Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ini Bukan Berlin, Bukan Paris, melainkan Budapest

17 Januari 2018   07:37 Diperbarui: 17 Januari 2018   17:15 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan tertua di Budapest (dokumentasi pribadi)

Memasuki salah satu ibu kota di Eropa Timur ini, akan mengingatkan kita akan kecantikan Kota Wina. Jalannya lebar-lebar dan bangunan-bangunan akhir abad 19-nya terlihat menghiasi hampir setiap sudut pusat kotanya. Sungai Donau atau Danube membelah daerah Buda dan Pest, yang kemudian membentuk namanya Budapest.

Szchenyi lnchd (dokumentasi pribadi)
Szchenyi lnchd (dokumentasi pribadi)
Salah satu dari 9 jembatan paling tua dan paling terkenal Budapest bahkan lebih tua dari Tower Bridge di London, namanya dalam bahasa Hungaria Szchenyi lnchd, kalau diterjemahkan kurang lebih Jembatan Rantai. Jembatan ini dibuka tahun 1849, hampir 40 tahun lebih tua dari Tower Bridge. Bisa dilihat dari foto yang saya jepret di atas, cantik bukan.

Menghabiskan liburan selama 4 hari di kota Budapest, meninggalkan kesan mendalam dan pengalaman menarik. Bukan hanya karena berbelanja dengan Forint atau HUF (Hungarian Forint) lebih menguntungkan dari Euro, tapi juga karena sejarah kotanya sangat menarik.

Pengakuan UNESCO berupa predikat Warisan Budaya Dunia tersebar di kotanya, di sebuah bukit daerah Buda ada kompleks istana atau Castle Hill, kompleks ini sangat cantik. Apalagi menjelang malam, pendaran cahaya yang datang dari lampu jalan dan dari lampu bangunan menambah indah dan romantis. Mulai dari Royal Palacesampai Fisherman's Bastion, padat oleh turis.

Fisherman's Bastion (dokumentasi pribadi)
Fisherman's Bastion (dokumentasi pribadi)
Gedung parlemen dari Fisherman's bastion
Gedung parlemen dari Fisherman's bastion
Bangunan tertua di kompleks Istana Castle Hill ini konon dibangun di abad 13 dan dari dulu sudah selalu jadi residen para raja di Budapest. Bagi saya pemandangan terindah dari Fisherman's Bastion adalah Gedung Parlemen yang ada di seberang sungai, gemerlapnya seperti kerlip emas di setiap sudut bangunannya. 

Kompleks Parliament Building juga menarik untuk dilihat, dan jangan lupa melihat atraksi penjaganya. Sangat unik, bila penjaga istana di Inggris, di Kopenhagen, di Prag, demikian jaim dan kesannya super duper serius. Penjaga gedung parlemen Hungaria berterima kasih dan bahkan mempersilakan para turis berfoto bersama mereka.

Masih serius (dok pribadi)
Masih serius (dok pribadi)
Turis boleh berfoto dengan penjaga gedung parlemen (dok pribadi)
Turis boleh berfoto dengan penjaga gedung parlemen (dok pribadi)
Tapi dari sekian banyak daya tarik Budapest, paling berkesan menurut saya adalah kereta bawah tanah dan sejarahnya. Mungkin sudah banyak yang tahu kalau tube kereta bawah tanah pertama di dunia dibangun tahun 1863 dan masih dipakai jalur Bakerloo line, London.

Tapi di luar Inggris Raya, di mana ayo kereta bawah tanah pertama di Eropa dibangun?? Bukan di Berlin atau Paris lho, tapi di Budapest!! Karena itu jalur M1 dan jalan di atasnya Andrassy Ut di Budapest mendapat predikat Warisan Budaya dunia dari UNESCO, karena merupakan jalur kereta bawah pertama di Budapest dan bahkan di Eropa daratan.

Museum transportasi

Tampilan metro pertama Budapest (dok pribadi)
Tampilan metro pertama Budapest (dok pribadi)
Sejarah tentang kereta bawah tanah ini bisa dilihat di Museumnya di stasion kereta bawah tanah Deak Ferenc Ter. Biaya masuknya 350 HUF tapi bila mau foto tiketnya 500 HUF, sekitar 25 ribu rupiah. 

Di sana kita bisa melihat kereta bawah tanah original atau disebut dengan Fldallati. Gerbongnya terbuat dari logam dan kayu, dan dibangun oleh perusahaan Jerman Siemens & Halske selama 2 tahun dengan panjang jalur 3,68 Km.

Kedalaman lorong tunnel ini hanya kurang lebih 3 meter, tapi bagi saya nyaman karena turun tangga sedikit metro sudah di depan mata.

Naik turun tangganya tidak terlalu panjang. Tahun 1896 saat Kereta Bawah Tanah pertama di daratan Eropa ini diresmikan, yang berkuasa di Budapest adalah Kaisar Austria dan juga merangkap Raja Hungaria, karena itu stasion itu diberi nama Franz Josef I atau dalam bahasa Hungaria I. Ferencz Jzsef.

Gerbong pertama (dok pribadi)
Gerbong pertama (dok pribadi)
Sampai saat ini, lorong bawah tanah itu masih difungsikan untuk jalur M1. Budapest tidak seperti London yang cukup rumit dan banyak jalur kereta bawah tanahnya, tapi hanya memiliki 4 jalur saja.

Selain kereta bawah tanah, moda transportasi lainnya adalah bis kota, kereta atas tanah, kereta bergigi dan bahkan kapal airnya. Tips dari saya, untuk berkeliling Budapest paling nyaman membeli tiket 24 jam seharga 1650 HUF sekitar 75 ribu per orang. Dengan tiket ini kita dapat menggunakan semua moda transportasi yang ada. Jaringan transportasi di Budapest ini memang sangat baik. Saling bersambung dan cukup sering, sehingga kami yang menyewa apartemen di daerah Sant Gellert bisa istirahat dulu siang hari bila lelah.

Bila berpikir bahwa Budapest dengan penduduk yang hanya 2 juta tapi moda transportasinya beragam dan cukup sering, jadi tak heranlah ya bila ingat demikian macetnya Jakarta. 

Bayangkan saja Jakarta dengan penduduknya yang hampir 8 atau bahkan 10 kali lebih banyak tapi sampai saat ini hanya mengandalkan bus, belum juga memiliki kereta bawah tanah, kereta atas tanah masih terbatas dan hampir tidak ada transportasi air. Padahal sudah lebih dari 100 tahun di Budapest, orang memikirkan bagaimana supaya transportasi cepat dan nyaman.

Begitulah, Budapest ternyata lebih dulu memiliki kereta bawah tanah dari Berlin maupun dari Paris, apalagi dari Jakarta ya. (ACJP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun