Dalam perjalanan dari Fes ke Merzouga kami menginap di sebuah penginapan kecil sederhana tapi sangat bersih di ngarai Ziz, di Ifri, Errachidia. Dari sekian banyak penginapan di Maroko, penginapan suku Berber dari tanah lempung sederhana ini lah ternyata yang paling berkesan.
Ini sebetulnya bagian dari cerita perjalanan kami di Maroko, namun 3 orang dari suku Berber yang kami sebutkan ini demikian sederhana dan ramah, sehingga meninggalkan kesan positif, untuk itu saya memasukkan tulisan di bawah ke rubrik humaniora.Â
Ismail dan Penginapannya di Ksaar Ifri di Errachidia
Karena penginapan ini jauh dari keramaian, kami para tamu jadi banyak saling ngobrol dan bertukar cerita di teras penginapan, ditemani teh mint khas suku Berber, yang disuguhkan Ismail.
Teras yang menghadap gunung dan oase di bawahnya, teman ngobrol yang menyenangkan, pemilik penginapan yang ramah, membuat kami tidak merasa sedang berada di tempat asing dan betah duduk berlama-lama di sana.
Lokasi penginapan ini memang hampir di dasar ngarai, dikelilingi gunung, dekat Oase dan di pinggir sungai. Jauh dari keramaian.
Tidak jauh dari penginapan ada Kasbah (semacam benteng) kosong yang cukup besar dan indah. Setelah minum teh dan istirahat sebentar, kami pun turun mendekati sungai untuk melihat-lihat Kasbah kosong itu.
Sungguh sulit dipercaya, Kasbah kosong, yang sudah dibangun indah itu ditinggalkan begitu saja. Tapi bagusnya, keberadaan Kasbah tidak terasa mengganggu, karena bahan lempung untuk membangunnya, tampaknya berasal dari lempung setempat. Jadi Kasbah kosong ini terlihat lebih seperti dekorasi gunung.
Setelah puas melihat Kasbah, kami pun kembali pulang ke penginapan, tapi karena di sungai yang kami lewati sedang ramai oleh penduduk setempat, yang sedang memancing.
Kami pun duduk-duduk dulu di sana, sambil memperhatikan terutama satu pemancing, yang memancing dengan keranjang bolong.