Mohon tunggu...
kunang kunang
kunang kunang Mohon Tunggu... -

kerlip2 kecil itu akan terlihat indah ketika gelap menerpa,,

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Transmigrasi - Politik Kekuasaan atau Upaya Kemakmuran? (Semua Karena Nasionalisme)

19 Agustus 2012   19:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:32 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saya tidak tahu persis kapan daerah saya masuk sebagai daerah tujuan transmigrasi, tapi apakah sekarang masih juga sebagai target sasaran atau tidak,- saya juga tidak tahu persis,, namun menurut orang tua saya, soeharto lah yang menggiatkan transmigrasi,, jadi saya menyimpulkan sendiri bahwa mungkin mereka mulai masuk tahun 80an.. alasanx?.. hanya berdasarkan terkaan saja, soalx ada bebrapa warga transmigran itu punya anak yg lahir tahun 80an dan punya akta tempatan.. tapi saya juga tidak mau bertanya secara mendalam kapan tepatnya rombongan orang tua mereka tiba di daerah ini.

Langsung ke objek, perkembangan komunitas transmigran semakin pesat dengan peningkatan taraf kehidupan yg memadai, kontribusi mereka terhadap PAD pun sangat tinggi. Ini tentu saja member dampak positif bagi daerah kami. Namun, disisi lain, ninik mamak mulai khawatir tentang masalah hutan adat yang beralih fungsi, kekahatiwaran akan peleburan budaya, dan hilangx ciri kedaerahan.

Lama waktu berlalu, semakin banyak mereka dan semakin luas daerah persebaranx. Apa yg terjadi?.. semuanya seperti baik2 saja.. semua hal pun dirasa sangat bagus manfaatnya,,

Yah, semua juga karena nasionalisme. Tidak tersadar bahwa ada historical yg tertutup.. ada kebaikan sultan/raja yg terlupa.. hanya tersisa daerah perkebunan sawit yg berkontribusi besar bagi daerah dan Negara.. semua tercetak dan tercatat. Bahwa dampak positif transmigrasi yg begitu mulia. Yah, paling tidak pemerintah pusat sudah sedikit membuktikan kepada penduduk pulau jawa bhawa mereka akan membuka lapangan kerja dan menjanjikan kehidupan yg lebih baik. Bahasan ini saya potong disini saja.

Selanjutnya, keberadaan masyarakat transmigrasi tidak dilepas sebegitu saja, ia juga sangat dipersiapkan secara struktural saling mendukung dan menjaga. Tentu ini juga dalah hal yang baik, sehingga benturan dengan masyarakat tempatan hampir tidak ada. (kecuali di aceh yg paling tersiar). Apa yang saya sebut sebagai structural tersebut adalah bahwa bupati, kapolda, dan beberapa instansi penting adalah dari kalangan itu juga ( pada zaman tersebut),

Lalu, aapa lagi? Yah itu, jika didaerah sudah mereka yg ada, maka nasional pun adalah hal wajar. bahkan telah reformasi dan otonomi daerah berjalan, kita juga akan siap dikalahkan oleh calon dari wilayah transmigran yg tentunya tidak kita sebut lagi sebagai transmigran karena nasionalisme tadi, juga karena nasionalisme, putra daerah beralih makna menjadi mereka yg lahir di daerah tertentu. Yah, walau bagaimana pun, tafsiran ini juga atas dasar nasionalisme (maybe).

Lalu, dengan populasi mereka yg hampir sama dengan jumlah penduduk asli, bagaimana visi kedaerahan itu terwujud?.. lalu bagaimana juga presiden yg akan datang, apakah bisa keluar dari “bahwa presiden harus orang jawa”?.. sulit untuk mengatakan bahwa semua tokoh dari suku lain berpotensi untuk menjadi presiden. jika di pulau/ daerah mereka sendiri mereka sudah kalah suara.. sudah tebak aja hasilx, ga usah pakai poling2an atau pun quickcaunt..

Liat bagaimana kontribusi program ini terhadap kekuasaan sipenggas. Soeharto berjaya membuka daerah2, berjaya juga sebagai presiden terlama. Trelepas positif dan negatifx transmigrasi, kekuasan itu juga bisa diukur. Presiden selanjutx saya rasa juga bisa mengambil referensi ini. (hanya opini bebas dari sukuisme,tq)


Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun