantaranya juga terdapat penyekat yang berfungsi sebagai ornament penempatan lampu hias.
Purawisata Amphitheater ditutup oleh kerangka besi yang menaungi pertunjukan dan penonton yang menikmatinya sehingga seakan berada di suatu ruang. Namun pengelola tidak menutup semua dinding penyekat. Sebagian dibuat terbuka sehingga menampilkan dekorasi interior Amphitheatre semi open air. Sebuah konsep kreatif yang perlu di apresiasi.
Selanjutnya penonton akan disajikan sebuah pentas Ramayana Ballet Purawisata yang secara materi tak kalah dengan pertunjukan seni berkelas dunia berdurasi satu setengah jam dalam episode lengkap. Pertunjukan dibagi menjadi beberapa episode seni tari yang indah dan mempesona.
Di beberapa episode, penonton tertawa dengan tingkah lucu monyet-monyet kecil anak buah Hanoman serta tingkah laku Rahwana merayu Sinta di taman yang berada dalam tahanan-nya. Sementara di episode lain, ada adegan aktraktif dan dramatis saat episode Hanoman obong. Semua menarik hingga akhir pertunjukan. Pada akhir pertunjukan, penonton diperkenankan foto bersama para pemain peran Ramayana Ballet Purawisata-Jogja, sebagai kenangan tak terlupakan.
Sesuai dengan rencana pengelola. Purawisata Amphitheater-Jogja ini akan terus bertransformasi menjadi lebih baik. Menjadi Amphitheater yang bisa tertutup dan semi terbuka. Dilengkapi dengan support teknologi untuk menjadikannya panggung yang bisa menampilkan kreasi seni secara maksimal. Teknologi panggung hiburan yang dibutuhkan para seniman yang akan berkreasi tanpa batas. Nantinya semua ekspresi seni bisa tampil maksimal di sini; dengan kehadiran screen besar LED yang akan memberi latar belakang visual hidup yang mendukung semua pentas karya seni. Sehingga tampilannya akan semakin memukau. In syaa Allah.
Pada saatnya nanti, di atas pangggung Purawisata Aphitheter ini akan banyak tampil seniman-seniman Indonesia yang akan berkreasi dengan aneka kreasi yang diciptakannya. Kreasi anak bangsa yang harus diberikan tempat yang seluas-luasnya untuk berekspresi dan berkreasi untuk menjaga budaya bangsa; melestarikannya; dan dengan bangga mempersembahkan kepada dunia serta generasi berikutnya. Inilah budaya asli bangsa Indonesia. Bangsa yang besar yang tetap menjaga dan melestarikan budayanya.
Kiranya kehadiran Purawisata Amphitheater-Jogja ini akan memberi makna tersendiri bagi D.I. Jogjakarta. Dimana Purawisata Amphitheater ini bisa menjadi tempat mangkal, berekspresi dan berkreasinya semua seniman Indonesia. Hingga saatnya, semua harapan tersebut dapat terwujud nanti. Rasanya sangat layak bila kita menyatakan bahwa; Purawisata Amphitheter-Jogja, Rumah Bagi Para Seniman Indonesia. Semoga. In syaa Allah. Allahuma aamiin.
Jkt/Ksw/23032022/41
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI