Mohon tunggu...
Kristina Damayanti
Kristina Damayanti Mohon Tunggu... Freelancer - An ordinary student

Mendengar, mendengar, menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menebar Pesan Kebaikan di Tengah Kesulitan

27 Mei 2020   15:47 Diperbarui: 27 Mei 2020   15:37 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Wabah virus corona baru bernama Covid 19 yang telah menyebar ke seluruh dunia membuat negara-negara menghadapi situasi yang menyulitkan dalam beraktifitas sehari-hari. Tak terkecuali Indonesia. 

Pemberlakuan Social Distancing guna memutus rantai penyebarannya mengakibatkan seluruh kegiatan tatap muka diminimalisir, sehingga pemanfaatan teknologi bagi keberlangsungan berbagai bidang mulai dari bisnis, pendidikan, hingga penyampaian nilai-nilai agama Islam atau dakwah dijalankan semaksimal mungkin melalui platform daring.

Dakwah menggunakan media daring sebenarnya sudah banyak dilakukan bahkan jauh sebelum pandemi Covid 19 terjadi. Saat internet mulai berkembang pesat di awal tahun 1990-an. 

Para pemuka agama hingga pegiat di kalangan masyarakat biasa, tidak lagi harus menuangkan ilmunya pada media arus utama seperti televisi, radio, media cetak atau mimbar-mimbar. 

Cukup dengan alat rekam video maupun audio yang terdapat pada ponsel pintar, pesan agama Islam sudah dapat langsung diunggah pada berbagai platform seperti Youtube, Facebook, Instagram maupun platform media sosial lainnya. 

Para pendakwah yang senang membagikan ilmunya melalui tulisan pun, sekarang dapat dengan mudah mengunggahnya ke blog pribadi yang dimikilinya maupun media daring.

Namun, yang berbeda di tahun 2020 ini adalah situasi pandemi covid 19 yang bertepatan dengan datangnya bulan suci Ramadhan, membuat euforia dakwah melalui media daring semakin terasa. 

Hal tersebut tentu saja membuat masyarakat muslim tetap dapat mengakses konten agama Islam meskipun tidak ada kegiatan kajian tatap muka yang biasanya diadakan di masjid maupun tempat-tempat kajian lain.  

Kini terlihat para pemuka agama maupun masyarakat sedang berlomba-lomba dalam menyajikan materi yang dapat diterima semua kalangan, konten yang menarik dan visualisasi yang memanjakan mata adalah kunci, maka dari itu, skill kreatifitas sudah seharusnya dimiliki para pendakwah tanah air agar dapat mengikuti perkembangan zaman.

Akan tetapi, terlepas dari bagaimana cara menarik jumlah jamaah, para pendakwah perlu memperhatikan bahwa yang terpenting adalah niat dalam berdakwah itu sendiri, yaitu mensyiarkan agama Islam dan menyebarkan pesan kebaikan, para pendakwah kerap kali menjadi panutan bagi masyarakat kita, ucapan yang keluar dari mulut mereka disegani dan diikuti, maka penting bagi para pendakwah menajamkan ilmunya, sirami diri dengan semangat untuk belajar, sehingga isi konten yang dihasilkan akan lebih bermutu dan dapat dipercaya. 

Kemudian, penting juga bagi jamaah untuk bersikap kritis atas pesan yang telah disampaikan oleh para pendakwah yang mereka saksikan, dengan begitu, bila terdapat pesan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama yang benar, jamaah tidak serta merta mengikuti perkataan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun