3. Uji Core Drill.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bor inti, dengan mengambil beton jadi sebagai sampel. Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut:
- Ambil contoh beton tanpa merusak struktur atau membentur tulang beton.
- Melakukan tes cursing test.
- Mengukur hasil tes ini, walaupun tes ini sangat beresiko, namun hasilnya sangat akurat.
4. Hammer Test.
Uji Hammer Pengujian ini dilakukan jika beton telah dituangkan ke dalam elemen konstruksi seperti balok, pelat, atau kolam renang. Alat yang digunakan untuk pengujian ini adalah alat uji palu. Cara pengujiannya adalah sebagai berikut:
- Identifikasi 20 titik pada permukaan yang akan diuji.
- Pastikan permukaan beton rata, jika tidak maka harus diratakan dengan gerinda.
- Hasil dihitung menggunakan standar deviasi untuk menentukan kekuatan dan sifat beton.
5. Ultrasonic Non-Destructive
Kontrol jenis ini telah digunakan di berbagai negara selama ribuan tahun, termasuk Indonesia. Pengujian non-destruktif ultrasonik ini dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis peralatan pengujian NDT. Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut:
- Mendeteksi kedalaman dan retakan pada beton.
- Melakukan uji keseragaman pada beton.
- Pengujian tidak merusak, seperti beton yang terbakar secara alami.
- Mendeteksi kerusakan permukaan dan perubahan pada beton.
- Mengukur modulus elastisitas dari beton
Fungsi pengujian beton dan tata cara pengujiannya adalah untuk mengetahui mutu beton. Berkat pengujian ini, konstruksi beton akan menjadi lebih kuat. Jadi lebih aman dan tahan lama dalam berbagai kondisi cuaca.
Penulis       : Krisna Wahyu Wiratama
Mahasiswa Teknik Sipil, Universitas Katolik Soegijapranata
