Mohon tunggu...
Kukuh C Adi Putra
Kukuh C Adi Putra Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi Pendidikan

Alumni TK Budi Lestari Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebutuhan untuk Diperhatikan

30 Maret 2023   14:05 Diperbarui: 30 Maret 2023   14:14 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sorot Perhatian (Sumber : Pixabay)

Secara pribadi aku paham betul, tak mudah mencapai dan memiliki apa yang telah diraih. Apalagi menahan godaan tidak merayakannya secara maya dan nyata, sulit ! Oleh karenanya di bulan Ramadhan ini muncul beberapa kebijakan birokrasi yang intinya ajakan untuk menyederhana.

Baiknya kita pahami hukum proses, seseorang yang baru pertama melewati jalan yang indah penuh bunga pastinya akan takjub dan membagikan setiap momennya. Namun, ketika ia sering bersua lambat laun akan membiasakan diri. 

Begitu pula flexing, pada kondisi tertentu, akan ada titik jenuh dan mulai berpikir : "Ah ngapain sih". Memang butuh waktu, setidaknya biarkan sejenak mereka memenuhi kepuasan berproses tersebut. Namun kendali mutunya harus jelas, mau berlama menikmati prosesnya atau bergegas memparipurna nafsu.

Hierarki Kebutuhan Maslow (Sumber : https://brandadventureindonesia.com/)
Hierarki Kebutuhan Maslow (Sumber : https://brandadventureindonesia.com/)
Maslow dalam teorinya terlampau rinci menjelaskan tingkatan kebutuhan kita sebagai manusia. Teori tersebut dikenal sebagai Teori Hierarki Kebutuhan Maslow atau Teori Maslow, diantaranya :

1. Kebutuhan Dasar atau Fisiologi
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman
3. Kebutuhan Sosial (Rasa Cinta, Kasih Sayang, serta Hak Kepemilikan)
4. Kebutuhan Mendapatkan Penghargaan
5. Kebutuhan untuk Mengaktualisasikan Diri

Kalau boleh diringkas, praktisnya cuma perlu merenungkan dan menjawab tiga pertanyaan berikut : 

Apa yang paling mahal, apa paling berharga, dan apa yang paling penting di dunia ? 

Jawabannya ialah kesehatan, keluarga dan perhatian. Ruang akomodir terbesar akan hausnya rasa perhatian adalah sosial media. Rasanya tepat jika sosial media dianggap begitu dekat tetapi sepertinya begitu jauh. Semakin kesini bukan lagi soal keduanya, melainkan cara membangun dan merawat citra. 

Buah daripada citra adalah persepsi. Baik tidaknya persepsi tergantung cara mengemas citra itu sendiri. Sosial media menjalankan fungsinya dengan baik. Ia tidak dibuat fasih berbicara. Jika didesain memiliki jiwa, mungkin ketika hendak memposting sesuatu, ia memberi ratusan nasihat. Dalam dunianya, kita diarahkan kepada citra bukan sejatinya diri. 

Disadari atau tidak ia lebih memilih diam, penggunanya dibuat ramai. Ia lebih memilih menampung, penggunanya dibuat menimbun. Sosial media memang sedingin itu, supaya kita yang selalu membuka topik dan memulai pembicaraan. Ia seperti, cuma butuh diperhatikan. Uniknya, kita pun demikian. (kkh)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun