Kongres VII FSP - ISSI: Bersatu Dalam Federasi, Membangun Masa Depan Industri Semen yang Gemilang

Kongres VII FSP-ISSI: Bersatu Dalam Federasi, Membangun Masa Depan Industri Semen yang Gemilang

Makassar - Sulawesi Selatan, 10--12 Oktober 2025

Tiga hari penuh semangat kebersamaan mewarnai pelaksanaan Kongres VII Federasi Serikat Pekerja Industri Semen Seluruh Indonesia (FSP-ISSI) di Makassar - Sulawesi Selatan. Sebagai salah satu federasi afiliasi Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), FSP-ISSI menggelar kongres dengan mengusung tema besar: "Bersatu Dalam Federasi, Membangun Masa Depan Industri Semen yang Gemilang."

Tema ini bukan sekadar slogan. Ia menjadi seruan moral bagi seluruh anggota serikat pekerja di sektor industri semen untuk memperkuat solidaritas, memperbarui visi organisasi, dan menyusun langkah strategis menghadapi tantangan ketenagakerjaan di masa depan.

Suasana Pembukaan Kongres (Foto. Tim Media FSP ISSI)

11 PUK anggota FSP ISSI berpose bersama Iwan Kusmawan (Ketua IndustriALL Indonesia Council dan Anis (Dirut PT. Semen Tonasa) | Foto. Media FSP ISSI

Kongres dibuka secara resmi oleh Anis, Direktur Utama PT Semen Tonasa, yang juga menjadi tuan rumah penyelenggaraan. Dalam sambutannya, Anis mengapresiasi kiprah FSP-ISSI yang selama ini menjaga kemitraan konstruktif antara serikat pekerja dan manajemen. Menurutnya, hubungan industrial yang sehat dan dialog sosial yang terbuka adalah kunci kemajuan industri semen nasional.

Turut memberikan sambutan pada sesi pembukaan, Said Iqbal (Presiden KSPI), Iwan Kusmawan (Ketua IndustriALL Indonesia Council), serta Faisal Arif (Ketua Umum FSP-ISSI).
Melalui sambungan Zoom, Said Iqbal menegaskan kembali pentingnya sinergi antarserikat pekerja di bawah payung besar KSPI. Ia menyebut bahwa FSP-ISSI memiliki posisi strategis dalam memperjuangkan hak-hak buruh di sektor industri semen---sektor yang menjadi salah satu penopang utama pembangunan infrastruktur nasional.

Sementara itu, Iwan Kusmawan mengingatkan perlunya solidaritas lintas negara antarpekerja industri semen di tengah transisi energi global dan perubahan struktur industri. Adapun Faisal Arif menegaskan bahwa Kongres VII FSP-ISSI bukan hanya forum organisasi, melainkan juga momentum konsolidasi untuk memperkuat pondasi perjuangan ke depan.

Bagi KSPI, keberhasilan penyelenggaraan kongres ini mencerminkan semangat persatuan buruh yang terus tumbuh di berbagai sektor industri. Harapannya, hasil Kongres VII FSP-ISSI akan memperkuat perjuangan kolektif dalam mewujudkan kesejahteraan pekerja dan membangun industri semen Indonesia yang berkeadilan serta berdaya saing tinggi.