Mohon tunggu...
Krisna Aditya
Krisna Aditya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Menulis dan melihat apa yang sedang terjadi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Budaya Sampai ke Jepang

12 September 2020   19:47 Diperbarui: 12 September 2020   19:46 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budaya, kata yang selalu menggambarkan suatu keberagaman yang di dalamnya terdapat banyak unsur yang akhirnya membuat Bangsa Indonesia menjadi sebuah negara yang unik. Keunikan yang sering dijumpai dalam bentuk Bahasa, suku, pakaian, dan tarian yang di setiap pulaunya berbeda. 

Budaya pada dasarnya akan menjadi sebuah penuntun dan pembentuk hidup seseorang. Beragamnya budaya ini juga didukung dengan globalisasi yang terjadi di semua belahan dunia saat ini. 

Budaya dan Globalisasi merupakan dua hal yang sifatnya dinamis, dan jika kita telaah lebih dalam lagi, maka globalisasi akan membawa sebuah budaya menjadi sebuah hal yang menarik bagi banyak kalangan khususnya kaum muda yang masih menempuh Pendidikan, baik itu sebagai pelajar di tingkat Sekolah Menengah Atas atau sudah menjadi Mahasiswa. 

Budaya yang ditanamkan sejak kecil pada kita akan menuntun kita pada sebuah masa dimana kita harus bisa menempatkan diri dalam sebuah kondisi. Namun, sebenarnya, dengan didukung dengan kemajuan globalisasi yang ada, kita dapat mempelajari banyak budaya yang berkembang diluar sana, baik dari daerah lain di sudut negeri Indonesia maupun budaya dari negara asing.

Salah satu budaya asing yang menarik dan biasanya menjadi tujuan dari pelajar untuk melanjutkan masa studi atau pendidikan adalah Jepang. Negara Jepang sendiri memiliki berbagai budaya yang dapat dipelajari mulai dari budaya kerja sampai budaya yang berada di dunia hiburannya. 

Budaya popular Jepang dapat meliputi banyak hal, seperti pertunjukan televisi, film, comic/manga, dan animenya. Budaya J-Pop ini umumnya dikonsumsi masyarakat Indonesia, khususnya kaum remaja yang akhirnya diapresiasi oleh banyak masyarakt Indonesia dengan membuat lukisan tokoh anime Jepang ataupun menjadikan gaya berpakaian tokoh-tokoh yang ada diadopsi oleh para pemuda di Indonesia. 

Dalam budaya Jepang, juga ada bentuk budaya komunikasi non-verbal yang kita kenal dengan sikap membungkukan badan 45 derajat, hal ini dikenal dengan nama Ojigi. Hal ini dilakukan untuk menghormati orang yang lebih tua, sama seperti halnya di Indonesia, kita menghormati orang yang lebih tua dengan membungkukkan badan lalu memberikan salam atau mengulurkan tangan. 

Selain itu, budaya yang dapat dicontoh oleh kita kaum muda jika sedang belajar di Jepang adalah Kochirae Douzo, yaitu mengarahkan seseorang untuk ke tempat yang ia tuju, biasanya kita kaum muda lupa untuk berlaku sopan kepada siapapun bahwa menunjukkan tempat jangan langsung menunjuk dengan jari, namun kita sebaiknya berlaku lebih sopan. 

Selain itu, ada salah satu budaya Jepang yang mungkin bisa diterapkan di Indonesia, yaitu Prinsip Kaizen. Prinsip ini menekankan masyarakat Jepang untuk berkomitmen tinggi pada suatu pekerjaan dan diselesaikan sesuai jadwal agar tidak menimbulkan pemborosan. Hal ini penting karena jika dilihat dari pengalaman yang ada, kita sebagai kaum muda terkadang meremehkan sebuah pekerjaan dan suka menunda, akibatnya pekerjaan itu terbengkalai dan pekerjaan lainnya akan terus datang sampai waktu yang tidak dapat kita sendiri tentukan. 

Hal ini berkaitan dengan kedisiplinan yang harus dijunjung tinggi di mana pun dan kapan pun kita melakukan suatu pekerjaan atau tugas agar kita bisa mendapat kepercayaan dari lingkungan sekitar kita.

Sejatinya, globalisasi dan budaya selalu beriringan sampai kapanpun itu karena sifatnya yang dinamis. Globalisasi tidak hanya soal politik dan ekonomi, namun juga bisa menciptakan sebuah homogenisasi yang dapat menyatukan standarisasi budaya secara universal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun