Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kata Miskin, Pengungsi, dan Imigran

16 Agustus 2021   19:13 Diperbarui: 16 Agustus 2021   19:19 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi para pengungsi di kamp pengungsian. Foto: republika.co.id.

Manusia menciptakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Peran bahasa amatlah penting dalam mengkonstruksi sebuah ide atau gagasan tertentu. Bahasa sendiri memiliki kelompoknya masing-masing. Ada bahasa pasar, bahasa hukum, bahasa politik, bahasa gaul, bahasa allay, bahasa dunia medis, bahasa psikologis, bahasa teologi, dan masih banyak lainnya.

Semuanya memiliki mutannya tersendiri. Untuk menciptakan sebuah model komunikasi yang ajeg, manusia berusaha memperbaiki dan mensistematisasi gaya bahasanya. Gaya bahasa wartawan berbeda dengan gaya bahasa seorang teolog. Gaya bahasa ahli hukum berbeda dengan gaya bahasa seorang dokter. Nah, dalam hal ini, masing-masing bilik punya kekuatan bahasanya tersendiri.

Kekuatan meramu kata dalam bentuk kalimat adalah bentuk kesuksesan bahasa. Untuk membentuk sebuah gagasan yang dapat dimengerti, bahasa berusaha memformulasi cara penyampaian dan bahan baku berkomunikasi. Maka, diperlukan batasan-batasan tertentu dalam penggunaan istilah. Sebagai contoh kata orang miskin. 

Sekarang, kata miskin tidak terlalu santun untuk didengar. Untuk memperhalus maksud dari kata yang sama, maka digunakanlah kata orang menengah ke bawah. Bahasa, dengan demikian dimengerti sebagai alat konstruksi sosial.

Dalam hidup harian, seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan yang baik akan mampu menciptakan kata-kata tertentu dan gagasan-gagasan tertentu dengan batasannya tersendiri. 

Akan tetapi, di waktu yang sama orang awam juga mampu menciptakan suatu model kata baru dalam memberi definisi pada pemahaman yang hendak dikemukakanya. 

Dua sumber ini, masing-masing memiliki latar belakang yang berbeda. Maka, keduanya menciptakan sebuah definisi tentang kata yang sama. Mereka bisa terlibat dalam satu tema yang sama, tetapi dengan cara bahasa berbeda.

Kata kemiskinan, misalnya. Ada orang yang membahasakan kemiskinan sebagai ketiadaan materi. Ada yang membahasakan kemiskinan sebagai situasi kekosongan atau kekeringan spiritual, dan adapula yang membahasakan kemiskinan sebagai sebuah bentuk kesederhanaan, tetapi hanya mendekati kemiskinan. 

Hal ini -- definisi tentang kemiskinan -- kemudian dipakai dalam mengukur tingkat kehidupan seseorang di daerah tertentu.

Definisi kemiskinan pun menyandera manusia sebagai makhluk pengagas dan pencipta definisi itu sendiri. Definisi adalah sebuah pembatasan. Pembatasan berarti tidak ada kebebasan. Manusia tidak bisa dengan bebas mengkonstruksi sebuah definisi. Contoh lain dari kata yang menyandera manusia pada dilematis pilihan adalah kata pengungsi.

Kata pengungsi, berbeda dengan kata imigran. Keduanya memiliki jelajah definisi yang yang mau tidak mau didefinisi. Ketika dua kata ini dipaksa untuk diberi pengertian pada tempat yang berbeda, artinya keduanya berbeda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun