Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Usaha Preventif Banjir di Jerman, Bisakah Jadi Pelajaran Indonesia?

29 Oktober 2018   09:27 Diperbarui: 15 November 2018   16:08 1204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jakarta difoto dari atas Monas (dokumentasi pribadi)

Kepedulian ini diwujudkan dengan memberlakukan aturan-aturan lingkungan, yang menurut saya sangat dinamis dan selalu diaktualisasi dan tentu saja diawasi dengan serius.

Kita memang tidak akan hidup selamanya di atas bumi ini, tapi bukan artinya kita lalu seenaknya memperlakukan lingkungan sekitar kita. Bila kita memang sayang anak-anak, cucu-cucu, sudahkah kita pikirkan bagaimana nasib mereka bila kelak air bersih sukar didapat, dan permukaan tanah makin jauh di bawah permukaan air laut?? Berapa tinggi bendungan untuk menahan air laut perlu dibangun.

Pentingnya Peresapan Tanah

sumber foto: klas-bremen.de
sumber foto: klas-bremen.de
Untuk perizinan pembuatan rumah dan bangunan di Jerman, salah satu yang harus diberikan ke otoritas kota adalah bukti penanganan air hujan bangunan. Bila air hujan ditangani lokal maka tidak perlu bayar, tapi bila air hujan yang jatuh di atas tanah kita disalurkan ke kanalisasi maka pemilik tanah harus membayar mahal sesuai jumlah air jatuhnya. 

Walaupun itu air hujan lho. Hal ini untuk itu memotivasi pemilik tanah memikirkan lingkungan dan melestarikan ekosistem dan siklus alamai air tanah setempat.

Mirip dengan metoda biopori dan sumur resapan, ada banyak metoda yang bisa dilakukan para pemilik rumah dan bangunan di Jerman. Ada dengan metoda atas tanah dan ada juga metoda bawah tanah. Metoda atas tanah adalah pilihan yang tidak mahal, tapi untuk rumah dan bangunan di tengah kota Jerman, yang biasanya padat, metoda bawah tanah seringkali harus jadi pilihan.

Dimensi dari penyerapan air hujan ini sangat penting, kalau terlalu kecil akan membuat banjir, kalau terlalu besar harganya menjadi mahal. Cara perhitungannya pun distandarkan di Jerman, tentu saja dengan mempertimbangkan kondisi tanah setempat dan data hujan selama seratus tahun. 

Iya tidak salah baca 100 tahun. Soal data ini memang Jerman, luarbiasa. Data hujan, data sinar matahari selalu aktual dan terrecord dengan baik untuk seluruh Jerman. Para peneliti di Jerman telah melakukan porsi tugasnya dengan baik. Sangat menggairahkan bekerja dengan data yang aktual dan informasi yang lengkap.

Metoda Atas Tanah yang dikenal, ada 3 metoda, dan Metoda Bawah Tanah ada 3 metoda, dan beberapa metoda kombinasi. Masing-masing memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing tergantung kebutuhan. Paling sering digunakan adalah metoda Mulde, terjemahannya sejenis kubangan yang ditanami, tidak terlalu mahal tapi cukup efektif bila kondisi tanah mengizinkan.

Pada prinsipnya, jangan hanya memikirkan estetika rumah dan bangunan, tapi juga kebutuhan lingkungan rumah dan bangunan juga harus dipikirkan. Kesalahan yang paling sering dilakukan oleh kita, misalnya menutup semua jalan air dengan semen atau keramik karena kita malas becek. 

Dengan perhitungan yang benar kondisi becek ini pun sebetulnya bisa diatasi, agar air hujan terserap kembali ke dalam tanah dan permukaan air tanah tidak menurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun