Prospek ini mendapat dukungan dari ormas-ormas yang menjadi pion provokatif pemecah-belah Kebhinekaan Indoneisa. Hal ini tentunya menjadi potret bahwa sejarah, atau lebih tepatnya memori, bukanlah barang mati. Memori tetap memiliki kesempatan untuk diakses.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!