Mohon tunggu...
Kukuh Fany Fatkhuloh
Kukuh Fany Fatkhuloh Mohon Tunggu... profesional -

:::Terlahir untuk menjadi luar biasa:::

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menelusuri Alam Pemikiran Mahatma Gandhi

24 Oktober 2014   21:28 Diperbarui: 4 April 2017   17:43 2109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Aku tidak memiliki bayangan keraguan bahwa seorang laki-laki atau perempuan dapat mencapai seperti yang telah kulakukan, jika ia berusaha dan menanamkan harapan serta kesetiaan yang sama (Mohandas K. Gandhi)”


Siapa tak kenal mahatma Gandhi? Hampir semua orang mengetahui nama ini, tetapi kebanyakan tidak tahu dengan sosok dan pemikiran yang ditelorkan oleh beliau. Ia adalah seorang yang sangat mengagumkan dalam sejarah orang-orang besar.  Gandhi tidak memiliki kelebihan tertentu, ia hanya mempunyai satu prinsip yang tetap konsisten ia pegang dalam hidupnya – ia akan bertindak menurut kebenaran. Hal ini yang membuat namanya besar hingga sekarang ini.


Mohandas Karamchand Gandhi atau biasa disapa mahatma Gandhi lahir 2 oktober 1869 di porbandar, india. Dia adalah anak keempat dan terakhir dari ayah Karamchand dan ibu nya yang bernama Pulitbai. Dia dilahirkan dalam kasta waisya (kasta ketiga dari empat kasta dalam masyarakat hindu). Gandhi lahir didataran kontras (dataran rumput, sungai-sungai, rawa-rawa, dataran tinggi kering, hutan lebat, dan pegunungan tertinggi di dunia). Iklim di India, panas didataran rendah dan dingin di dataran tinggi, sehingga membuat india memiliki beragam ras, suku dan agama.


Gandhi menempuh pendidikan sekolahnya sampai berumur 18 th, ketika berumur 13 tahun Gandhi dinikahkan dengan anak perempuan pedagang di porbandar bernama kasturba – waktu itu pernikahan dini tidak tampak aneh di India. Selesai menempuh pendidikan sekolahnya, pada tahun 1888 ketika berusia Sembilan belas tahun , Gandhi melanjutkan pendidikannya di inggris untuk belajar ilmu hukum. Kemudian bulan juni 1891 gandhi melewati ujian akhirnya di Inner Temple Inn of Court di London. Pada usia 22 tahun, dengan baik dia menyelesaikan studinya untuk bekerja menjadi pengacara. Dua tahun bekerja di India, naampaknya tidak membuat dia menjadi pengacara yang hebat, akhirnya pada bulan april 1893 gandhi berlayar ke afrika untuk bekerja disana.


Ketika di afrika, perlakuan tidak manusiawi diterima oleh beliau. Diskriminasi warga India sangat kental disana. Saat itu, afrika selatan adalah masyarakat yang terkotak-kotak. Jumlah orang berkulit hitam dan putih lima berbanding satu.  Komunitas India yang berjumlah ratusan ribu orang atau lebih di Afrika selatan di pandang rendah. Tetapi berkat ketetapan hati Gandhi yang diperkuat dengan pengalaman ketidakadilan rasialnya sendiri pada saat awal di afrika selatan menjadikannya seorang pemimpin komunitas India. Pada 1896, ia juga menjadi seorang pengacara kaya dan berhasil dengan penghasilan lebih dari 5000 poundsterling setahun.


Pada bulan agustus 1907, ketidak adilan dikalangan komunitas India mencapai puncaknya. Black act (undang-undang kulit hitam) yang digulirkan oleh pemerintahan afrika selatan memerintahkan kepada semua orang india baik laki-laki maupun perempuan untuk disidik jari mereka. Seseorang india tanpa surat keterangan dapat dipenjara, dihukum atau dideportasi. Pada saat inilah Gandhi melempar gagasan pertamanya yaitu satyagraha yang berarti “kekuatan kebenaran” atau kekuatan kasih sayang”. Dalam konteks ini Gandhi menciptakan kebijakannya berupa perlawanan tanpa kekerasan untuk mencapai perubahan dalam pemerintahan atau kebijaksanaan dagang. Satyagrahamerupakan usaha mempertahankan kebenaran bukan dengan hukuman yang menderitakan lawan namun hukuman terhadap diri sendiri.Satyagraha menghendaki mawas diri, karena lawan harus dihentikan dari perbuatan salah melalui kesabaran dan simpati. Satyagraha lebih dari sekedar perlawanan pasif karena menghendaki hubungan positif yang terus menerus di antara lawan., dengan satu pandangan menuju perdamaian yang sesungguhnya.


Berkat kampanye satyagrahanya, Gandhi telah berhasil melawan penindasan terhadap komunitas india di afrika selatan, dan sejak saat itu Gandhi dikenal dan dihormati diseluruh afrika selatan dan India. Selama 21 tahun perjuangan di Afrika Selatan, Gandhi mengembangkan lebih dalam keyakinan spiritualnya. Ajaran-ajaran besar Bhagawad Gita, sebagai kitab suci agama Hindu yang indah dan berpengaruh, telah diserap dalam cara hidup Gandhi sebagai penganut Hindu. Prinsip-prinsip dalam Bhagawad gita yang beliau aplikasikan adalah, Samakhava yang mempunyai arti bahwa seseorang tidak boleh merasa terganggu karena perasaan sakit atau senang. Mereka harus berusaha meraih hak tanpa khawatir gagal atau berharap sukses. Gandhi selalu menghindari penekanan usaha menghalalkan segala cara.


Prinsip besar lainnya yang ia ikuti adalah Aparigraha, yang berarti sikap tak memiliki terhadap kebendaan. Kekayaan spiritual dapat diraih dengan menjadi miskin dan bersih – tanpa memiliki limpahan harta. Kemudian prinsip yang ketiga Ahimsa, atau tindakan tanpa kekerasan terhadap segala kehidupan. Artinya tidak menyakiti segala yang beryawa, ia membenci semua kekerasan, ia takkan pernah membunuh ataupun mengizinkan membunuh. Gandhi selalu mencari kebenaran. Ia menolak segala bentuk sifat kemunafikan dan palsu, ia menanamkan kasih sayang dan tenggang rasa kepada orang lain, ia senantiasa dicintai dan sangat dihargai oleh lawan-lawan yang menentangnya. Keyakinan spiritual Gandhi mempengaruhi segala kebijakan politiknya.


Tahun 1915 gandhi kembali ke India dan mendirikan sebuah ashram (komunitas religious). Sejak saat itu Gandhi mengabdikan hidupnya untuk India, untuk kemerdekaan India dan untuk kesatuan india. Keberhasilan Gandhi dalam banyak hal adalah menyiapkan rakyatnya menuju kemerdekaan dengan prinsip yang ia ajarkan. Gandhi berpihak pada rakyat miskin dan tertindas, dia adalah sosok yang sederhana tetapi memiliki kharisma yang besar dalam proses pengawalan kemerdekaan.


Tetapi hingga akhir hayat beliau, masih ada cita-cita belum terwujud, yaitu keinginan dan tekad kuat untuk menyatukan keberagaman yang ada di India (suku, ras & agama) dalam bingkai India seutuhnya. Hal ini terbukti setelah kemerdekaan, wilayah India terpecah dan dua wilayah muslim memisahkan diri menjadi Pakistan, kemudian Pakistan timur menjadi Bangladesh.


Dalam suasana perayaan kemerdekaan India, Gandhi justru merasa sedih dan kecewa karena tidak bisa menyatukan perpecahan yang ada di India. Akhirnya pada bulan September 1947 Gandhi melangsungkan puasa sampai meninggal, menentang kekerasan antara kaum Hindu dan Muslim.


Semoga segala prinsip-prinsip yang Gandhi ajarkan dapat kita terapkan dalam kehidupan – baik Muslim, Kristen, Hindu, dll – berbangsa dan beragama.  Karena perpecahan yang terjadi di zaman Gandhi masih terjadi sampai saat ini, bukankah kita semua mendambakan sebuah dunia yang damai dan demokratis?


Referensi :
Nicholson, Michael. MAHATMA GANDHI. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun