Mohon tunggu...
Krisna Wahyu Wiratama
Krisna Wahyu Wiratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIKA

hobi musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Uji Laboratorium Beton

26 Oktober 2023   11:52 Diperbarui: 26 Oktober 2023   12:35 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://precast.co.id/konstruksi/alat-uji-beton-dan-proses-pembuatannya/

Pengujian beton harus dilakukan untuk memastikan beton siap digunakan dalam berbagai jenis proyek konstruksi. Beton sendiri merupakan material utama yang digunakan dalam pembangunan proyek konstruksi besar. Seperti gedung bertingkat, jalan beton dan konstruksi jembatan. Beton digunakan hampir di setiap bagian bangunan, mulai dari pondasi hingga atap.

Beton sendiri biasanya dibuat dari pasir, kerikil, semen dan kapur yang semuanya dicampur dengan air. Ya, rasio pencampuran ini akan mempengaruhi kualitas beton. Oleh karena itu, setelah pembuatan beton harus diperiksa keawetannya, karena jika tidak sesuai maka beton harus dibongkar untuk meningkatkan mutunya.

Fungsi Pengujian Beton

Pengujian beton sebelum digunakan sangat penting untuk proyek besar maupun kecil. Fungsi pengujian beton adalah untuk memastikan bahwa beton mampu menahan beban mati langsung atau berat. Selain itu, pengujian beton juga digunakan untuk mengetahui umur beton. Pengujian pada beton ini juga digunakan untuk mengukur kadar air pada beton yang berhubungan dengan mutu beton. Ternyata hasil pengujian beton juga menjadi standar deviasi untuk menentukan mutu beton dan ketahanan terhadap tekanan.

Jenis dan Tata Cara Pengujian

Banyak sekali jenis bahan yang digunakan untuk menguji bahan beton, sehingga jenis dan tata cara pengujiannya pun berbeda-beda.Berikut beberapa jenis dan prosedur tes khusus yang perlu Anda ketahui:

1. Compression Test.

Uji tekan atau pressure test bertujuan untuk mengetahui tekanan maksimum yang dapat ditahan oleh beton. Untuk menguji uji tekan harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Siapkan cetakan berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm* Letakkan cetakan di atas pelat baja bersih di atasnya dan beri minyak pelumas di dalamnya.
  • Tuang adonan beton ke dalam cetakan yang dibagi menjadi 3 lapisan sama rata. Pengeboran sebanyak 25 kali pada setiap lapisan.
  • Ratakan bagian atasnya dan catat tanggal dan waktu penuangan beton.
  • Diamkan selama 24 jam dan rendam dalam air beberapa saat sebelum dilakukan pengujian di laboratorium dan dicatat hasilnya.Siapkan cetakan silinder berdiameter 15 cm dengan tinggi 30 cm.

2. Slump Test.

Uji Slump test ini dilakukan untuk mengetahui kadar air beton. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan kerucut Abraham atau dengan alat khusus yaitu higrometer. Cara percobaannya adalah sebagai berikut:

  • Siapkan alat uji untuk tangki dengan diameter atas 10 cm, diameter bawah 20 cm, dan tinggi 30 cm.
  • Letakkan kerucut Abraham pada permukaan datar. Pastikan tidak menyerap air.
  • Tuang adonan beton yang sudah tercampur rata ke dalam kerucut dengan cara ditekan.
  • Tuang campuran beton menjadi 3 lapis, tiap lapis ditembus sebanyak 25 kali dengan batang baja diameter 16 mm dan panjang 600 mm. Pastikan ujungnya membulat agar adonan lebih kental.
  • Bersihkan mortar lepas di sekitar kerucut, lalu lepaskan permukaan kerucut dengan hati-hati.
  • Buka dan ukur tetesan di bagian atas kerucut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun