6. Membuat RPP yang memuat pembelajaran difrensiasi dalam pembuatannya mempertimbangan kebutuhan murid dan cara memenuhi kebutuhan murid antara satu dengan yang lain. Diferensiasi tidak berarti bahwa guru harus dapat memenuhi kebutuhan semua individu setiap saat atau setiap waktu. Namun, guru memang diharapkan dapat menggunakan berbagai pendekatan belajar sehingga sebagian besar murid menemukan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pembelajaran difrensiasi dapat memenuhi kebutuhan murid akan berjalan secara optimal perlu adanya pertama perubahan mindset pendidik dari mensetarakan kebutuhan murid menjadi memenuhi kebutuhan murid sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar kedua menciptakan fasilitas yang ramah anak sehingga mengundang anak untuk belar secara mandiri ketiga membuat komitmen bersama stakeholder di sekolah baik Kepala Sekolah, Komite, Dewan Guru, Karyawan, Murid dan Masyarakat dalam menyukseskan kegiatan ini, keempat dilakukan secara berkesinambungan sehingga tidak putus di tengah jalan.
Kaitan antara pembelajaran difrensisi Modul 2.1 dengan Modul 1 yaitu filosofi Ki Hajar Dewantara (Modul 1.1), Nilai dan Peran Guru Penggerak (Modul 1.2), Visi Guru Penggerak (Modul 1.3), dan Budaya Positif (Modul 1.4).Â
Ki Hajar Dewantara dalam filosofinya menekankan pentingnya pendidik untuk dalam proses pembelajaran dengan menuntun murid sesuai kodrat alam dan zaman yaitu mendidik sesuai kemampuan anak dan perkembangan zaman tanpa meninggalkan budaya lokal oleh karena itu untuk menggerakkan mindset tersebut diperlukan nilai dan peran guru penggerak sebagai agent of change sehingga terjadi perubahan yang dimulai dari sendiri kemudian menggerakan teman sejawat, komunitas untuk ambil bagian dalam perubahan paradigma yang baru. Untuk itu perlu dibentuk Visi sekolah sesuai dengan konsep filosofi Guru Penggerak yang menjadikan murid sebagai objek pembelajaran dengan pemenuhan kebutuhannya serta diintegrasikan dengan profil pelajar pancasila yaitu berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.Â
Untuk pengembangan visi yang bermuatan profil pelajar pancasila di implementasikan dalam budaya positif di sekolah yaitu dengan membuat kegiatan yang bermuatan penguatan profil pelajar pancasila yang intinya terjadi habituasi kebajikan dalam sekolah dan tumbuh menjadi karakter sesuai profil pelajar pancasila yaitu berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.Â
Pembelajaran difrensiasi mempunyai peranan yang central yaitu masuk pada proses pembelajaran sebagai inti dari pemenuhan kebutuhan murid dari kesiapan, minat, dan profil belajar di dukung dengan fasilitas yang mendukung sehingga jika dikaitkan semua materi tersebut bermuara pada pemenuhan kebutuhan murid sesuai kodrat alam dan zaman yang diintegrasikan dalam proses pembelajaran, lingkungan belajar, penerapan budaya positif yang tertuang dalam visi sekolah.