Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paus Fransiskus dan Kaum Religius di Era Disrupsi Digital

14 Januari 2021   11:04 Diperbarui: 14 Januari 2021   11:16 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesan Paus Fransiskus untuk keluarga Katolik. Sumber: www.mirror.co.uk

Paus Fransiskus menetapkan Tahun 2015 sebagai Tahun Hidup Bhakti. Pada kesempatan itu, Paus Fransiskus menyampaikan tiga pesan inti untuk semua kaum religius. Pertama, Paus berpesan agar semua anggota Kongregasi dan Tarekat Hidup Bhakti perlu bersukacita. Ajakan ini dikumandangkan agar setiap anggota Hidup Bhakti selalu menularkan rahmat sukacita yang diterima melalui panggilan khusus yang diterima dari Allah.

Kedua, Paus Fransiskus mengingatkan kepada semua anggota Kongregasi dan Tarekat Hidup Bhakti agar selalu berani. "Beranilah! Kalian yang jatuh cinta pada Tuhan tahu bagaimana mempercayai Dia sepenuhnya, seperti yang dilakukan oleh Para Pendiri kalian masing-masing, dengan membuka cara-cara baru dalam membangun Kerajaan Allah. Dengan kuasa Roh Kudus yang menyertai saudara-saudara, keluarlah ke jalan-jalan dunia dan tunjukkanlah daya pembaruan Injil, yang jika diterapkan, juga melakukan hal-hal yang menakjubkan saat ini dan dapat menjawab semua pertanyaan umat manusia" (Tahun Hidup Bhakti, 2014:63).

Ketiga, Paus berpesan "Jadilah laki-laki dan perempuan persekutuan!" Dengan berakar kuat pada persekutuan pribadi dengan Allah, yang telah Anda pilih sebagai porro unum atau bagian yang baik (bdk. Luk. 10:42) dari keberadaan Anda, jadilah pembangun persaudaraan yang tak kenal lelah, terutama laksanakanlah di antara kalian sendiri hukum Injil saling mengasihi, kemudian kepada semua orang, lebih-lebih mereka yang paling miskin. Tunjukkan bahwa persaudaraan universal bukan suatu utopia, melainkan impian Yesus sendiri bagi seluruh umat manusia.

Ketiga pesan Paus, sejatinya mendorong setiap Kongregasi dan Tarekat Hidup Bhakti untuk terus memperbarui diri seiring perubahan zaman. Hal yang penting untuk dicermati adalah bagaimana setiap Kongregasi dan Tarekat Hidup Bhakti memahami, memaknai, dan menghidupi karisma yang telah dibangun dalam institusi masing-masing. Karisma Hidup Bhakti merupakan salah satu road map ke mana dan bagaimana sebuah Kongregasi dan Tarekat Hidup Bhakti melangkah.

Setiap Kongregasi dan Tarekat Hidup Bhakti, pada umumnya memiliki karisma masing-masing. Karisma dalam hal ini menjadi semacam jiwa (the soul of religious life) dari semua pelayanan Kongregasi dan Tarekat Hidup Bhakti. Dalam hal ini, ada pembedaan antara karisma para Pendiri (Founder) dan karisma Pendirian Kongregasi. Keduanya memang sama-sama bersumber dari gerakan yang sama, yakni Roh Kudus. Akan tetapi, cara mengekspresikan inspirasi ini menjadi poin yang perlu dicermati sebagai sebuah pembedan.

Dari masing-masing karisma Kongregasi dan Tarekat Hidup Bhakti yang ada, pertanyaannya adalah: "Bagaimana cara masing-masing Kongregasi dan Tarekat menghidupi karismanya di zaman sekarang?" Hal ini tentunya bukan berkaitan dengan soal relevan atau tidak, akan tetapi bagaimana karisma setiap Kongregasi dan Tarekat Hidup Bhakti menanggapi dan menghadapi tawaran dunia yang semakin berubah. Apakah institusi Hidup Bhakti mampu menemukan cara-cara baru dalam memperluas Kerajaan Allah atau malah mangambil jarak dan menarik diri dari kemajuan zaman?

Konteks pandemi Covid-19 dan transformasi era digital sekarang ini, tentunya menjadi salah satu lahan uji: ke mana dan bagaimana karisma setiap Kongregasi dan Tarekat Hidup Bhakti bergerak. Ketika pandemi Covid-19 mengepung semua lini kehidupan, ruang gerak hidup sosial pun ikut berubah. 

Semua dinamika hidup harian pun, dipaksa untuk dialihkan ke sistem daring. Transformasi dinamika hidup sosial ini, tentunya berdampak pula pada ruang gerak pelayanan masing-masing Kongregasi dan Tarekat Hidup Bhakti. 

Maka, ketiga pesan Paus Fransiskus pada perayaan Tahun Hidup Bhakti 2014 menjadi penting untuk didalami. Pertanyaannya: "Apakah kaum religius tetap bersukacita, berani keluar, dan tetap mempererat persekutuan dalam situasi pandemi dan disrupsi era digital saat ini?"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun