Mohon tunggu...
Gerardus Kuma
Gerardus Kuma Mohon Tunggu... Guru - Non Scholae Sed Vitae Discimus

Gerardus Kuma. Pernah belajar di STKIP St. Paulus Ruteng-Flores. Suka membaca dan menulis. Tertarik dengan pendidikan dan politik. Dan menulis tentang kedua bidang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Angkat Potret Kerukunan Nusa Flobamora, Lusia Juara 6 Lomba Pidato HAB

15 Januari 2021   13:15 Diperbarui: 15 Januari 2021   13:24 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lusia Mone Soge saat membawakan pidato. Dok.pribadi

Nusa Tenggara Timur adalah propinsi dengan banyak keberagaman. Propinsi yang terdiri dari beberapa pulau ini memiliki keberagaman dalam hal agama, budaya, adat istiadat, bahasa, dll. Keberagaman dalam berbagai aspek kehidupan merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Kita patut bersyukur karena dianugerahi keberagaman oleh Tuhan. Seperti taman yang tampak indah karena banyaknya bunga, kehidupan akan menjadi indah oleh karena keberagaman.

Walau demikian harus diakui dan diwaspadai bahwa perbedaan dan keberagaman ini bila tidak dihadapi secara baik akan menjadi ancaman bagi kehidupan bermasyarakat. Potensi konflik karena keberagaman akan tetap ada dan terjadi kapan saja.

Di sinilah pentingnya menjaga kerukunan dalam hidup berbangsa. Dengan menjaga kerukunan, potensi konflik akibat perbedaan dan keberagaman bisa dihindari. Dan bila kerukunan tetap dijaga, kehidupan menjadi aman, damai, tidak akan terjadi kericuhan, perpecahan antar sesama anak bangsa.

Dewan juri dan penonton yang saya hormati,

Sebagai orang NTT, kita patut bersyukur karena kehidupan di nusa Flobamora ini sangat aman dan damai. NTT sering dikatakan sebagai Nusa Paling Toleran. Survey yang dilakukan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2018, mengatakan bahwa masyarakat NTT dinilai memiliki kerukunan hidup umat beragama paling tinggi. Dinilai dari survey ini, NTT dinobatkan sebagai propinsi paling toleran di Indonesia.

Sebagai putra-putri Flobamora, kita patut berbangga atas penghargaan yang diberikan ini. Namun demikian penghargaan harus dimaknai sebagai tanggung jawab untuk terus menjaga agar Nusa Flobamora tetap rukun, aman, dan damai.


Secara factual, kita melihat dan mengalami sendiri potret kerukunan di nusa Flobamora ini. Di seluruh wilayah Flobamora, masyarakat hidup rukun, aman dan damai. Perbedaan bukanlah penghalang untuk merajut persaudaraan. Justru sebaliknya perbedaan dijadikan sebagai benang untuk menyulam perdamaian.

Potret kerukunan di nusa Flobamora ini hemat saya berkat dua hal berikut. Pertama, agama. Kehadiran agama di Flobamora benar-benar membawa pesan damai. Dalam hari-hari besar keagamaan, tidak hanya umat beragama tersebut saja yang terlibat tetapi juga melibatkan umat beragama lain. Misalnya, setiap tahun dalam perayaan Semana Santa di Larantuka, remaja mesjid ikut serta dalam menjaga keamanan perayaan tersebut. Di sinilah munculnya peran agama dalam menjaga kerukunan di nusa Flobamora.

Kedua, budaya atau adat istiadat. Selain agama, masyarakat Flobamora tetap menjaga budaya dan adat istiadat yang merupakan warisan dari nenek moyang. Kalau agama merupakan hasil impor dari luar, budaya dan adat istiadat lahir dari rahim Flobamora. Inilah ikatan yang menguatkan persaudaraan dan kekeluargaan di tanah Flobamora.

Dewan juri dan penonton yang saya hormati,

Potret kerukunan yang kita banggakan ini harus terus dirawat. Karena itu saya mengusulkan dua hal penting. Pertama, dialog antar umat beragama perlu terus digalakkan. Kegiatan-kegiatan keagamaan dan atau sosial dilibatkan umat lintas agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun