Mohon tunggu...
kusniawati
kusniawati Mohon Tunggu... Diplomat - Mahasiswi/ Hubungan Internasional/ Universitas Darussalam Gontor kampus putri

mahasiswi hubungan internasional, hobi membaca dan menulis dan salah satu karya yang telah di terbitkan adalah Sahabat until Jannah. penulis wattpad Amatir.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Analisa Segitiga Konflik Johan Galtung dalam kasus Genosida Rwanda: Diskriminasi Perempuan

30 September 2022   09:54 Diperbarui: 30 September 2022   10:02 1280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teori: Realisme

Thomas Hobbes, salah satu ahli teori realisme, memandang manusia pada dasarnya bersifat egosentrik dan konfliktual kecuali bila terdapat kondisi di mana manusia dapat hidup berdampingan. [7]Dalam hal kepentingan pribadi, manusia cenderung mengandalkan diri sendiri dan termotivasi untuk mencari kekuatan yang lebih besar. Kasus deskriminasi perempuan dalam kasus Rwanda jika diteliti menggunakan teori Realisme, maka akan memcul berbagai fakta yang mencerminkan sifat Egois, kekejaman dan konfliktual  dari Etnis Hutu. 

 

 

Analisa Konflik berdasarkan Pohon Konflik:

Dok. pribadi
Dok. pribadi

 Dari konflik Genosida Rwanda, jika kita Analisa menggunakan Pohon Konflik maka kita akan menemukan fakta-fakta baru maupun akar dari penyebab terjadinya konflik. Penulis akan mencoba menguraikan siklus serta cabang dari Genosida Rwanda menggunakan Pohon Konflik.

 

  • Bagian daun dan Ranting Pohon , Seperti yang diberitakan dalam Media, bahwa kasus Genosida Rwanda merupakan bentuk penolakan dari Etnis Ekstremis Hutu terkait Piagam Arusha. Dan berawal dari penembakan Presiden Habyarimana dan kelompok bersenjata Hutu langsung memblokade Rwanda serta membunuh siapa saja yang menandatangani atau mendukung pengesahan Piagam Arusha. Dalam Piagam Arusha, Presiden Habyarimana mempunyai misi untuk menyatukan Etnis-Etnis Rwanda dan pembagian tugas untuk Etnis-Etnis tersebut.  Mulai dari pastor, pejabat pemerintahan sampai masyarakat sipil yang berasal dari Etnis Tutsi dan Hutu Moderat semuanya dibanatai habis oleh Etnis Ekstremis Hutu.[8]
  • Bagian Badan Pohon ,Dalam kasus ini, penulis akan menguraikan konflik ini dari sudut pandang penulis. Bahwasanya fenomena ini membawa dampak yang sangat besar bagi kaum perempuan yang berasal dari Etnis Tutsi. Yang mana, kaum perempuan sampai mengungsikan diri di negara-negara tetangga dan kaum perempuan mengalami berbagai kekerasan baik itu bersifat kekerasan fisik maupun mental.
  • Dalam hal ini, perempuan-perempuan dari Etnis Tutsi mengalami kekerasan Fisik seperti pemerkosaan yang dilakukan oleh Etnis Hutu. Etnis Hutu melakukan kekerasan seksual dengan tujuan supaya anak yang di lahirkan oleh mereka mempunyai Etnis campuran dan bukan dari Etnis Tutsi. Tidak hanya sampai disitu, berbagai penyakit timbul akibat kekerasan seksual tersebut, seperti penyakit HIV/AIDS yang diderita oleh perempuan-perempuan Tutsi. Dan perlakuan Etnis Hutu yang sangat tidak manusiawi terhadap perempuan yaitu dengan memutilasi kewanitaan perempuan-perempuan yang telah mereka lecehkan secara fisik.[9] Tidak hanya kekerasan secara fisik, kekerasan secara Mental pun turut di peroleh oleh perempuan-perempuan Tutsi. Banyak dari Perempuan Tutsi yang mengalami trauma, rasa khawatir dan mengalami PTSD.
  • Bagian Akar Pohon, Dalam kasus Genosida Rwanda, yang harus digaris bawahi yaitu bahwasanya kasus ini buakan hanya terkait konflik Etnis. Akan tetapi banyak berbagai pihak yang di untungkan dari konflik tersebut, seperti: 
  • Etnis Ekstremis Hutu, dalam kasus ini Etnis Ekstremis Hutu yang merupakan penduduk mayoritas sangat diuntungkan karena ke khawatiran mereka terkait Etnis Tutsi yang akan menguasai mereka akan segera musnah dan mereka bisa dengan luasa menduduki kursi pemerintahan. Karena yang memegang sector-sektor pemimpin dan pemerintahan mayoritas dari Etnis Tutsi. 
  • Kaum Elit, dalam kasus Genosida Rwanda bisa dilihat bahwa kelompok Elit merupakan kelompok yang sangat diuntungkan. Dengan kekuasaannya, kaum Elit melakukan Propaganda untuk membinasakan seluruh kaum Tutsi dan Hutu moderat. Mereka melakukan propaganda media dengan menjelek-jelekkan perempuan dari Etnis Tutsi dan Hutu moderat dan mengancam siapapun yang berani memperistri maupun menjadikan perempuan Tutsi sebagai selir.
  • Deskriminasi Perempuan. Yang terjadi dalam kasus ini adalah adanya deskriminasi perempuan. Sebelum terjadi Genosida Rwanda, perempuan Etnis Tutsi menduduki sector-sektor pemerintahan. Dan karena kasus Genosida Rwanda, kaum perempaun diperlakukan secara tidak manusiawi dan Etnis Hutu mengancam serta mempengaruhi Etnis mereka untuk melakukan kekerasan fisik, mental maupun simbiolis terhadap perempuan.

Analisis segitiga Johan Galtung

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Dari kasus Genosida Rwanda, jika di Analisa menggunak segitiga Johan Galtung terdapat tiga Efek yaitu Kekerasan langsung, Kekerasan Struktural dan Kekerasan Kultural. Penulis akan mencoba menguraikan Analisa segitiga Johan Galtung dalam kasus Genosida Rwanda.

  • Kekerasan Langsung, dapat kita lihat dalam kasus ini telah memakan 800.000 jiwa dan hampir  menelan 1 juta jiwa. Dan bisa dikatakan telah memusnakan hamper seluruh Etnis Tutsi dan Hutu Moderat di Rwanda.
  • Kekerasan Struktural, kekerasan yang di alami oleh perempuan dari Etnis Tutsi dan Hutu Moderat mempunyai dampak yang sangat mendalam. Yang mana akibat dari kekerasan seksual tersebut, perempuan-perempuan Etnis Tutsi harus mengalami sakit secara fisik maupun mental.
  • Kekerasan Kultural, akibat dari Kekerasan mental maupun fisik yang di alami oleh perempuan-perempuan dari Etnis Tutsi, menyebabkan mereka mengalami trauma dan stress.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun