Oleh: Kang Moes
Siji wadah ojok sampek kutah "Satu Wadah Jangan Sampai Jatuh" kira-kira begitu tagline dari Club Barcelona ketika mengalami kegagalan dalam liga champions. setelah era kejayaan barcelona di bawah Pelatih Luis Enrique (2014-2018). setelah itu bercelona mengalami keterpurukan besar di tahun 2017 melawan Juventus dengan agregat (0-3). kemudian di lanjutkan lagi oleh AS Roma dengan agregat (0-3) di leg kedua.Â
Pada saat itu mental pemain sangat down bahkan pasca pertandingan, tidak terbayang bagaimana rusaknya semangat ketika berhadapan dengan publik. barcelona sudah kehilangan nama harum clubnya.Â
begitupun dengan fenomena rayon/komisariat ketika menghadapi kegagalan dalam liga kaderisasi. tapi tidak berhenti di sana, barcelona selalu memiliki satu nilai yang di bawa, yakni "Mental Juara." pada tahun 2022 di bawah kepemimpinan Xavi Hernandes menjadi pelatih, barcelona mampu meyakinkan kembali kepercayaan supporter, fans, maupun publik.
Club ini mulai optimis dengan kebangkitan. dan tak hanya itu, Xavi Hernandes juga meningkatkan performa pemain demi bersiap memenangkan "Juara La Liga" di tahun 2023. Xavi Hernandes terkenal mempunyai pertahanan terbaik liga eropa. sehingga mampu menghidupkan optimis para supporter barca.
Belajar dari barca, bahwa setiap club dan team harus mampu mengevaluasi kegagalan yang pernah di alami. menjaga komunikasi antar pemain, pembaharuan strategi, dan dukungan dari segala lini fans barca. begitupun seharusnya yang di lakukan oleh pengurus rayon/komisariat dalam juang kaderisasi. tidak bisa sebuah kaderisasi tanpa evaluasi, pembaharuan strategi, atau support team dalam menjaga stabilitas mental juara.
Perlu kiranya memang kita belajar dari keterpurukan barcelona dan bagaimana ketika Xavi Hernandes memimpin dengan strategi pembaharuan dan penguatan mental internal ketika down. menghidupkan kembali identitas tiki-taka dengan semangat La Masia. dalam Ruh Kaderisasi PMII harus ada pembaharuan setrategi dan menghidupkan kembali nilai-nilai juang organisasi kaderisasi.Â
Kesolidan dalam sebuah team tergantung bagaimana pelatih bisa mendidik mental juara team dalam setiap individunya. begitupun dengan team pemain bahwa medan juang di stadion tidak bisa di anggap remeh. tidak mungkin sebuah team menemukan kesolidan bahkan kekeluargaan yang kuat dalam menjaga stabilitas mental team, apabila masih belum menemukan daya orientasi perjuangan dan pengabdian.Â
Barca saat ini 2025 fokus pada regenerasi pemain-pemain muda dan membentuk pondasi yang lebih kuat dari yang sebelumnya. tentu perjuangan barca terbaca dari luar karena faktor identitas tiki-taka dan semangat la masia.Â
Kaderisasi PMII hari ini setidaknya dan selebihnya fokus membangun ulang pondasi yang sudah tidak kokoh lagi dalam pembaharuan strategi tanpa menghilangkan nilai identitas di PMII sebagai semangat juang pengabdian. Barca menoreh kemanangan di tahun 2023. ini menjadi catatan penting bagi club seperti barcelona dalam terus memupuk mental juara (kader pejuang).