Nusa Tenggara Timur pada umumnya dan Flores Timur pada khususnya memiliki panorama alam pantai yang indah. Keindahan alam pantai di NTT sudah tidak diragukan lagi karena telah menarik banyak orang untuk datang dan menikmatinya. Orang rela menghabiskan waktu dan biaya demi menikmati keindahana alam pantai NTT.
Di balik keindahan alam yang empesona, pantai di NTT juga menyimpan potensi lain yaitu sebagai arena surfing atau selancar. Sebagai propinsi kepulauan, NTT memiliki banyak pantai dengan ombak besar yang sangat bagus untuk aktivitas surfing atau selancar. Tidak heran NTT menjadi surga bagi para peselancar.
Salah satu pantai di NTT yang sudah terkenal sebagai tempat berselancar adalah pantai Nemberala di Kabupaten Rote Ndao. Pantai di pulau paling Selatan Indonesia ini memiliki panorama yang indah dan ombak berkelas dunia bagi para peselancar. Nemberala selalu diburu peselancar dunia untuk menantang ombak di pantai ini.
Selain kabupaten Rote dengan pantai Nemberala yang sudah mendunia, kabupaten Flores Timur juga memiliki pantai dengan ombak yang menjanjikan bagi para peselancar. Pantai Rako. Sebuah pantai di wilayah Selatan kecamatan Wulanggitang. Tepatnya di desa Hewa. Selain hamparan pasir putih, pantai yang menghadap ke laut Sawu ini juga memilki ombak yang cocok untuk aktivitas selancar.
Pantai Rako dapat dicapai melalui jalan darat baik dari arah Maumere maupun Larantuka. Ketika tiba di Boru, beloklah ke arah Selatan. Perjalanan sejauh 12 Km ditempuh dalam waktu 30 menit.Â
Perjalanan ke Rako akan melewati beberapa kampung hingga tiba di pertigaan Tabana-Hewa. Dari sini beloklah ke arah kanan menuju desa Hewa.Â
Dari Hewa perjalanan diteruskan hingga pertigaan Hewa-Kokang. Kemudian berbelok ke arah kiri melewati jalan berupa semenisasi sepanjang 1 Km hingga tiba di pantai Rako.
Walau NTT memiliki banyak pantai dengan ombak besar yang cocok untuk aktivitas selancar, namun olahraga suring belum banyak diketahui apalagi digemari masyarakat NTT. Begitu pun di Flores Timur. Selancar tidak popular dan banyak warga belum mengenal olahraga ini.Â
Mengutip Wikipedia, selancar merupakan sebuah olahraga yang biasanya berlangsung di atas ombak yang tinggi. Olahrga ini dilakukan dengan menggunakan sebilah papan sebagai alat untuk bermanuver di atas ombak. Papan tersebut bergerak dengan menggunakan tenaga arus ombak di bawahnya dan arahnya dikemudikan seorang peselancar.Â
Selancar telah menjadi olahraga yang ikut dipertandingkan dalam event olahraga. Dalam skala internasional, selancar pertama kali dipertandingkan pada olimpiade Tokyo 2021. Dalam skala nasional, selancar juga diperlombakan dalam Pekan Olahraga Nasional (PON).
Untuk mempopulerkan olahraga selancar, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Flores Timur dalam kegiatan Festival Bale Nagi, 2019 silam menyisipkan satu kegiatan eksebisi selancar di pantai Rako.Â
Awal yang baik ini ditindaklanjuti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Flores Timur dengan mengadakan kegiatan Pelatihan Pemandu Wisata Alam Selancar 2021, Senin-Rabu (21-24/11/2021).Â
Bertempat di pantai Rako, tempat pertama kali olahraga ini diperkenalkan kepada masyarakat Flores Timur, di datangkan tiga instruktur dari Rote, yaitu Rudolf O. J. Frans Mandeto, Yohanes Duad Killy dan Daniel Killy.Â
Ketiga instruktur yang tergabung dalam Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) memberikan pelatihan selancar kepada para peserta pelatihan selama tiga hari.
Siswa SMP Negeri 3 Wulanggitang mendapat kesempatan baik karena diundang menjadi peserta pelatihan selancar ini. Sebanyak 20 siswa yang berasal dari desa-desa di wilayah Selatan Wulanggitang diutus mengikuti pelatihan selancar bersama dua orang pendamping, Bachtiar Aziz Syahbana dan Hendrikus Reo.
Dalam pelatihan ini para peserta tidak hanya mendapat teori tentang selancar tetapi lebih banyak melakukan praktek berselancar. Berlatih berdiri di atas papan selancar sambil meluncur dengan ombak.Â
Selama tiga hari kegiatan, semua peserta mampu berselancar dengan baik. Kemampuan menaklukkan ombak ini membawa dua siswa SMPN 3 Wulanggitang terpilih sebagai peserta terbaik, yaitu terbaik satu Yohanes Mario Beda Rotan dan terbaik dua Antonius Solo Soge. Atas prestasi kedua siswa ini, mereka dihadiahi sebuah papan selancar.
Papan selancar ini kemudian diserahkan kepada lembaga SMPN 3 Wulanggitang pada Jumat (26/11/2021) di lapangan multi fungsi Spentig Hewa.Â
Kepala SMPN 3 Wulanggitang, Kristina Sabu Punang, S.Pd yang menerima penyerahan papan selancar tersebut memberikan apresiasi kepada para siswa yang mewakili lembaga pendidikan SMPN 3 Wulanggitang mengikuti pelatihan selancar.
Prestasi yang diraih dalam pelatihan menunjukkan bahwa siswa memiliki bakat dalam olahraga selancar. Bakat yang dimiliki ini harus terus dikembangkan.Â
Karena itu SMPN 3 Wulanggitang akan menjadikan olahraga selancar sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler. Siswa yang memiliki bakat di bidang selancar, bisa mendaftarkan diri agar dalam kegiatan setiap ekstrakurikuler boleh berlatih bersama guru pendamping di pantai Rako.
Potensi pantai Rako dengan ombak yang cocok untuk selancar harus dimanfaatkan. Fasilitas berupa papan selancar mungkin perlu diperbanyak lagi. Agar siswa mendapat kesempatan lebih besar dalam berlatih.Â
Dengan memberi kesempatan bagi siswa mengembangkan bakat di bidang selancar, ke depan akan lahir peselancar muda yang handal dari bumi Lamaholot.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI