Mohon tunggu...
Abdul Malik
Abdul Malik Mohon Tunggu... Penulis seni - penulis seni budaya

penulis seni. tinggal di malang, ig:adakurakurabirudikebonagung. buku yang sudah terbit: dari ang hien hoo, ratna indraswari ibrahim hingga hikajat kebonagung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rotaract District Conference 2018 "Saat Anak-anak Muda Mengapresiasi Seni dan Dolanan Tradisional"

9 Mei 2018   02:22 Diperbarui: 9 Mei 2018   20:37 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bapak Agung Harjaya Buana, SE, M.SE, Kasi Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang menyalami peserta Rotaract Disctrict Conference. Dok. Sanggar Renaissance
Bapak Agung Harjaya Buana, SE, M.SE, Kasi Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang menyalami peserta Rotaract Disctrict Conference. Dok. Sanggar Renaissance
Apresiasi seni budaya disampaikan oleh Bapak Yongki Irawan, penggagas dan pimpinan Kampung Djanti Padhepokan melalui aktivitas melukis topeng Malang, dolanan Nyi Puthut dan permainan Pring Edan. Setiap peserta mendapatkan topeng malang dari bahan fiber. Disediakan cat kayu dan besi untuk melukis karakter pada topeng.Durasi waktu 45 menit pun berjalan dengan cepat.Sembari menunggu topeng-topeng dijemur hingga kering, Pak Yongki Irawan mengajak interaktif semua peserta pada dolanan Nyi Puthut dan Pring Edan. Seru dan heboh.   

Dok. Sanggar Renaissance
Dok. Sanggar Renaissance
"Melihat laku kerja kemarin saya merasa peserta merasa kurang puas dikala melukis topeng dengan waktu yang sangat singkat 45 menit, yang seharusnya minimal melukis 1 topeng dikerjakan 1,5 hingga 2 jam.Namun rasa kebahagiaan itupun masih nampak kala hasil topeng itu dinilai. Dalam waktu  yang cukup singkat mereka sudah dapat mencurahkan intuisi kasih mereka pada goresan topeng tersebut. Demikian juga kala selesai ada beberapa dari mereka konsultasi dari hasil goresan mereka mengenai bahasa karakter dari anak-anak tersebut dengan membaca hasil goresannya, " demikian evaluasi Pak Yongki Irawan (67) seusai kegiatan. 

Pak Yongki Irawan menambahkan bahwa belajar intuisi lewat dolanan tradisional ternyata sangat efektif untuk mengembangkan kepekaan insting. "Untuk dolanan Nyai Puthut dan Pring Edan delapan puluh persen masih berfikir pada mitos yang berkembang di masyarakat mistis. Kala permainan Nyai Puthut sedang berlangsung, malah ada diantara mereka yang mengatakan awas kesurupan. Data ini kami peroleh dari seorang Ibu yang memperhatikan kegiatan tersebut".

Bapak Yongki Irawan, penggagas dan pimpinan Kampung Djanti Padhepokan . Dok.Sanggar Renaissance
Bapak Yongki Irawan, penggagas dan pimpinan Kampung Djanti Padhepokan . Dok.Sanggar Renaissance
Pring edan menjadi permainan yang heboh. Setiap sesi ada sekitar lima peserta diminta Pak Yongki Irawan ikut mencoba dan merasakan sendiri. Peserta merasa puas sampai ada yang terjatuh kala mencoba permainan tersebut. Pak Yongki Irawan dari Kampung Djanti Padhepokan menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang masih mempercayai laku kerja tersebut dalam mencerdaskan anak bangsa dan pemelintiran kebodohan dalam mengamati seni tradisional. 

"Kami selalu berharap dunia pendidikan mendukung program penguatan pendidikan karakter lewat dolanan yang telah kami bedah ini. Seperti apa yang dicanangkan pemerintah lewat belajar penguatan pendidikan karakter lewat maestro- biarpun maestro lokal-an. Maturnuwun Disbudpar Kota Malang yang telah jeli dalam pemberian materi buat generasi muda".

Bapak Agung Harjaya Buana, SE, M.SE, Kasi Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, turut mengapresiasi penampilan Pak Yongki Irawan dan menyatakan bahwa, " Pak Yongki Irawan berhasil menyajikan topeng malangan dan dolanan Nyai Puthut serta Pring Edan yang penuh dengan filosofis  namun dikemas dengan pendekatan entertainment dan keterlibatan semua peserta."

Sambang Nawak

Sambang Nawak menjadi tema kegiatan RDC  (Rotaract District Conference)  2K18, 4-6 Mei 2018. Nawak adalah bahasa walikan untuk kawan. Sambang Nawak, Sambang Kawan, mengunjungi dan bersilaturahmi sesama Rotaractors  (anggota Rotaract) di District 3420 yang diadakan setiap tahun. Malang merupakan kota ke-6 yang menjadi tuan rumah event tahunan ini. Solo (2013),  Makasar (2014),  Bali (2015), Semarang (2016), Surabaya (2017),  Malang (2018). Tahun depan,  Solo menjadi tuan rumah.

Turut hadir dalam RDC kali ini adalah Upik Adhita Sari Eka Putri, alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Menurut Upik, Sambang Nawak  yang menjadi tema acara tahun ini sangat menarik karena hanya setahun sekali bisa saling menyambangi kawan-kawan yang berada di kota-kota lain berkumpul bersama dan bersenang-senang. "Saya sendiri sebagai DRR-District Rotaract Representative D3420, disini sangat bangga kepada para panitia acara RDC 2018 Malang. 

Karena notabene mereka mahasiswa yang masih semester awal, dengan banyaknya kegiatan di kampus masih bisa meluangkan waktu untuk membuat acara yang sangat menarik. Mulai dari venue yang di perkebunan teh, outbond dengan pemandangan kebun teh sampai diajak jalan-jalan mengelilingi Kota Malang dengan bus Macito. Kita dapat lebih mengenal keindahan Kota Malang. Terakhir yang sangat meninggalkan kesan adalah kita diajak melukis topeng yang bagi orang-orang diluar  Malang merupakan hal yang baru dilakukan. Keseluruhan acara sangat menarik dan menyenangkan".  

Upik Adhita Sari Eka Putri menjadi anggota Rotaract sejak tahun 2010. "Pada awalnya karena melihat organisasi ini internasional yang di setiap kota, pulau dan daerah ada jadi untuk menambah pengalaman dan relasi saya ikut. Tapi setelah sekian lama, banyak pelajaran yang saya dapat disini. Leadership, friendship, tanggung jawab, kemanusiaan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun