Memasuki salah satu ibu kota di Eropa Timur ini, akan mengingatkan kita akan kecantikan Kota Wina. Jalannya lebar-lebar dan bangunan-bangunan akhir abad 19-nya terlihat menghiasi hampir setiap sudut pusat kotanya. Sungai Donau atau Danube membelah daerah Buda dan Pest, yang kemudian membentuk namanya Budapest.
Menghabiskan liburan selama 4 hari di kota Budapest, meninggalkan kesan mendalam dan pengalaman menarik. Bukan hanya karena berbelanja dengan Forint atau HUF (Hungarian Forint) lebih menguntungkan dari Euro, tapi juga karena sejarah kotanya sangat menarik.
Pengakuan UNESCO berupa predikat Warisan Budaya Dunia tersebar di kotanya, di sebuah bukit daerah Buda ada kompleks istana atau Castle Hill, kompleks ini sangat cantik. Apalagi menjelang malam, pendaran cahaya yang datang dari lampu jalan dan dari lampu bangunan menambah indah dan romantis. Mulai dari Royal Palacesampai Fisherman's Bastion, padat oleh turis.
Kompleks Parliament Building juga menarik untuk dilihat, dan jangan lupa melihat atraksi penjaganya. Sangat unik, bila penjaga istana di Inggris, di Kopenhagen, di Prag, demikian jaim dan kesannya super duper serius. Penjaga gedung parlemen Hungaria berterima kasih dan bahkan mempersilakan para turis berfoto bersama mereka.
Tapi di luar Inggris Raya, di mana ayo kereta bawah tanah pertama di Eropa dibangun?? Bukan di Berlin atau Paris lho, tapi di Budapest!! Karena itu jalur M1 dan jalan di atasnya Andrassy Ut di Budapest mendapat predikat Warisan Budaya dunia dari UNESCO, karena merupakan jalur kereta bawah pertama di Budapest dan bahkan di Eropa daratan.
Museum transportasi
Di sana kita bisa melihat kereta bawah tanah original atau disebut dengan Fldallati. Gerbongnya terbuat dari logam dan kayu, dan dibangun oleh perusahaan Jerman Siemens & Halske selama 2 tahun dengan panjang jalur 3,68 Km.
Kedalaman lorong tunnel ini hanya kurang lebih 3 meter, tapi bagi saya nyaman karena turun tangga sedikit metro sudah di depan mata.
Naik turun tangganya tidak terlalu panjang. Tahun 1896 saat Kereta Bawah Tanah pertama di daratan Eropa ini diresmikan, yang berkuasa di Budapest adalah Kaisar Austria dan juga merangkap Raja Hungaria, karena itu stasion itu diberi nama Franz Josef I atau dalam bahasa Hungaria I. Ferencz Jzsef.
Selain kereta bawah tanah, moda transportasi lainnya adalah bis kota, kereta atas tanah, kereta bergigi dan bahkan kapal airnya. Tips dari saya, untuk berkeliling Budapest paling nyaman membeli tiket 24 jam seharga 1650 HUF sekitar 75 ribu per orang. Dengan tiket ini kita dapat menggunakan semua moda transportasi yang ada. Jaringan transportasi di Budapest ini memang sangat baik. Saling bersambung dan cukup sering, sehingga kami yang menyewa apartemen di daerah Sant Gellert bisa istirahat dulu siang hari bila lelah.
Bila berpikir bahwa Budapest dengan penduduk yang hanya 2 juta tapi moda transportasinya beragam dan cukup sering, jadi tak heranlah ya bila ingat demikian macetnya Jakarta.Â
Bayangkan saja Jakarta dengan penduduknya yang hampir 8 atau bahkan 10 kali lebih banyak tapi sampai saat ini hanya mengandalkan bus, belum juga memiliki kereta bawah tanah, kereta atas tanah masih terbatas dan hampir tidak ada transportasi air. Padahal sudah lebih dari 100 tahun di Budapest, orang memikirkan bagaimana supaya transportasi cepat dan nyaman.
Begitulah, Budapest ternyata lebih dulu memiliki kereta bawah tanah dari Berlin maupun dari Paris, apalagi dari Jakarta ya. (ACJP)