Mohon tunggu...
Kristo Ukat
Kristo Ukat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Dosen di STP St. Petrus Keuskupan Atambua-Kefamenanu-Timor-Nusa Tenggara Timur

Menulis, Membaca, Fotografi, Bertualang

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sebuah Panggilan

12 Juni 2023   10:34 Diperbarui: 12 Juni 2023   10:39 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang remaja perempuan yang sangat ceria, suka bercanda pada siapa saja yang ia temui. Gadis remaja dengan paras yang cantik, berwajah bundar dilengkapi dengan hidungnya yang mancung, rambutnya yang hitam lurus dan panjang, bukan itu saja kulitnya yang putih bersinar, membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan menyukainya. Gadis itu bernama Linda.

Linda adalah seorang gadis yang tinggal di sebuah desa terpencil di Kecamatan Mutis. Ia berasal dari keluarga sederhana. Linda juga memiliki hati yang sangat baik, tidak mudah marah, selalu tersenyum, dan terlihat selalu bahagia. Pantas saja ia sangat awet dan terlihat cantik.

Ia mempunyai banyak kenalan laki-laki dikarenakan parasnya yang cantik serta mempunyai hati yang sangat baik, membuat semua orang menyukainya bahkan mengejarnya untuk menjadikannya sebagai seorang kekasih.

Terkadang Linda menerima beberapa dari mereka bukan karena ia menyukai mereka namun karena ia tidak tega melihat kelakuan mereka sehari- hari. Hingga pada suatu saat aku memergokinya sedang berbicara dengan seorang laki-laki di telepon.

Aku yang dihantui rasa penasaran langsung bertanya kepadanya, "siapa laki-laki itu, kenapa hanya dia saja yang membuatmu selalu mengangkat telponnya bahkan penasaran dengannya?. " Aku adalah temannya Linda dan sangat dekat dengannya. Tidak heran jika aku mengetahui segala hal mengenainya. Aku sudah tidak menahan diri untuk bertanya kepadanya beberapa hari yang lalu dikarenakan tingkahnya yang sangat aneh mengenai laki-laki itu.

"Itu temanku namanya kakak Bernard. Dia berasal dari kampung sebelah. Ia mendapat nomor teleponku saat ia menemuiku di pasar. Tapi Bernard tidak sekolah. Dia hanya seorang penjual keliling, namun entah kenapa aku selalu mengaguminya." Linda pun menjelaskan kepada kepadaku yang memang sedang penasaran. Linda memang mempunyai teman laki-laki tapi tidak dengan yang satu ini. Ia mendapat perhatian yang lebih dari Linda. Sepertinya Linda menyukainya dan mereka memiliki hubungan yang lebih dari seorang teman.

Hari demi hari berlalu, bukan demi bulan berlalu. Tidak terasa kami akan tamat sekolah pada bulan ini. Begitupun dengan Linda. Rasanya tidak sabar lagi untuk bebas menjalani keinginan masing-masing. Aku selalu bercerita kepada Linda bahwa aku akan melanjutkan pendidikan jika orang tuaku sudah memiliki uang. Namun, tidak dengan Linda.

Ia tak pernah menceritakan apa keinginannya kepadaku. Ia selalu diam dan tak ada sepatah katapun jika berbicara mengenai masa depan. Mungkin karena berjalannya waktu serta umur kami yang sudah beranjak dewasa, aku selalu mengagumi Linda. Ia seperti semakin hari parasnya semakin bertambah, kulitnya yang putih bersih, seperti sangat terawat, bulu matanya yang lentik melengkapi bola mata indah yang sedikit sipit itu. Senyumannya yang cantik membuat mabuk siapa saja yang menatapnya. Linda memang sangat cantik, kataku suatu saat dalam hati.

Hari ini kami semua menyelesaikan ujian lalu mendengar pengumuman kelulusan di sekolah. Sekolah bernama SMA Negeri Mutis yang sebentar lagi takkan kami jumpai lagi penghuninya. Kami akan menjadi alumni sekolah itu. Sorak tepuk tangan pecah memenuhi ruangan di saat guru yang memberikan pengumuman mengatakan kami lulus 100% artinya tidak ada yang tertinggal.

Kami pun berpamitan dan berpisah. Derai air mata basah di mata siswa-siswi yang sedang berpamitan. Kini kami hanya perlu menemukan pilihan kami masing-masing. Hingga pada suatu hari dari sebuah kongregasi ke susteran datang ke desa-desa untuk memberikan promosi kepada warga sekitar. Aku tidak tahu jika Linda juga mendaftarkan diri untuk masuk kongregasi tersebut. Aku pun pergi ke rumahnya yang terletak tidak jauh dari rumah kami tinggal.

Ternyata benar, ia mengatakan kepadaku jika ia sudah memutuskan sejak lama. Ia juga memberitahukan kepadaku jika ia mempunyai masalah serta kekurangan ekonomi dalam keluarganya yang membuatnya harus memilih jalan ini. 

Bagaimana mungkin seseorang yang selalu terlihat ceria dan bahagia ternyata memiliki masalah yang cukup berat. Ia pun mengatakan bahwa ia tidak akan pamit kepada semua teman laki-lakinya, karena ia tidak mau,  jika ia akan terganggu oleh situasi tersebut.

Aku pun sebagai sahabat memberikan motivasi kepadanya untuk tetap tabah dan harus taat menjalaninya. Selang beberapa hari ia pun pergi begitu sedih. Ternyata beberapa teman laki-lakinya mengetahui hal itu. Mereka sangat kecewa. Namun Linda sangat taat pada panggilannya. Bahkan ibu dan ayahnya tidak mengijinkannya namun mungkin saja tekadnya Linda yang sangat bulat keinginannya, ingin hidup menjadi pelayan Tuhan. Ia tidak peduli pada halangan apapun saat itu.

Panggilan hidup baik kita maupun kebanyakan orang di luar sana tidak ada mengetahuinya. Bahkan panggilan untuk kita sendiri tak kita ketahui, meskipun kita memperjuangkan sesuatu yang sangat kita inginkan namun, jika bukan itu panggilan atau jalan hidup kita nanti semuanya pasti sia-sia saja.

Sebaliknya, meskipun suatu hal yang paling tidak kita sukai hal itu akan menjadi jalan hidup kita, menjadi panggilan hidup kita. Dari situlah kita belajar bahwa panggilan hidup itu sangat istimewa bagi siapa saja . (DC dan EO)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun