Mohon tunggu...
Gaya Hidup

Menulis Itu Sulit?

22 Maret 2017   10:35 Diperbarui: 22 Maret 2017   10:40 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Menulis itu sulit”. Itulah ucapan yang sering di dengar ketika sebagian orang melaksanakan kegiatan mengukirkan pena diatas kertas putih. Menulis itu sulit kalau kita tidak pernah memulainya. Menulis itu sulit bagi mereka yang tidak pernah membaca. Membaca buku, membaca ciptaan Tuhan dengan hatinya, dan membaca lingkungan sekelilingnya. Hal tersebut tampaknya berlaku bagi diri saya sendiri. Mengapa menulis itu sulit?? Karena kurang membaca. Menulis bukan hanya sekedar menulis akan tetapi butuh yang namanya pengetahuan. Semakin sedikit buku yang di baca maka semakin sedikit pula kreasi untuk menulis. Menulis itu perlu wawasan yang luas agar dapat mengembangkan tulisan kita. 

Menulis itu kegiatan merangkai kata menjadi kalimat agar dapat dimengerti dan dipahami oleh orang lain yang membacanya dengan tujuan apa yang ditulis dapat memberikan informasi sehingga pembaca seolah-olah berkomunikasi dan mendapatkan manfaat dari kalimat yang dituliskan. Itulah yang menjadi kelemahan saya. Tidak dapat merangkai kata-kata dengan baik, terkadang kata-kata saya sendiri belum saya pahami. Dulu waktu masih duduk di bangku sekolah saya masih suka menulis diary. Karena menulis di diary dapat dijadikan sebagai dorongan diri untuk terus menulis. 

Secara pribadi, dengan menulis diary saya dapat mencurahkan perasaan dan pikiran kedalam tulisan. Karena menulis di diary itu menggunakan bahasa kita sendiri dan diary itu hanya saya sendiri yang tau tidak ada orang lain yang membaca. Akan tetapi untuk masa sekarang ini saya merasa tertantang untuk menulis yang mana tulisan itu dapat di publikasikan ke publik. Selain itu saya juga masih takut akan tulisan yang saya publikasikan. Takut tulisan itu kurang benar, takut tulisan itu tidak bisa dipahami, takut tulisan itu dikomentari buruk, semua ketakutan ada dalam pikiran.

Saya sendiri belum bisa Menulis dengan hati. Karena harus hati-hati juga. Sebab bila tidak hati-hati percuma saja, tulisan saya tidak akan mengena dihati. Seperti busur panah yang tepat sasaran, saya harus dapat membidiknya dengan baik. maka dari itu, butuh yang namanya latihan. Berlatih menulis dimana saja dan kapan saja pada saat hati senang atau pada saat memang ingin menulis. Menulis sesuatu yang membuat anda termotivasi untuk menuliskannya. Sehingga orang lain tertarik untuk membacanya. Menulis ibarat sebuah pisau, bila sering diasah, maka akan semakin tajam. Tetapi, kunci dari menulis yang harus kembangkan yaitu: Baca, baca dan baca itu kuncinya. Lalu banyaklah berlatih menulis. Dengan banyak menulis anda akan jadi terbiasa menulis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun