Mohon tunggu...
Kristo Ukat
Kristo Ukat Mohon Tunggu... Dosen di STP St. Petrus Keuskupan Atambua-Kefamenanu-Timor-Nusa Tenggara Timur

Menulis, Membaca, Fotografi, Bertualang

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Awal Magang Wirausaha, Ini Ungkapan Rasa Para Mahasiswa

4 Februari 2022   16:14 Diperbarui: 4 Februari 2022   16:16 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roy Nabu sementara beraksi di rental komputer. Dokpri

Mahasiswa Semester VI STP St. Petrus keuskupan Atambua sedang melaksanakan Magang II (Wirausaha) di berbagai tempat usaha seputar Kota Kefamenanu-Kabupaten Timor Tengah Utara. 

Mahasiswa diterjunkan ke lapangan magang pada hari Rabu (02/02/2022). Pelaksanaan magang yang baru berlangsung beberapa hari ini membuat para mahasiswa mengungkapkan bermacam-macam perasaannya.

Roy Nabu yang sedang melaksanakan magang di salah satu rental komputer mengungkapkan perasaannya bahwa, "Saya sementara magang di Rental Kumputer. 

Ada beberapa hal yang saya rasakan bahwa ternyata cari uang itu susah. Selain itu saya dituntut untuk setia dan sabar dalam melayani banyak orang. Lalu tidak ada kesempatan untuk pegang HP, karena banyak pekerjaan yang harus dilakukan."

Imel Suni sedang belajar membereskan rambut pelanggan di salon kecantikan. Dokpri
Imel Suni sedang belajar membereskan rambut pelanggan di salon kecantikan. Dokpri
Imel Suni, putri Eban yang sedang melaksanakan magang di salah satu salon kecantikan bersama temannya bernama Devy Tefa mengatakan bahwa, 

"Setelah melaksanakan magang selama beberapa hari ini, saya dan teman saya Devy Tefa bisa merasakan betapa capenya seorang karyawati dalam menangani keperluan pelanggan. Kita dituntut untuk teliti dan penuh tanggung jawab agar tidak mengecewakan pelanggan. Seperti ribonding rambut dengan langkah-langkahnya yang begitu banyak. Kami harus berhati-hati dalam mengoleskan obat agar tidak terkena kulit kepala. Selain itu kami harus bisa mengatur waktu, dari bisa mendiamkan obat tersebut sesuai waktu yg ditentukan, lalu bilas hingga bersihkan sambil memijat kepala, hingga pengeringan dan proses pencatokan."

Ondry Siki, sedang beraksi bersama teman-temannya di meubel. Dokpri
Ondry Siki, sedang beraksi bersama teman-temannya di meubel. Dokpri
Sementara itu Ondry Siki, Ketua Senat STP, atas nama tiga rekannya yang sedang melaksanakan magang di salah satu meubel mengatakan bahwa, 

"Perasaan yang kami alami ialah kami sangat bergembira sebab kami dapat mengetahui hal-hal baru seperti bisa menggunakan skaf dan bor dalam bekerja sebagai tukang kayu. Selain itu kami belajar untuk membuat profil, bisa dumpul, bisa membuat lidah kursi, sponing, bisa mengunakan gergaji listrik, pahat, memasang kosen pintu yang sudah didesain. Hal-hal inilah yang baru kami dapat dan alami selama beberapa hari ini. Kami sangat senang sebab kegiatan yang kami lakukan ini dapat menumbuhkan, mengembangkan kemampuan dan keterampilan dalam dunia kerja nyata."

Flora Bele sedang belajar menjahit. Dokpri
Flora Bele sedang belajar menjahit. Dokpri
Flora Bele, mahasiswi asal Tuamau itu mengatakan, "Saya mewakili semua teman magang yang sementara menjahit di wilayah sekitar Pasar Baru ini mau katakan bahwa, magang ini membantu kami untuk mendapat pelajaran sama seperti kursus menjahit tanpa membayar. Kemudian menjahit bukanlah hal yang mudah karena mesin jahit sangat sulit dikuasai cara penggunaannya. Saya harus bisa melatih kesabaran dan ketelitian dalam bekerja. Saya harus belajar sabar karena pelanggan yang datang sesuai keinginannya kapan saja. Kadang ramai dan kadang juga sepi. 

Sr Kornelia Sasi sedang melatih kelincahan kaki pada mesin jahit. Dokpri
Sr Kornelia Sasi sedang melatih kelincahan kaki pada mesin jahit. Dokpri
Hal senada juga disampaikan oleh Vebro Kaauni, mahasiswa semester VI yang sempat melaksanakan magang pastoral di paroki Tunbaba itu mengatakan, 

"Menurut pendapat saya, magang ini memang sangat bermanfaat bagi kami sebagai seorang mahasiswa. Bahwa bukan hanya mengetahui teori atau pengetahuan yang diajarkan, tetapi kami langsung praktek di lapangan. kami dituntut untuk bisa menampilkan keterampilannya yang kami miliki. Kami berjuang untuk tahu dan bisa  menjahit walaupun awalnya terasa sulit tapi ketika kaki kita sudah diletakkan di mesin, hal sulit bisa diatasi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun