Mohon tunggu...
Kukuh Aji Bakhtiar
Kukuh Aji Bakhtiar Mohon Tunggu...

Seorang anak desa yang sedang membuat "Sejarah" bagi hidupnya di kota.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Duka

13 April 2013   12:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:16 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Barangkali ini, perhitungan dulu.
Akibat rasa yang begitu saja.
Kembalinya waktu, menyaksi awalnya,
Lalu terjadi, waktu kini menghakimi.

Biar awan makin berat,
Jatuh bersahaja di pangkuan bunda.
Petir biar getir dikecap bibir.
Karena pahit sudah mati, mengusung keranda duka.

Purwokerto, 13/04/13

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun