Mohon tunggu...
Krisma Wati
Krisma Wati Mohon Tunggu... Guru - dimana ada kesulitan di situ ada kemudahan

man jadda wa jadda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam dan Kebudayaan: Tahlilan

28 November 2020   10:13 Diperbarui: 28 November 2020   10:14 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tahlilan adalah salah satu tradisi atau budaya lokal di Indonesia. Hampir semua daerah di Indonesia mengadakan tahlilan. Dan biasanya mereka melaksanakan tahlilan di malam jum'at, di hari- hari tertentu Ketika meninggalnya seseorang, dari mulai hari pertama sampai hari ke-tujuh, hari ke-40, hari ke-100, hari ke-1000. Tahlilan terdiri dari pembacaan yasin, tahlil, beberapa surat/ayat dari alqur'an. Dzikir-dzikir lain, dan disertai do'a-do'a tertentu yang dihadiahkan kepada si mayit. Dan keluarga yang bersangkutan menyajikan menu makanan yang berbeda-beda setiap daerahnya.

Pembacaan surat-surat dan dzikir-dzikir sangatlah dianjurkan dalam Islam. Namun disini yang menjadi kontroversi ialah pembacaan tahlil yang dihadiahkan kepada si mayit. Ada dua pendapat terkait hal ini. pendapat pertama yang diungkapkan oleh Imam Malik, dan Imam syafi'I; bahwa pahala bacaan sama sekali tidak bisa sampai kepada si mayit. Adapun dalilnya ialah: yang artinya "dan bahwasanya seseorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakan sendiri. Sedangkan pendapat kedua diungkapkan oleh Imam Abu Hanafih, imam Ahmad bin Hanbal, dan Sebagian pengikut Imam Syafi'I; bahwa mereka berpendapat bahwa pahala bacaan bisa sampai kepada si mayit.

Begitupun dengan hal penyidangan makan. Dalam Islam penyidangan makanan merupakan perkara yang terpuji bahkan sangat dianjurkan sekali. Namun, yang menjadi permasalahan apabila penyajian hidangan makanan tersebut dilakukan oleh keluarga si mayit. Maka, hal ini memiliki hukum tersendiri. Sebagaima salah seorang sahabat Rasulullah SAW berkata: "kami menganggap atau memandang kegiatan berkumpul di rumah keluarga mayit, serta penghidangan makanan oleh keluarga mayit merupakan bagian dari nihayah (meratapi mayit)". (H.R. Ahmad. Ibnu Majah dan lainnya).

Tahlilan pada dasarnya bertujuan untuk dakwah (menyebarkan agama Islam) yang diawali oleh wali songo yang tersebarlah hingga saat ini. Tradisi tahlilan mengikuti perkembangan zaman. Dimana pada pembahasan di mata kuliah Studi Islam tentang tahlil, bahwa menyebutkan ada beberapa dampak positif dan negatif dari tahlilan. Secara keseluruhan memang tahlilan banyak mengandung hal positif, akan tetapi juga terdapat dampak negatifnya. Berikut ini dampak-dampak positif dari mengadakan tahlilan:

1. Menjalin dan menguatkan silaturahmi

2. Menjaga kerukunan antar warga

3. Menjaga tradisi gotong royong

4. Menguatkan tradisi saling bersedekah

5. Mempermudahkan penyampaian dan sosialisasi informasi

Dan ada beberapa dampak negatif dari mengadakan tahlilan tersebut yaitu:

1. Berlebihan menyajikan makanan, sehingga kedodoran anggaran. Hal ini juga tidak baik, jadi selayaknya jika ingin mengadakan tahlilan, adakan        semampunya. Jangan sampai kedodoran anggaran. Karena penyajian hidangan pun tidak ada kewajiban dalan Islam hanya saja sudah menjadi tradisi. Yang telah dijelaskan sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun