Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Nasib Kata "Orang Tua" dalam Bahasa Tulis

3 Oktober 2020   07:19 Diperbarui: 3 Oktober 2020   07:34 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

"Orang tua siswa wajib hadir dalam rapat sekolah Minggu ini!" Kalimat ini, jika dilihat sepintas memang benar. Tapi, muncul pertanyaan dalam benak saya: "Siapa orang tua yang dimaksud?" Apakah orang yang sudah lanjut usia ataukah ayah-ibu para siswa? Apakah yag dimaksud itu orang tua atau orangtua? Kepala sekolah menjawab: "Yang saya maksudkan dengan kata orang tua adalah ayah-ibu para siswa!" Saya kemudian bergumam: "Kasian nasib orangtua dan orang tua dalam kemasan tulis."

Ketika membaca tulisan-tulisan yang nongkrong di portal media, baik cetak maupun online, saya dibuat tak nyaman dengan penggunaan kata orang tua (orangtua). Kenapa demikian? Kata orangtua (orang tua) kadang dipakai tak sesuai maksud. Ada tulisan yang menggunakan kata orang tua (orangtua) dalam semua jenis percakapan bahasa tulis. Semuanya diaduk jadi satu dalam bakul tulisan. Persoalannya, kita kadang tak tahu benar, kata orang tua (orangtua) yang dimaksud memang mau menjelaskan tentang siapa.

Kita perlu melakukan "sweeping" di tengah merebaknya pandemi kata. Di sana-sini, kita melihat, ada begitu banyak orang "mengobral" kata via tulisan. Ketika semakin banyak kata yang diobral, kita justru tak punya waktu untuk mencermati dengan baik makna kata. Kita pun larut dalam riuhnya pandemi kata. Dalam tulisan ini, saya mencoba 'tuk mengulas dan mencermati kata orang tua (orangtua) yang kerap disaji bahasa tulis. "Makna selalu tersembunyi," kata Jaques Derrida. Dalam bahasa verbal, makna selalu ditangguhkan. Akan tetapi, ketika ditulis, makna dengan mudah ditangkap. Persis ini yang terjadi dalam kata orang tua (orangtua).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian kata orang tua adalah demikian: mengarah pada penjelasan tentang ayah-ibu kandung; dan orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli); orang-orang yang dihormati dan disegani. Untuk soal definisi kata, saya tak terlalu memperhatikan secara saksama -- toh KBBI tak membuat klasifikasi (satu suku kata atau dua suku kata) atas kata orang tua (orangtua). Saya justru menaruh lebih banyak perhatian pada cara penulisan kata ini. Rupanya, KBBI juga tak mau menyatukan cara penulisan kata tersebut. KBBI bahkan menolak kata orang tua direkat menjadi satu.

Bagaimana jika kata ini digunakan dalam komunikasi tulis? Coba simak beberapa contoh berikut sesuai dengan ulasan penulisan kata dalam KBBI. Pertama, "Kedua orang tua saya mengikuti acara wisuda." Kedua, "Orang tua itu mengantar saya ke warung kopi." Dalam bahasa verbal, kedua kata ini (orangtua dan orang tua) tidak terlalu dipermasalahkan karena saya tak memberi jeda sebentar ketika melafal kata ini dalam konteks kalimat yang berbeda. Akan tetapi, ketika dibuat dalam tulisan, perbedaanya justru ditemukan.

Kata orang tua pada kalimat yang pertama jika dipahami dengan baik merujuk pada penjelasan sosok ayah dan ibu saya. Akan tetapi, penulisannya justru membuat maksudnya menjadi rancu. Maka, sebaiknya, kalimat pertama itu ditulis: "Kedua orangtua (kata orang tua direkat) saya mengikuti acara wisuda." Cara penulisan dalam hal ini bertujuan memperjelas dan memastikan bahwa orang tua yang dimaksud adalah ayah dan ibu saya. Maka, kata orangtua (tanpa spasi) dalam hal ini, tentunya berkaitan dengan status, bukan usia. Nah, pada kalimat kedua, kata orang tua jelas tidak merujuk pada status (ayah dan ibu saya). Kata orang tua (dispasi) merujuk pada usia seseorang (orang yang sudah lanjut usia).   

Ketika saya menyebut orang tua  atau orangtua secara verbal, kedua makna kata ini bisa saja dicampur menjadi satu. Maknanya pun bisa saja juga tak mudah dipahami. Maka, dalam bahasa tulis, kata ini perlu diperjelas, tentunya dengan cara penulisan yang benar. Apa yang bisa dipelajari dari contoh penulisan ini antara lain: kita bisa membuat tulisan yang mudah dipahami dan dicermati pembaca, lalu makna setiap kata menjadi jelas sesuai dengan maksud penulisan, dan setiap kata memiliki kekuatan defisini dari cara penulisan yang benar.

Penulisan kata dengan penggalan yang jelas serta penggunaan tanda baca yang benar membuat orang mudah memahami maksud dan pesan tulisan. Penggalan yang benar pada setiap kata dan suku kata membantu pembaca memahami apa yang sebenarnya tengah diulas dan dimaksudkan pengarang atau penulis dari tulisannya. Jika tidak, pembaca akan "loading" beberapa kali untuk mengerti dan menangkap maksud tulisan.

Tentang pemaknaan atas bahasa tulis dan verbal ini juga mengantar saya pada penjelasan Jaques Derrida. Jaques Derrida, salah seorang filosof Prancis selalu mengingatkan kita tentang tujuan penangguhan dalam merazia bahasa. Derrida menjelaskan salah satu contoh bagaimana kata "differance" dan "difference" dalam bahasa Prancis dipakai dalam "sweeping" kebenaran. Kedua kata ini, jika dilafal, bunyinya sama: "differong" (pengucapannya dalam bahasa Prancis). Akan tetapi, jika ditulis, perbedaan maknanya sangat terlihat. Kata orang tua (orangtua) juga demikian.

Ketika saya menyebut orang tua belum tentu maksudnya adalah ayah dan ibu saya. Sama halnya ketika saya menyebut orangtua, belum tentu juga maksudnya adalah orang yang lebih tua. Maka, cara penulisan yang benar dalam hal ini, membantu kita untuk memenggal maksud dari setiap kata yang diulas. Jika tidak, kita akan tidur dan dininabobokan dalam kesalahan yang dilakukan berulang-ulang. Jika melihat kata-kata demikian, kita wajib terganggu. Itulah bahasa, makna, dan penggunaannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun