Mohon tunggu...
Tino Cristian
Tino Cristian Mohon Tunggu... Penulis - Membaca, menulis, olahraga dan jalan-jalan

tempang bebet gheong tana ata

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dari Mana Asalku? (Refleksi Singkat)

7 Februari 2021   20:26 Diperbarui: 7 Februari 2021   21:06 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku seringkali bertanya dalam diriku, dari manakah sesungguhnya aku berasal? Apakah dari kampungku, apakah dari ibu atau bapaku? Sesungguhnya pertanyaan ini tak bisa dijawab begitu saja melainkan melalui sebuah refleksi yang mendalam. Iya, aku merefleksikan bahwa sesungguhnya, aku berasal dari cinta. Cintalah yang meng-adakan aku di dunia melalui kedua orang tuaku. Tanpa kehadiran orang tuaku tidak mungkin aku ada. Tuhan menitipkan cinta itu ke dalam rahim ibuku melalui penyatuan kedua sel, yaitu sel pria dan wanita. Penyatuan kedua sel itu menimbulkan cinta yang baru.

Sel baru itu mengandung kromosom, dan kromosom-kromosom itu mengandung molekul-molekul halus dan berbelit-belit, yang di sebut gene atau pembawa sifat yang akan terwujud dalam manusia (cinta) yang baru nantinya. Misalnya bentuk tubuh, sikap-sikap badani dan rohani, nafsu-nafsu, semuanya sudah terpendam di dalam sel awal ini. Di samping warisan sifat-sifat jasmaniah rohaniah dari ayah dan ibuku, juga aku diperoleh warisan-warisan dari penurun-penurun yang lebih atas yaitu (leluhurku)

Percampuran kromosom-kromosom dari sperma laki-laki dan sel telur bisa menempuh variasi yang bermacam-macam, sehingga tiap anak dari suami-isteri bisa memiliki pembawaan yang berbeda-beda. Pada minggu kedua sesuda pembuahan, sel-sel dikumpulkan atau yang disebut embryo. Selanjutnya embryo mencapai diferensiasi yang cukup besar sehingga disebut manusia. pada minggu keempat aku mulai dibentuk secara perlahan-lahan. Pada minggu keenam terbentuklah tangan dan lenganku. 

Pada minggu kedelapan aku bukan lagi embryo, tapi fetus. Yang artinya semua diriku sudah terbentuk, sehingga wujud kemanusiaanku sudah nampak jelas. Dan setelah semuanya berjalan tahap demi tahap maka hadirlah aku di tengah dunia dalam keadaan yang sempurna. Aku hadir dengan tangisan. Tangisan yang menandakan bahwa aku telah hadir di dunia, menambah anggota baru dalam keluarga dan dunia.

Setelah aku hadir ke tengah dunia dalam keadaan yang sempurna, aku pun mulai dirawat dan dibesarkan dengan cinta oleh kedua orang tuaku. Mereka menjagaku dari segala ancaman, berusaha agar aku tetap tersenyum. Ketika aku menangis mereka menghiburku dengan berbagai cara, menggendongku, membelaiku dan membuatku tersenyum gembira. Aku benar-benar sang cinta yang berada dalam cinta. 

Orang tuaku benar-benar mengorbankan cintanya yang besar demi diriku. Cinta yang memampukan aku untuk mampu tersenyum, mampu berjalan, dan mampu menapaki kehidupan baru. Tanpa cinta aku tidak berarti apa-apa. Maka karena da cinta aku menjadi manusi yang berarti. Iya aku menapaki kehidupanku di dunia, aku disambut oleh cinta. Cintalah yang menjadi asal dan tujuanku. Cinta yang menjadi awal dan akhir hidupku.

Ketika aku memulai kehidupanku di dunia, aku disambut oleh cinta. Cinta orang tua memungkinkan aku mengada dan hidup. Cinta juga yang menumbuhkan aku. Dan, cinta pula yang memeluk aku di akhir hidupku. Karena cinta aku hidup, karena cinta pula aku kembali kepada Sang Penciptaku. Karena cinta aku bekerja. Karena cinta, aku berisirahat. Karena cinta, aku berjalan-menjadi mencintai. Cinta membuatku berubah, berziarah dalam hidupku. Karena cinta, keterbatasanku bukanlah kenaifan melainkan eksistensi. Armada riyanto MM 165.

Sejak ribuan tahun lamanya, manusia menciptakan gambaran aka asal-usulnya sendiri. Manusia dikatakan merupakan unsur dalam (dunia Ilahi) yang sudah selalu ada. Alam semesta bersama dengan manusia di dalamnya merupakan suatu kenyataan Ilahi, dan alamini berputar tanpa henti-hentinya dalam lingkaran tertutup dari kekal sampai kekal. Maka di dunia ini tidak terdapat sesuatu yang baru, sesuatu yang mengarah ke depan. Semuanya merupakan suatu proses yang berulang-ulang, seperti misalnya dalam hal lahir dan meninggal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun