Mohon tunggu...
Kristiya SeptianPutra
Kristiya SeptianPutra Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi yang sangat saya sukai adalah travelling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Koneksi Antar Materi Modul 1.2 Pembelajaran Difrensisasi

10 September 2022   10:27 Diperbarui: 10 September 2022   10:32 2789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah Anda melihat murid yang kurang bersemangat, pikiran kosong, sering membuat gaduh di kelas atau prestasi terus menerus mengalami penurunan? Bisa jadi ini dikarenakan kebutuhan belajar murid yang kurang optimal. Selain itu juga terdapat murid yang mengalami kesulitan dalam belajar. Ada murid yang cepat menangkap materi dan ada juga murid yang lambat dalam menangkap materi. Perbedaan karakteristik masing-masing murid ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru. 

Salah satu metode atau cara yang dilakukan guru penggerak untuk dapat meningkatkan kualitas belajar peserta didik ialah melalui pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid . 

Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan murid untuk dapat meningkatkan potensi mereka dengan menyesuaikan pembelajaran dengan kesiapan, minat, dan profil belajar mereka. 

Pembelajaran yang dibedakan berfokus pada prosedur serta konten/materi, bukan hanya produk pembelajaran. Guru dihadapkan pada keberagaman yang banyak sekali bentuknya, sehingga seringkali mereka harus melakukan banyak pekerjaan atau membuat keputusan dalam satu waktu.  Misalnya, saat mengajar di kelas, seorang guru mungkin harus membantu satu muridnya yang kesulitan, namun di saat yang sama harus mengatur cara bagaimana agar saat ia membantu murid tersebut, kelasnya tetap dapat berlangsung dengan kondusif. 

Pertanyaan yang selanjutnya muncul adalah bagaimana pembelajaran difrensiasi dapat dilakukan di kelas. Untuk dapat melakukan pembelajaran difrensiasi guru perlu mengetahui hal di bawah ini supaya dapat berjalan dengan baik.

1. Tujuan Pembelajaran yaitu guru harus paham terkait dengan kurikulum, capaian pembelajaran, tujuan, indikator, dan asesment sehingga guru dapat menentukan bagaimana guru dapat membantu kebutuhannya

2. Mengetahui dan merespon kebutuhan belajar murid melalui kesiapan belajar murid yang beragam, minat belajar yang berbeda dan dapat berkembang, serta profil belajar yang hal tersebut dapat terlihat dari lingkungan, budaya, gaya belajar, dan kecerdasan majemuk. Dengan hal tersebut guru harus mampu mengakomodir hal tersebut guna memenuhi kebutuhan murid mencapai tujuan pendidikan.

3. Lingkungan belajar "mengundang" untuk belajar sehingga sekolah ditutut untuk menciptakan sekolah yang ramah anak yaitu sekolah yang secara sadar berupaya menjamin dan memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggung jawab. Prinsip utama adalah non diskriminasi kepentingan, hak hidup serta penghargaan terhadap anak. 

4. Manajemen kelas efektif maksudnya mengelola kelas secara efektif dari manejemen waktu, materi, dan kondisi kelas

5. Penilaian berkelanjutan

6. Membuat RPP yang memuat pembelajaran difrensiasi dalam pembuatannya mempertimbangan kebutuhan murid dan cara memenuhi kebutuhan murid antara satu dengan yang lain. Diferensiasi tidak berarti bahwa guru harus dapat memenuhi kebutuhan semua individu setiap saat atau setiap waktu. Namun, guru memang diharapkan dapat menggunakan berbagai pendekatan belajar sehingga sebagian besar murid menemukan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Pembelajaran difrensiasi dapat memenuhi kebutuhan murid akan berjalan secara optimal perlu adanya pertama perubahan mindset pendidik dari mensetarakan kebutuhan murid menjadi memenuhi kebutuhan murid sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar kedua menciptakan fasilitas yang ramah anak sehingga mengundang anak untuk belar secara mandiri ketiga membuat komitmen bersama stakeholder di sekolah baik Kepala Sekolah, Komite, Dewan Guru, Karyawan, Murid dan Masyarakat dalam menyukseskan kegiatan ini, keempat dilakukan secara berkesinambungan sehingga tidak putus di tengah jalan.

Kaitan antara pembelajaran difrensisi Modul 2.1 dengan Modul 1 yaitu filosofi Ki Hajar Dewantara (Modul 1.1), Nilai dan Peran Guru Penggerak (Modul 1.2), Visi Guru Penggerak (Modul 1.3), dan Budaya Positif (Modul 1.4). 

Ki Hajar Dewantara dalam filosofinya menekankan pentingnya pendidik untuk dalam proses pembelajaran dengan menuntun murid sesuai kodrat alam dan zaman yaitu mendidik sesuai kemampuan anak dan perkembangan zaman tanpa meninggalkan budaya lokal oleh karena itu untuk menggerakkan mindset tersebut diperlukan nilai dan peran guru penggerak sebagai agent of change sehingga terjadi perubahan yang dimulai dari sendiri kemudian menggerakan teman sejawat, komunitas untuk ambil bagian dalam perubahan paradigma yang baru. Untuk itu perlu dibentuk Visi sekolah sesuai dengan konsep filosofi Guru Penggerak yang menjadikan murid sebagai objek pembelajaran dengan pemenuhan kebutuhannya serta diintegrasikan dengan profil pelajar pancasila yaitu berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. 

Untuk pengembangan visi yang bermuatan profil pelajar pancasila di implementasikan dalam budaya positif di sekolah yaitu dengan membuat kegiatan yang bermuatan penguatan profil pelajar pancasila yang intinya terjadi habituasi kebajikan dalam sekolah dan tumbuh menjadi karakter sesuai profil pelajar pancasila yaitu berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. 

Pembelajaran difrensiasi mempunyai peranan yang central yaitu masuk pada proses pembelajaran sebagai inti dari pemenuhan kebutuhan murid dari kesiapan, minat, dan profil belajar di dukung dengan fasilitas yang mendukung sehingga jika dikaitkan semua materi tersebut bermuara pada pemenuhan kebutuhan murid sesuai kodrat alam dan zaman yang diintegrasikan dalam proses pembelajaran, lingkungan belajar, penerapan budaya positif yang tertuang dalam visi sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun