2. Adanya ghibah. Hal ini sangatlah baru, karena pada hakikatnya tahlilan itu bertujuan untuk dakwah. Namun, tahun demi tahun orang-orang mengadakan tahlilan, mereka berkumpul, berjumpa hingga menceritakan seseorang atau kejadian seseorang yang dibicarakan pada saat tahlilan. Hal itu, sangat dikhawatirkan karena bukanlah tempatnya untuk membicarakan seseorang. Dan jika melakukan ghibah (menggunjing) itu seperti memakan daging saudaranya sendiri. Sebagaimana firman Allah Q.S. Al-Hujurat:12 yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya Sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing Sebagian yang lain. Apakah ada di anatara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.
3. Adanya orang merokok, sehingga membuat semuanya bisa megap-megap. Biasanya hal ini dilakukan pada kebanyakan orang laki-laki. Mereka yang sudah terbiasa merokok, akan merokok Ketika sedang bertamu atau setelah makan.
4. Kurangnya disiplin waktu. Disiplin waktu sangatlah penting dalam kehidupan. Karena itu dalam mengadakan suatu kegiatan, terlebih pada pelaksaan tahlilan itu harus disiplin. Agar keluarga yang bersangkutan tidak menunggu terlalu lama.
Jadi, Tahlilan hingga saat ini masih banyak pro-kontra. Namun, pada hakikatnya tahlilan itu bertujuan untuk berdakwah yaitu menyebarkan agama Islam dengan cara mengadakan tahlilan tersebut. pada masa rasulullah tidak ditemukan ritual tahlilan ini, akan tetapi tahlilan di mulai sejak adanya wali songo hingga sampai saat ini di berbagai daerah di Indonesia dengan menggunakan tradisi masing-masing.