Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Saya Tak Akan Mau Mencoblos Jokowi Lagi

13 Juni 2019   21:12 Diperbarui: 13 Juni 2019   21:18 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Memilih adalah keniscayaan dalam hidup kita. Hidup adalah serangkaian pilihan yang terus menerus saling bergantian yang pasti dihadapi setiap manusia. Dia harus memilih dalam menentukan kelanjutan studynya, memilih pekerjaan apa yang cocok dan disenanginya, memilih perempuan yang akan mendampingi sepanjang hidupnya, memilih siapa wakil dan pemimpinnya di pemerintahan dan sebagainya.

Saya dalam Pileg Kemarin memili PKB, dalam Pilpresnya Saya memilih Pak Jokowi dan KH Maruf Amin. Saya memilih dengan perasaan senang dan sadar lahir dan bathin dengan segala pengetahuan dan keyakinan yang saya miliki.

Memilih Jokowi adalah memilih Akal sehat dan keluhuran akal budi. Memilih KH Maruf Amin pun juga sama. Semuanya demi kebaikan republik ini. Setiap orang pasti ingin memilih orang yang baik demi sebuah cita-cita yang baik bagi diri dan negaranya. Sudah ribuan judul artikel dengan beragam ulasan yang menullis tentang Jokowi dan lawan tandingnya Prabowo Subianto. Begitupula yang membahas seputar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang melatari keadaan saat ini. 

Tentu saja ada yang menilai dengan dasar data, fakta, dan berbasis keilmuan, Ada pula yang berbasis framing dengan diawali dengan kecenderungan subjektivitas, emosional dan benci dendam.

Dengan sarana medis sosial dan WA group semua berseliweran saling bersahut-sahutan. Virus menebar masuk ke otak-otak dan mempengaruhi pikiran dan perasaan publik. Sehingga berhadap-hadapanlah secara diametral antara kubu Cebong dan Kampret untuk mengidentifikasi pendukung Jokowi dan Prabowo.

Saya meyakini bahwa Jika alam sadar publik dan rakyat Indonesia mampu membaca secara jernih apa yang dilihat, di dengar dan dirasakan, pastilah akan mampu membedakan kualitas, kapasitas dan kepribadian masing-masing calon yang di dukungnya. Semua terlihat jelas dan terang benderang. Apakah itu bahasa verbalnya, bahasa tubuhnya, maupun bahasa pola dan gerakan diri dan kelompok pendukungnya.

Seorang Jokowi adalah sosok yang secara sadar dipilih oleh saya dan 84 Juta Rakyat Indonesia lainnya. Dan kita tinggal menyisakan pernak-pernik pertarungan yang tersisa di gedung MK dan ruang-ruang perdebatan di layar sempit medsos di Handphone pintar kita.

Kita tinggal menyaksikan bagaimana orang yang telah kita pilih mampu meneruskan kerja dan karya nyatanya untuk membangun dan menyejahterakan rakyat dan bangsa Indonesia. Sungguh, saya kapok dan tak mau memilih Jokowi lagi nanti pada Pilpres 2024 yang akan datang. Cukup sekian yaa Pak Jokowi. Hatur Nuhun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun