Sudah dua jam yang ditunggu tak kunjung datang. Sementara hari mulai gelap. Indah mulai gelisah, sendirian di terminal yang makin sepi.
"Menunggu siapa mbak?" suara pria berkumis serta berkacamata itu. Indah terkejut, namun bibirnya tak mampu berucap. Indah hanya terdiam seribu bahasa. Si pria terus memberondong pertanyaan dan mencoba merayu Indah.
Hampir sepuluh menit, pria itu memandanginya. Resah, takut, menghampiri pikiran dan hati Indah. Ingin berlari tapi apa daya. Tubuhnya memaku di tempat. Si pria dapat membaca bahasa tubuh Indah, dilepas kumis dan kacamata hitam itu. Spontan dipeluk tubuh kekar pria berkacamata itu. Airmata mengaliri pipi lembut Indah. Tak disangka, suaminya pulang dengan selamat, dari tugas kenegaraan yang diembannya. Sudah tiga tahun mereka tak bertemu.