Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perkenalkan Ini Ismail, Rashid, dan Hassan dari Suku Berber

28 Mei 2018   14:43 Diperbarui: 28 Mei 2018   19:19 1802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penginapan sederhana dari tanah lempung milik Ismail (dokumentasi pribadi)

Dalam perjalanan dari Fes ke Merzouga kami menginap di sebuah penginapan kecil sederhana tapi sangat bersih di ngarai Ziz, di Ifri, Errachidia. Dari sekian banyak penginapan di Maroko, penginapan suku Berber dari tanah lempung sederhana ini lah ternyata yang paling berkesan.

Ini sebetulnya bagian dari cerita perjalanan kami di Maroko, namun 3 orang dari suku Berber yang kami sebutkan ini demikian sederhana dan ramah, sehingga meninggalkan kesan positif, untuk itu saya memasukkan tulisan di bawah ke rubrik humaniora. 

Ismail dan Penginapannya di Ksaar Ifri di Errachidia

Ngarai Ziz dengan Kasbah, oase dan sungainya (dokumentasi pribadi)
Ngarai Ziz dengan Kasbah, oase dan sungainya (dokumentasi pribadi)
Ismail, pemilik penginapan dari tanah lempung ini sangat ramah. Ketika kami menginap di sana, tamunya ada delapan orang. Tiga (termasuk kami) dari Jerman dan satu pasangan dari Prancis.

Karena penginapan ini jauh dari keramaian, kami para tamu jadi banyak saling ngobrol dan bertukar cerita di teras penginapan, ditemani teh mint khas suku Berber, yang disuguhkan Ismail.

Teras yang menghadap gunung dan oase di bawahnya, teman ngobrol yang menyenangkan, pemilik penginapan yang ramah, membuat kami tidak merasa sedang berada di tempat asing dan betah duduk berlama-lama di sana.

Lokasi penginapan ini memang hampir di dasar ngarai, dikelilingi gunung, dekat Oase dan di pinggir sungai. Jauh dari keramaian.

Tidak jauh dari penginapan ada Kasbah (semacam benteng) kosong yang cukup besar dan indah. Setelah minum teh dan istirahat sebentar, kami pun turun mendekati sungai untuk melihat-lihat Kasbah kosong itu.

Sungguh sulit dipercaya, Kasbah kosong, yang sudah dibangun indah itu ditinggalkan begitu saja. Tapi bagusnya, keberadaan Kasbah tidak terasa mengganggu, karena bahan lempung untuk membangunnya, tampaknya berasal dari lempung setempat. Jadi Kasbah kosong ini terlihat lebih seperti dekorasi gunung.

Setelah puas melihat Kasbah, kami pun kembali pulang ke penginapan, tapi karena di sungai yang kami lewati sedang ramai oleh penduduk setempat, yang sedang memancing.

Kami pun duduk-duduk dulu di sana, sambil memperhatikan terutama satu pemancing, yang memancing dengan keranjang bolong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun