Mohon tunggu...
Sinta Purnama
Sinta Purnama Mohon Tunggu... Editor - 🐢🪴

Menyukai tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perwujudan Kebebasan Demokrasi dalam Jurnalisme Warga

7 Oktober 2019   23:48 Diperbarui: 8 Oktober 2019   00:03 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jurnalisme Warga. Sumber : Jurnalisme Warga

Jurnalisme Warga

Pada saat ini tentu masyarakat sudah tidak asing lagi dengan kata jurnalisme warga. Hal tersebut dikarenakan jurnalisme warga sudah mulai muncul atau diterapkan di Indonesia sendiri tahun 2000-an. Saat itu dimulai dengan berkembangnya penggunaan internet yang cukup pesat. Ditambah pula dengan mulai berkembangnya berbagai situs di internet seperti blog yang mengawali munculnya jurnalisme warga yang mulai populer di masyarakat.

Menurut Shayne Bowman & Chris Willis (2003) jurnalisme warga adalah  warga  yang memiliki hak untuk menjadi pencari, pemproses dan penganalisa berita untuk kemudian dilaporkan kepada masyarakat luas melalui media.  Dari pengertian definisi tersebut terlihat bahwa kegiatan yang dilakukan oleh jurnalisme warga hampir sama atau bahkan sama dalam memproses suatu informasi kedalam berita.

Untuk mengetahui lebih dalam dan jelas lagi Wood and Smith (2005) mendefinisikan jurnalisme warga sebagai sekelompok warga yang aktif memberikan kontribusi berita seiring dengan perkembangan internet. Menurutnya seorang jurnalisme warga harus memahami nilai -- nilai kerja kolektif dan aspek-aspek yang harus dimiliki  dalam menjalankan proses komunikasi publik. Dari pernyataan tersebut peran seorang jurnalis profesional dapat dilakukan secara formal pula oleh warga. Hal tersebut dapat memunculkan dampak negatif dimana setiap warga dapat menjadi wartawan sehingga dapat membuat berita apa saja sehingga diperlukan etika dalam jurnalisme warga. Etika yang harus dimiliki oleh jurnalisme warga hampir sama sebenarnya dengan etika menulis di media online dimana tidak menyebarkan berita bohong,  tidak mencemarkan nama baik siapapun, tidak memicu konflik SARA, tidak memuat konten pornografi, serta dapat menyebutkan sumber berita dengan jelas.

Wadah Jurnalisme Warga di Indonesia

Berita yang diproduksi oleh jurnalis warga dapat dipublikasikan melalui media massa seperti Koran maupun media online. Jika redaksi tidak menyetujui untuk memuat berita tersebut maka berita yang telah dibuat tidak akan publisikan. Namun terdapat cara lainnya yaitu dengan mempublikasikan di media online seperti blog. Adapun catatan bahwa tidak semua blogger merupakan jurnalisme warga. Selain blog ada pula platform yang sengaja disediakan oleh media konvensional bagi jurnalisme warga untuk mempublikasikan berita yang telah dibuat seperti kompasiana yang dibuat khusus oleh kompas bagi warga yang ingin menyampaikan apresiasinya kedalam berita.  

Jurnalisme warga juga merupakan perwujudan dari demokrasi yang ada di Indonesia karena mengacu mengacu pada Deklarasi Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, pasal 19 yang menyatakan bahwa Setiap orang berhak atas kebebasan memiliki dan menyatakan pendapat. Dengan adanya HAM tersebut pers tidak lagi dapat dimonopoli oleh pemerintah atau oleh orang yang mempunyai kekuasan lebih karena warga saat kini dapat menyuarakan apa yang menjadi aspirasinya.

Awal Mula Kemunculan Jurnalis Warga

Sempat disinggung diatas bahwa kemunculan jurnalisme warga tidak lain dan tidak bukan karena adanya perkembangan media dari media lama menjadi media baru. Terdapat empat kategori media baru yang juga menjadi sifat dari jurnalisme warga, yaitu  

  1. Sebagai media komunikasi interpersonal dapat menjadi media untuk menghubungkan dua manusia berinteraaksi seperti telepon yang hingga saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat karena mempermudah orang untuk berkomunikasi apalagi jarak jauh.  
  2. Sebagai media interaktif , Media dapat menjadi wadah bagi orang untuk saling berhubungan meskipun tidak kenal atau berdekatan. Contoh nyatanya ketika membuka sebuah website terdapat sebuah forum diskusi yang dapat diikuti oleh semua orang.  Dengan kata lain memungkinkan untuk orang yang tidak saling kenal menjadi kenal.
  3. Sebagai media informasi , Media baru saat ini sudah seperti buku karena terdapat banyak sekali sumber informasi. Contoh yang paling relevan adalah internet (www) yang merupakan sebuah perpustakaan dunia maya. Termasuk didalamnya yang hingga kini selalu digunakan dimnapun yaitu google. Teknologi baru ini memingkinkan masyarakat sebagai audience untuk  aktif tidak lagi pasif.
  4. Sebagai pertukaran informasi, media baru atau internet sebagai tempat untuk sharing dan bertukar inforasi, ide, pengalaman dan mengambangkan hubungan berbasis internet.

Kemuculan internet atau yang disebut dengan media baru memberikan peluang yang sangat besar tentunya bagi jurnalisme warga untuk melakukan publiaksi artikel mereka di media baru ini. Inilah perubahan besar sepanjang sejarah jurnalisme dimana saluran internet telah menggeser posisi jurnalis sejajar dengan pembaca yang menjadi report. 

Saat ini muncul fenomena pembaca bukan lagi konsumen pasif namun siapa sangka dapat menjadi pihak aktif yang membuat dan mengkonsumsi berita yang mereka buat sendiri. 

Selain media baru yang menjadi awal mula jurnalisme warga peristiwa- peristiwa besar seperti serangan teroris dan bencana alam pun menjadi awal mula kemunculan jurnalisme warga. Jurnalis warga sangat membantu dalam proses penyampaian berita terkini mengenai keadaan terkini setelah bencana alam dimana ia menggantikan peran wartawan yang tidak bisa meliput karena terkendala oleh akses menuju tempat kejadian. Beritanya pun dapat menjadi acuan bagi para relawan untuk membantu mengevakuasi korban yang membutuhkan bantuan.

Jurnalis Warga Mengancam Jurnalis Professional?

Dengan adanya jurnalis warga adanya indikasi mengancam para jurnalis professional namun nyatanya adanya jurnalis warga dapat membantu menutupi kekurangan jurnalis professional seperti peliputan bencana alam bahkan keduanya dapat berjalan berdampingan karena dapat saling melengkapi. Pada saat ada informasi terkini jurnalisme warga sudah membuat berita mengenai informasi tersebut lalu jurnalis professional membuat berita dengan berita jurnalis warga menjadi stimulasi atau informasi awal untuk para jurnalis professional dalam melakukan pengumpulan berita dengan riset yang matang, analisis yang cermat dan tepat maka berita dapat disajikan dengan lengkap, dalam, dan akurat.  Misalnya, saat rekaman video handphone tentang kekerasan yang terjadi pada salah satu mahasiswa difabel yang mengalami bullying di kampusnya mengemuka, maka isu kekerasan dalam institusi pendidikan semakin mencuat. Berbagai media kemudian melakukan pemberitaan disertai riset yang mendorong pemerintah untuk melakukan tindakan tegas terhadap para oknum tersebut. Fenomena jurnalis warga saat ini dapat memacu para jurnalis professional dalam menyajikan berita dengan cepat, dalam, lengkap dan akurat. Sebaliknya, dengan semakin maraknya jurnalisme warga ini, maka akan melatih kepekaan kita terhadap nilai berita dari setiap kejadian yang ada disekitar kita.Masyarakat tidak mengalami ketertinggalan informasi terkini karena didapat dari jurnalis warga sedangkan tidak mengalami ketertinggalan berita yang dalam karena didiapat dari jurnalis profesional. Dengan demikian berita yang diproduksi oleh jurnalis warga maupun jurnalis profesional dapat dikonsumsi.  

Eksistensi Jurnalis Warga di Era Media Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun