Mohon tunggu...
Kurniawan Dwi Budifiyanto
Kurniawan Dwi Budifiyanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Planologi Unej

take care

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sistem Pertanian Suku Sasak

8 Desember 2019   21:42 Diperbarui: 8 Desember 2019   22:01 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pembangunan struktir pertanian dalam kearifan lokal iyalah bagaimana daerah tersebut mengembangkan sektor pertaniannya secara kolosal sehingga pertanian tersebut terkembangkan menjadi ciri dan corak pertanian di daerah tersebut. Perkembangan pertanian dalam kearifan lokal tersebut berkembang karena suatu sebab yang sangat mendasar sehingga sistem pertanian tersebut dalam waktu ke waktu di pertahankan di daerah tersebut.

Pada penerapan pertanian Suku Sasak di Dusuk Sade, Kabupaten Lombok Tengah penerapan pertaniannya meggunakan sistem tadah hujan. 

Pertanian Tadah Hujan merupakan sostem pertanian yang memanfaatkan air hujan sebagai dalam sumber irigasinya. Sistem pertanian ini biasanya di terapkan di daerah yang ladang pertaniannya jauh dari sumber mata air atau minim sekali ketersediaan airnya. Walaupun hasil produktif pertanian tadah hujan sangatlah minim karena kondisi tanahnya sendiri yang sangat bersar mengalami degradasi sehingga kondisinya sendiri rawat untuk di tanami dan perlu perngolahan ekstra. Namun pertanian tadah hujan memiliki potensi dalam pengolahan air hujan dan kelembaban tanahnya juga. 

Sistem pertanian tadah hujan sangatlah mengandalkan curah hujan dalam manejerial persawahannya, maka dari itu kegiatan bercocok tanam hanya bisa dilakukan pada saat musim hujan sehingga pada umumnya sawah tadah hujan hanya di panen satu kali dalam setahun. Intensias penggunaan tenaga kerjanya di sawah tadah hujan lebih tinggi dari pada sawah pada umumnya. Kareba suplai air yang tidak stabil membuat para petaninya harus lebih ekstra hati-hati dalam menyulam/menanam kembali.

Pada kampung Sade selain mereka menggunakan sistem pertanian tadah hujan dalam percocok taman, mereka juga menggunakan sistem pengolahan hasil panen yaitu lumbung beras atau lumbung padi. Dimana hasil panen dari sawah tersebut di simpan, tujuan disimpannya hasil padi di Lumbung tersebut yaitu sebagai pasokan makanan daerah setempat. Selain untuk penyimpanan hasil panen, Lumbung tersebut juga di gunakan sebagai bagunan tinggal untuk warga setempat namun yang membedakan Lumbung buat padi dengan Lumbung tinggal yaitu Lumbung padi terletak di bagian tengah Desa Dengan bangunan yang paling tinggi dari pada Lumbung tinggal milik penduduk Suku Setempat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun