Mohon tunggu...
Kristina Dewi
Kristina Dewi Mohon Tunggu... Guru - Guru

seorang guru yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Mencerdaskan Anak

2 April 2013   05:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:53 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1365434614567894155

[caption id="attachment_236988" align="alignnone" width="2048" caption=""][/caption]

MENCERDASKAN ANAK

Anak adalah suatu anugerah terindah dan tak ternilai yang dilimpahkan Allah SWT kepada hamba-Nya. Bagi kita yang terpilih dipercaya untuk menjaga titipan dari-Nya maka kita wajib menjaga, memelihara dan menbuatnya menjadi seorang Khalifah yang berguna bagi agama dan bangsa ini.
Memiliki anak-anak yang cerdas adalah harapan dan impian tiap orang tua terutama ibu yang melahirkan anaknya. Anak yang cerdas dengan investasi yang memadai merupakan pilihan dan keinginan yang bijak dan rasional yang memerlukan persiapan-persiapan yang panjang.
Bila ingin melahirkan anak-anak yang cerdas, maka jadilah wanita yang cerdas, karena  "Ibulah yang membangun surga bagi anak-anaknya di masa depan. Ibu adalah lingkungan pertama seorang anak mengenal ilmu pengetahuan, ibulah yang pertama kali mengajarkan anaknya, membentuk kepribadiannya, kecerdasannya, dan membentuk mentalitas anaknya.
Ibu yang mencintai anak-anaknya, yang peduli terhadap anak-anaknya, berfikir positif  tentang masa depan anaknya akan memberikan pengaruh yang besar dan secara signifikan terhadap pola interaksi, bimbingan dan dukungan kepada anaknya.

Wanita yang siap secara fisik dan mental untuk menjadi seorang ibu akan mempersiapkan dirinya agar dapat melahirkan anak-anaknya yang sehat , kuat dan cerdas. Mulai dari masa kehamilan, mempersiapkan diri baik fisik maupun psikologinya. Makan makanan yang bergizi, cukup istirahat, rajin membaca, berolah- raga, dan juga slalu berdoa dan tidak meninggalkan ibadah lainnya.
Makanan utama untuk membentuk kecerdasan adalah pengetahuan tentang Sang Pencipta, manusia dan alam.
Dengan memahami keberadaan Tuhan, maka kita dapat mengajarkan dan mendidik anak-anak kita untuk dapat menyikapi persoalan -persoalan hidup di dunia ini dengan lebih tenang, lebih ikhlas dan ridho.

Dengan pemahaman terhadap jati diri manusia maka kita dapat mengajarkan kepada anak-anak kita  bahwa tidak perlu takut kepada sesama manusia, siapapun dan apapun kedudukannya, karena sesungguhnya manuasia itu sama tidak ada yang sempurna.
Dan dengan memahami alam semesta, merenungkannya maka kita akan lebih mendekatkan diri kita kepada Sang Pencipta.
Anak-anak merupakan amanah yang harus dijaga dan dirawat dengan baik oleh orang tua maka jaga dan rawat anak-anak kita sesuai dengan kehendak-Nya.
Saat "Si buah hati hadir, maka segeralah kumandangkan adzan dan iqamat di telinganya, kerena ini merupakan bentuk kesyukuran kita dan sebagai awal dimulainya dialog antara orang tua dan jiwa buah hati kita.
Berikan buah hati kita kehangatan, dekapan dan ASI sebagai wujud cinta ibu kepada anak.

Berikan bayi kita cinta kasih, komunikasi intensif, kepedulian dan pengutamaan kita sebagai orang tua kepadanya. Ceritakan kisah-kisah kepahlawanan, ajak berzikir dan doa.
Di usia dua tahun , perkenalkan kepadanya tentang alam, laut, gunung, bentangan langit yang luas. ceritakan tentang alam dengan segala isinya untuk mengembangkan daya imajinasinya.
Berikan anak-anak kita teladan yang baik. Bagaimana kita mau mengharapkan anak-anak kita menjadi orang yang cerdas dan bermoral bila kita sebagai orang tuanya tidak memberikan tauladan yang baik.
Bila anak telah memasuki usia sekolah, maka kita sebagai orang tuanya dapat membangun daya berpikir logis bagi sang buah hati dengan sering mengajukan pertanyaan " mengapa dan bagaimana" kepada sang anak.
Ceritakan kepada anak tentang biografi atau kisah-kisah kehidupan, dan jelaskan kepadanya secara logis bagaimana orang-orang tersebut mampu bekerja dan menyelesaikan masalahnya.

Dan ketika anak-anak kita tumbuh beranjak dari masa kanak-kanaknya maka hidupnya tak lagi sekedar bermain, tetapi mulai menuju pada pola kehidupan baru di mana kemampuan akal semakin terasa. Mulailah lebih menanamkan aspek-aspek agama dalam diri anak kita. Tanamkan dan gali terus intelegensi spiritualnya.

Pandanglah anak kita sebagai "Khalifatullah"di muka bumi. Kita sebagai orang tua sudah berusaha mendidik dan mengarahkannya kepada kebaikan, maka berikan mereka kebebasan dan penghargaan agar mereka dapat mengaktualisasikan diri dan potensinya di masa depan.

Semoga, harapan kita mencerdaskan anak akan tercapai, amin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun