Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kejahatan dan Penderitaan dalam Konsep Teodise Lebniz

19 Januari 2021   06:48 Diperbarui: 19 Januari 2021   07:09 3409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi konsep teodise. Foto: gesppp.wordpress.com.

Sebagai makhluk terbatas manusia hanya mengenal kehendak Allah dalam keterbatasannya itu. Dia tidak bisa menyelami segala yang ada dalam kehendak Allah. Namun, satu hal yang pasti bahwa apa yang dibuat Allah adalah apa yang terbaik yang diberikan untuk manusia dan dunianya. Allah tidak pernah merancang kejahatan untuk dunia.

Kisah Ayub kiranya menjadi contoh yang jelas bagi pergulatan setiap orang beriman menghadapi penderitaan.  Manusia juga dipandang sebagai sebuah persoalan. Hakikat manusia sebagai sebuah persolan ditandai dengan kedinamisannya, adanya misteri, dan paradoksal.

 

Kebahagiaan

Hal yang diinginkan oleh Sang Creator untuk creatures-Nya adalah kebahagiaan. Ini artinya Allah tidak ingin melihat ciptaan-Nya hidup dalam ketidakbahagiaan. 

Menurut Aristoteles, tujuan manusia adalah untuk mencapai kebahagiaan atau hidup yang baik. Kebahagiaan itu haruslah objektif, yaitu hidup yang bermutu dan bernilai yang dibimbing oleh akal budi dan bukan atas dasar nafsu-perasaan senang saja. Kebahagiaan itu harus diperjuangkan. Eudaimonia - istilah yang dipakai Aristoteles dalam menyebut kebahagiaan -- adalah keadaan jiwa yang tidak memerlukan hal-hal material lagi.

Eudaimonia tidak sama dengan kegembiraan psikologis (felicity), kesenangan atau kenikmatan karena mendapat posisi atau berhasil (happiness), dan perasaan senang fisik atau psikologis belaka (pleasure). Kebahagiaan adalah hadiah yang diperoleh manusia ketika berbuat baik. Kebahagiaan bukanlah sebuah teori tetapi merupakan gabungan ide dan perbuatan (unsur tahu-mau). Maka, eudaimonia atau kebahagiaan adalah objek tujuan manusia secara utuh. 

 

Problem Kejahatan

Kejahatan bukan sekedar pelbagai perbuatan bukan baik yang keluar dari hati manusia yang amburadul, melainkan inti keras dan jahat di dalam perbuatan-perbuatan itu. 

Kejahatan bukan sekedar kelemahan seseorang sehingga ia mengikuti nafsu dan emosinya, terbawa oleh rasa dendam spontan, malas dan sebagainya, melainkan sikap jahat sungguh-sungguh sejauh memang termasuk di dalam kelemahan-kelemahan itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun